Rivalitas di Balik Duel Serbia vs Swiss Ada Konflik Kosovo! 

Beberapa pemain Swiss di Piala Dunia adalah imigran Kosovo

Dalam konstelasi politik global, Swiss menyatakan diri sebagai negara netral sejak 1815. Penerapan perdananya terjadi pada Perang Dunia I (1914-1918) di mana Swiss berhasil menjaga posisinya sebagai pihak netral berada di tengah negara-negara yang sedang berperang.

Merujuk fakta tersebut, Swiss tentu bukan negara yang diharapkan memiliki musuh sengit. Namun, sepertinya itu tidak berlaku dalam sepak bola. Empat tahun lalu di Rusia, laga Swiss kontra Serbia pada Piala Dunia 2018 sempat diwarnai kontroversi. Ini terkait gestur selebrasi Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka yang dianggap mengintimidasi publik Serbia. 

Pada Piala Dunia 2022, kedua tim kembali dipertemukan pada laga pamungkas Grup G. Tak hanya terbayang kontroversi masa lalu, pertandingan Serbia dan Swiss diprediksi akan berlangsung sengit karena mereka harus berebut kemenangan agar bisa melanggeng ke babak gugur. 

1. Deja vu Piala Dunia 2018 

Rivalitas di Balik Duel Serbia vs Swiss Ada Konflik Kosovo! Mitrovic merayakan gol ke gawang Kamerun pada Piala Dunia 2022 (instagram.com/fudbalskisavezsrbije)

Kembali ke Piala Dunia 2018, Serbia dan Swiss disatukan dalam Grup E bersama Brasil dan Kosta Rika. Keduanya dipertemukan dalam laga kedua penyisihan grup di Stadion Kaliningrad. Serbia unggul pada menit ke-5 usai Mitrovic mencetak gol pertama.  

Swiss yang bersikeras untuk menyamakan kedudukan akhirnya berhasil mewujudkannya lewat tendangan Xherdan Shaqiri pada menit ke-59. Shaqiri langsung merayakan keberhasilannya dengan menyilangkan kedua ibu jarinya dan membiarkan jemari lain terkepak bak sayap burung.

Tak cukup sekali, pada menit ke-90, giliran Granit Xhaka yang menjebloskan gol. Mengekor Shaqiri, ia melakukan selebrasi dengan gestur yang sama. Atas aksi tersebut, keduanya didenda FIFA. 

Baca Juga: 5 Pemain Aktif dengan Caps Terbanyak di Timnas Swiss 

2. Jejak diaspora Kosovo di Swiss 

Rivalitas di Balik Duel Serbia vs Swiss Ada Konflik Kosovo! Xherdan Shaqiri (instagram.com/swiss_nati_men)

Gestur tersebut mirip dengan lambang burung yang ada di bendera Albania. Apa hubungannya dengan kedua pemain Swiss dan mengapa dianggap mengintimidasi Serbia? Jawabannya ada pada fakta bahwa Shaqiri dan Xhaka lahir dari keluarga imigran Kosovo di Swiss. 

Melansir The Guardian yang melakukan wawancara dengan sejarawan, Kosovo merupakan sebuah wilayah di Balkan atau Eropa Tenggara yang dulunya berada di bawah okupasi Kekaisaran Ottoman. Mereka dihuni orang-orang beretnik Albania yang kemudian memeluk agama Islam ketika Ottoman masuk.

Pada 1912, mereka "dibebaskan" atau lebih tepatnya diintegrasi menjadi bagian dari Kerajaan Serbia. Masuk ke tahun 1918, sebuah negara kesatuan bernama Yugoslavia terbentuk dan Kosovo disertakan ke dalamnya. 

Melansir BBC, saat terjadi perang saudara di Yugoslavia, sama dengan Kroasia dan Bosnia, Kosovo pun hendak memerdekakan diri. Namun, upaya mereka dicegah oleh Serbia dengan berbagai upaya politik dan operasi militer. Warga Kosovo pun terpaksa melakukan relokasi untuk menyelamatkan diri. Tujuan utama mereka tentu negara-negara tetangga yang lebih stabil seperti Albania, Macedonia, dan Montenegro

Namun, tak sedikit yang bermigrasi ke tempat yang lebih jauh. Termasuk negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, dan Swiss. Merujuk Organisation for the Swiss Abroad (OSA), sebenarnya orang-orang Yugoslavia termasuk Kosovo sudah mulai bermigrasi ke Swiss untuk mencari pekerjaan yang lebih layak sejak tahun 1960-an. Namun, arusnya meningkat ketika krisis keamanan terjadi pada 1990-an. 

 

3. Pengingat bahwa konflik Kosovo-Serbia belum tuntas hingga kini 

Rivalitas di Balik Duel Serbia vs Swiss Ada Konflik Kosovo! pemain Serbia di Piala Dunia 2022 (instagram.com/fudbalskisavezsrbije)

Kosovo dan Serbia akhirnya menandatangani perjanjian damai pada 1999. Perjanjian ini terwujud usai North Atlantic Treaty Organization (NATO) melakukan serangan udara ke teritori Serbia selama bulan Maret sampai Juni 1999. Peristiwa tersebut sampai sekarang masih dikenang rakyat Serbia sebagai tragedi memilukan. 

Perjanjian damai tersebut memastikan bahwa Kosovo dapat otonomi yang sudah mereka dapat sejak menjadi bagian dari Yugoslavia. Selama beberapa waktu, pasukan penjaga keamanan juga berjaga di wilayah perbatasan Kosovo-Serbia. 

Sampai tahun 2006, Kosovo masih menjadi bagian dari Serbia di atas kertas sampai mereka mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Berbeda dengan bendera Albania, bendera Kosovo menunjukkan peta teritori mereka dengan enam bintang di atasnya. Bintang tersebut merepresentasikan enam etnik terbesar mereka yaitu Albania, Serbia, Bosnia, Turki, Romani, dan Gorani.

Namun, hingga kini ketegangan antara Serbia dan Kosovo belum juga padam. Melansir BBC, presiden Serbia Aleksandar Vucic yang menjabat sejak 2017 pernah bersumpah tidak akan mengakui kemerdekaan Kosovo.

Sejauh ini baru 99 dari 193 negara anggota PBB yang mengakui kedaulatan Kosovo. Gestur kepakan burung yang dilakukan Shaqiri dan Xhaka pada 2018 dianggap sebagai simbol dukungan terhadap kemerdekaan Kosovo yang tidak pernah diakui Serbia. 

Aksi tersebut dibalas oleh suporter Serbia pada 2022. Saat laga lawan Brasil (25/11/2022) lalu, seorang suporter Serbia kedapatan membawa spanduk yang bergambarkan bendera Serbia yang membentuk peta Kosovo. Ditambah dengan tulisan besar berbunyi "Tidak Menyerah".

Menurut liputan BBC, FIFA membuka kasus ini dan kemungkinan akan menjatuhkan sanksi pada Serbia menggunakan regulasi larangan penyertaan pesan politik di dalam pertandingan sepak bola. 

4. Peluang Serbia dan Swiss bertahan di Piala Dunia 2022 Qatar

Rivalitas di Balik Duel Serbia vs Swiss Ada Konflik Kosovo! Granit Xhaka (instagram.com/swiss_nati_men)

Melansir ESPN, Shaqiri dan Xhaka sudah menyatakan penyesalan mereka atas insiden empat tahun lalu di Piala Dunia 2018. Mereka berjanji untuk tidak lagi melakukan selebrasi yang mengintimidasi pihak lain. 

Fokus ke pertandingan mungkin jadi saran terbaik untuk kedua tim. Mengingat keduanya masih punya peluang yang sama untuk lolos ke babak 16 besar. Swiss lebih unggul karena sudah mengantongi satu kemenangan. Serbia hanya punya satu pilihan,  memenangkan laga tersebut dan memastikan selisih gol mereka lebih banyak dibanding Swiss. 

Baca Juga: Profil Dragan Stojkovic, Pelatih Serbia Mantan Legenda Yugoslavia

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya