6 Pesepak Bola Afrika Utara Non-Diaspora, Mulai Karier di Negara Asal

Ternyata keberadaannya langka

Siapa sosok pesepak bola Afrika Utara paling notable di dunia? Mohamed Salah, Karim Benzema, Zinedine Zidane, Hakim Ziyech, atau Achraf Hakimi? Jika kamu perhatikan lebih jeli, kebanyakan dari mereka adalah diaspora. Dari daftar di atas, misalnya, hanya Salah yang memulai karier profesionalnya di klub lokal Mesir, El Mokawloon.

Hal ini cukup lumrah karena nyatanya fenomena ini banyak didorong oleh relasi pascakolonial. Seperti yang dibahas Poli dalam "Migrations and Trade of African Football Players: Historic, Geographical and Cultural Aspects" di jurnal African Spectrum, negara-negara perekrut pesepak bola terbesar asal Afrika terbesar adalah Prancis, Portugal, dan Belgia.

Meski begitu, tak bisa dimungkiri ada pemberlakuan sistem kuota untuk membatasi jumlah pemain asing tanpa status kewarganegaraan Uni Eropa. Ini yang kemudian membuat klub lebih memilih merekrut pemain asal Afrika dengan status diaspora, yakni yang datang ke negara-negara Uni Eropa saat masih di bawah umur dan bisa mengantongi dua kewarganegaraan sekaligus (tanpa harus melalui proses yang panjang pada usia dewasanya).

Artinya, keberadaan pesepak bola Afrika Utara yang memulai kariernya di negara asal sebelum pindah ke Eropa cukup langka. Bila bisa dirangkum, jumlahnya mungkin bisa dihitung jari. Berikut enam di antaranya.

1. Mohamed Salah 

6 Pesepak Bola Afrika Utara Non-Diaspora, Mulai Karier di Negara AsalMohamed Salah (instagram.com/mosalah)

Mohamed Salah adalah salah satu kasus unik nan langka untuk seorang pemain asal negara Afrika Utara. Ia tidak pernah mengenyam pendidikan di akademi sepak bola elite Eropa layaknya mayoritas atlet top dunia saat ini.

Ia bahkan baru pindah ke Eropa pada usia 20. Kariernya pun berjalan pelan, tapi pasti. Ia mulai di klub medioker FC Basel sebelum naik kelas ke Chelsea. Layaknya kebanyakan pemain baru lain, ia gagal dapat pos di klub tersebut dan harus dipinjamkan beberapa kali untuk dapat jam terbang yang cukup. 

Salah baru dapat sorotan ketika ia menjadi pemain pinjaman di AS Roma, sekitar empat tahun sejak kepindahannya ke Eropa. Kini ia jadi ikon penting di Liverpool sekaligus pemain asal Afrika dengan harga pasar tertinggi pada 2021 menurut Statista.

2. Youssef En-Nesyri  

6 Pesepak Bola Afrika Utara Non-Diaspora, Mulai Karier di Negara AsalYoussef En-Nesyri (instagram.com/ennesyri15)

Dikenal sebagai salah satu pemain kunci Sevilla, Youssef En-Nesyri ternyata salah satu pemain Afrika Utara berstatus non-diaspora. En-Nesryi baru pindah ke Spanyol pada usia 18 tahun dari sekolah sepak bola lokal Maroko, Academie Mohammed VI de Football (AM Football).

Itu pun tidak langsung ke klub elite. Ia mendarat di tim muda Malaga CF. Baru beberapa tahun kemudian, tepatnya pada musim 2018/2019, ia promosi ke tim utama Malaga dan berkesempatan berlaga di Segunda Division, liga kasta kedua Spanyol.

Pada Januari 2020, hampir lima tahun setelah meninggalkan Maroko, En-Nesyri dapat momen eureka dengan bergabung bersama klub top Spanyol, Sevilla FC.

Baca Juga: Ternyata, Lompatan En-Nesyri Lebih Tinggi Ketimbang Ronaldo

3. Islam Slimani 

6 Pesepak Bola Afrika Utara Non-Diaspora, Mulai Karier di Negara AsalIslam Slimani (instagram.com/rscanderlecht)

Perjalanan Slimani untuk mencapai Eropa tidaklah mudah. Setelah lulus akademi di Aljazair, ia membangun kariernya profesionalnya dengan bergabung dengan klub lokal, CR Belouizdad, selama empat musim. Baru pada usia ke-25, Slimani berkesempatan menjamah Eropa dengan menjadi bagian dari Sporting Lisbon.

Setelah itu, tawaran datang dari juara Liga Premier Inggris 2015/2016, Leceister. Sayangnya, ia tak dapat tempat utama dan harus jadi pemain nomaden selama beberapa musim kemudian. Mulai dari Newcastle United, Fenerbahce, sampai AS Monaco sudah ia jajaki. 

Ia sempat berstatus pemain Olympique Lyon dan kembali ke Sporting sebagai free agent. Sampai akhirnya kini mendarat di RSC Anderlecht.

4. Azzedine Ounahi 

6 Pesepak Bola Afrika Utara Non-Diaspora, Mulai Karier di Negara AsalAzzedine Ounahi (instagram.com/azzedine_ounahi)

Sama seperti En-Nesyri, Ounahi memulai kariernya sebagai siswa akademi AM Football yang bermarkas di Maroko. Pada usia 18 tahun, ia merantau ke Prancis untuk bergabung dengan tim muda RC Strasbourg. Setelah dua musim, ia kemudian promosi ke tim utama klub liga kasta ketiga Prancis, US Avranches.

Kariernya menanjak perlahan menyusul kepindahannya ke ASC Angers, klub papan bawah Ligue 1 Prancis. Usai jadi salah satu kontributor penting dalam kesuksesan Maroko di Piala Dunia 2022, Marseille pun mengamankannya hingga tahun 2027. Ounahi jadi satu dari sedikit pemain Maroko di Piala Dunia 2022 yang tidak berlatar belakang diaspora luar negeri.

5. Nayef Aguerd

6 Pesepak Bola Afrika Utara Non-Diaspora, Mulai Karier di Negara AsalNayef Aguerd (instagram.com/nayefaguerd)

Usai lulus dari AM Football, Aguerd direkrut klub sepak bola profesional Maroko, FUS Rabat, selama sekitar lima tahun. Baru pada tahun 2018, tawaran dari Eropa datang padanya, tepatnya dari Dijon FCO yang berlaga di Ligue 2 Prancis.

Talentanya mulai menonjol ketika ia ditarik Rennes menjelang bergulirnya musim kompetisi 2020/2021. Cukup dua musim di Ligue 1 Prancis, West Ham United tertarik menggunakan jasanya sejak musim 2022/2023. Sayangnya, ia tak lagi dapat pos reguler di klub Inggris itu.

6. Adem Zorgane

6 Pesepak Bola Afrika Utara Non-Diaspora, Mulai Karier di Negara AsalAdem Zorgane (instagram.com/zorganeadem6)

Zorgane dijuluki sebagai satu-satunya pemain kelahiran 2000-an dari Algeria yang sempat mencicip liga top negaranya sendiri. Ia memulai kariernya sebagai murid akademi Paradou AC dan berhasil promosi ke tim utama pada usia 18 tahun. 

Setelah tiga musim bersama klub masa kecilnya, Zorgane pindah ke Jupiler Pro League (liga utama Belgia) sebagai pemain RSC Charleroi. Keberadaan pemain Aljazair seperti Zorgane yang tidak berstatus diaspora cukup langka. Ini dipengaruhi pula oleh pekerjaan ayahnya sebagai pesepak bola profesional yang sepanjang kariernya berkutat di Aljazair dan Maroko.

 

Tanpa status kewarganegaraan Uni Eropa, kans pemain Afrika Utara tentu semakin kecil. Apalagi ditambah anggapan (terutama dari klub-klub Inggris) bahwa pemain asal Asia, Afrika, dan Amerika Latin butuh waktu adaptasi lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan ritme permainan dan jadwal kompetisi Eropa. Tak heran jumlah pemain asing Afrika Utara non-diaspora pun tidak signifikan.

Baca Juga: 5 Pemain Non-Italia Bergelar Serie A Terbanyak, Ada Pemain Afrika!

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya