SSC Napoli, Klub yang Jadi Simbol Rivalitas Italia Utara dan Selatan

Mendewakan Diego Maradona

Societa Sportiva Calcio Napoli atau yang kita kenal dengan SSC Napoli adalah klub asal Italia Selatan yang dikenal sebagai rumah pesepak bola kondang Diego Maradona. Meski hanya menaunginya selama 7 tahun, Maradona jadi nama yang terus dielu-elukan penggemar berat mereka.

Tak hanya kisah manis, SSC Napoli juga punya banyak cerita pahit, terutama kaitannya dengan demografi dan kondisi sosial politik markas mereka, Napoli. Seperti apa kisah klub sarat sejarah ini?

1. Didirikan William Poths asal Inggris dan seorang tokoh lokal Napoli, Ernesto Bruschini

SSC Napoli, Klub yang Jadi Simbol Rivalitas Italia Utara dan SelatanPara pemain SSC Napoli berlari di kamp latihan. (instagram.com/officialsscnapoli)

Melansir situs resmi Napoli, klub ini diprakarsai seorang pegawai perusahaan perkapalan asal Inggris bernama William Poths yang bertugas di Italia sejak 1903 dan seorang tokoh lokal Napoli, Ernesto Bruschini. Ditambah beberapa tokoh lain termasuk pesepak bola amatir macam Amedeo Salsi, Bayon, Conforti dan Catterina. 

Sejak pertama dicetuskan pada 1904, Napoli mengalami beberapa kali pergantian nama dan struktur. Pada 1912, ia sempat bernama Unione Sportiva Internazionale Napoli atau Internaples sebelum akhirnya bergabung dengan sang rival sekota, Naples FBC, pada 1922 dan berganti nama menjadi SSC Napoli. Namanya sempat berganti lagi menjadi Associazone Calcio Napoli pada 1926, tetapi kembali ke nama sebelumnya hingga sekarang.

2. Melalui jatuh bangun pada awal pendirian hingga 1960-an

SSC Napoli, Klub yang Jadi Simbol Rivalitas Italia Utara dan SelatanPara pemain SSC Napoli merayakan gol. (instagram.com/officialsscnapoli)

Sebelum jadi klub besar seperti sekarang, SSC Napoli harus melalui serangkaian peristiwa jatuh bangun. Keikutsertaan mereka di sebuah turnamen tercatat pada 1913 ketika Sir Thomas Lipton, seorang pengusaha teh asal Inggris, mengadakan turnamen kelas internasional untuk mewadahi klub-klub olahraga di Eropa, termasuk Italia Selatan.

SSC Napoli yang saat itu masih bernama Internaples tidak berhasil merebut tropi. Mereka kalah saing dengan FCB Naples yang berhasil merebut dua trofi, setingkat di bawah Palermo FC. Pada 1926, setelah melalui merger dan beberapa kali pergantian nama, SSC Napoli berhasil masuk ke Serie A. Mereka bertahan di liga tertinggi Italia selama 15 tahun sebelum melalui beberapa kali relegasi ke Serie B sepanjang 1940—1960.

3. Masa keemasannya terjadi pada 1980-an, ketika Diego Maradona didatangkan dari Barcelona

SSC Napoli, Klub yang Jadi Simbol Rivalitas Italia Utara dan Selatanmural Diego Maradona di Napoli (instagram.com/officialsscnapoli)

Prestasi mereka mulai stabil pada 1970-an ke atas. Ditambah dengan kehadiran Diego Maradona yang mereka boyong dari Barcelona. Melansir liputan Goal, Maradona seakan ditakdirkan untuk bermain di klub-klub yang merepresentasikan kelas pekerja. Ia memulai kariernya di klub Argentina Boca Juniors yang juga digandrungi para pekerja kelas menengah bawah.

Sempat bermain di Barcelona, ia menjadi korban pendukung rasis yang menjulukinya sudaca, cemooh untuk orang-orang Amerika Selatan yang berkulit gelap. Di Napoli, sang bintang menemukan rumah barunya. Sama dengan Boca Juniors, SSC Napoli bermarkas di kota yang identik dengan pekerja kelas bawah, kemiskinan, dan geng kriminal. 

Maradona menjelma menjadi bintang untuk Napoli yang membawa klub tersebut ke masa keemasan. Sebelum Maradona datang, Napoli belum pernah meraih scudetto atau juara Serie A. Bahkan, beberapa kali terancam terdegradasi. Kehadirannya langsung membawa angin segar untuk fans. Selama 1980-an, SSC Napoli berhasil meraih 2 scudetto, 1 Piala UEFA, dan 1 Piala Italia.

Tahun 1987 adalah tahun krusial yang tak akan pernah dilupakan pendukung setia mereka. Untuk pertama kalinya, tim kebanggaan Napoli tersebut berhasil merebut scudetto. Melansir The Guardian, penggemar fanatik atau ultras SSC Napoli berhamburan di jalanan dan melakukan berbagai ritual perayaan.

Mereka membuat parade pemakaman untuk menyindir Juventus hingga ritual penghormatan untuk sang pahlawan, Maradona. Hingga kini, Maradona masih dianggap dewa oleh rakyat Napoli. Bahkan, nama sang legenda sudah diabadikan untuk nama stadion markas mereka yang dahulunya bernama Stadio San Paolo.

Baca Juga: 5 Klub yang Mengalahkan Napoli di Serie A Italia Musim 2021/2022

4. Prestasi SSC Napoli makin memperkuat rivalitas Utara dan Selatan di Italia

SSC Napoli, Klub yang Jadi Simbol Rivalitas Italia Utara dan SelatanRafael Benitez saat masih menjadi pelatih SSC Napoli (instagram.com/officialsscnapoli)

Segregasi antara Italia Utara dan Selatan bukan hal baru. Ini semua bermula dari kesenjangan ekonomi yang nyata. Seperti ditulis Musolino dalam jurnal berjudul The North-South Divide in Italy: Reality or Perception, kesenjangan muncul karena bagian Utara memiliki akses lebih mudah untuk melakukan upaya-upaya internasionalisasi dan inovasi, seperti ekspor dan transfer pengetahuan. 

Ada keterbatasan infrastruktur dan logistik karena letak geografis kota-kota di bagian Selatan Italia membuat pertumbuhan ekonomi lebih lambat dibandingkan Italia Utara. Namun, disebutkan pula dalam penelitian tersebut bahwa sebenarnya kesenjangan GDP Utara dan Selatan tak begitu jauh.

Kesenjangan berdasar persepsi justru lebih kental. Rivalitas yang berakar dari proses unifikasi paksa oleh Kerajaan Sardinia atau Kerajaan Italia atas wilayah-wilayah di semenanjung atau bagian Selatan Italia saat ini pada 1860 mungkin lebih tepat menjelaskan bagaimana persepsi tersebut terbentuk. 

Hal ini pun tampak jelas di bidang sepak bola. Serie A didominasi oleh klub asal Utara, seperti Juventus, AC Milan, Roma, dan Internazionale. Melansir Goal, ketika pemain SSC Napoli harus melakoni laga tandang ke klub-klub Italia Utara, pendukung klub lawan mereka akan memasang spanduk bertuliskan "Selamat datang di Italia" seolah-olah mereka berasal dari kawasan antah berantah hingga berbagai ujaran rasis lainnya. 

Stereotip yang dipercaya orang Utara tentang warga Italia Selatan pun dibawa ke stadion. Tak heran bila ada potensi rusuh ketika SSC Napoli harus bertandang ke klub-klub besar asal Italia Utara. Begitu pun berlaku sebaliknya. Bahkan, melansir Politico, ketika Maradona meninggal, media-media Utara menggunakan kata-kata yang cukup kasar untuk mendeskripsikan sang legenda Napoli tersebut.

5. Beberapa kali dikaitkan dengan organisasi kriminal Camorra yang berakar di Napoli

SSC Napoli, Klub yang Jadi Simbol Rivalitas Italia Utara dan SelatanLorenzo Insigne mengenakan jersey spesial bergambar wajah Maradona. (instagram.com/officialsscnapoli)

SSC Napoli juga berada di pusaran aktivitas ilegal karena keberadaan geng kriminal terkenal bernama Camorra yang juga bermarkas di Napoli. Tuduhan keterlibatan Camorra dalam klub muncul pada akhir 1980-an. Liputan Independent pada 1995 menyebut bahwa Camorra dipercaya menyuplai kokain untuk sejumlah pemain dan staf klub, termasuk Maradona yang pada 1991 terbukti mengonsumsi kokain saat dilakukan tes darah usai pertandingan melawan Bari. 

Tuduhan terbesar yang dilayangkan kepada SSC Napoli terjadi pada 1987/1988 ketika mereka sebenarnya punya potensi kembali menyabet scudetto. Namun, secara mengejutkan kalah di beberapa pertandingan terakhir dan akhirnya memungkinkan AC Milan menyabet gelar juara.

Melansir liputan The Guardian, Camorra dipercaya menjadi dalang dari semua itu. Mereka menyelenggarakan judi bola ilegal di mana banyak warga Napoli yang menjagokan timnya menang scudetto musim itu. Untuk menghindari kerugian dan kebangkrutan karena tebakan para penjudi yang tepat, Camorra pun berusaha menggagalkan kemenangan tersebut.

6. Kemelut bisnis sejak 1990-an membuat Napoli mengumumkan kebangkrutan pada 2004

SSC Napoli, Klub yang Jadi Simbol Rivalitas Italia Utara dan SelatanPresiden klub Aurelio De Laurentiis memberikan tribut untuk sang legenda, Maradona (instagram.com/officialsscnapoli)

Tak hanya masalah Camorra dan skandal narkoba Maradona, melansir These Football Times, SSC Napoli kembali diterpa badai pada 1992 ketika sang presiden klub, Corrado Ferlaino, terlibat skandal tangentopoli. Saat  dipecat dari klub, ia meninggalkan banyak utang yang membuat keuangan Napoli pincang.

Beberapa pemain kunci, seperti Gianfranco Zola, Fabio Cannavaro, dan Ciro Ferrara pun dijual. Beberapa kali pergantian pelatih tidak membawa hasil berarti untuk kemajuan tim. Mereka bertahan di Serie A, tetapi tidak bisa mengulang masa keemasan yang dicicip satu dekade sebelumnya.

Puncaknya terjadi pada 2000-an. Meski sudah ada beberapa mitra dan pemegang saham baru yang diharap bisa memulihkan keuangan Napoli, klub ini akhirnya dinyatakan bangkrut pada 2004 dengan utang mencapai 79 juta euro atau saat ini sekitar Rp1,2 triliun.

Napoli kemudian diselamatkan Aurelio De Laurentiis, seorang produser film yang membeli klub tersebut dan berhasil memastikannya bisa bermain di Serie C pada 2004. Perlahan, pada 2007, SSC Napoli berhasil merangkak kembali ke Serie A. Selain sosok Laurentiis, pelatih Walter Malzari pun dilabeli sebagai tokoh penting dalam kebangkitan Napoli.

7. Salah satu klub dengan penghasilan tertinggi dan jumlah penggemar terbesar di Italia

SSC Napoli, Klub yang Jadi Simbol Rivalitas Italia Utara dan SelatanVictor Osimhen saat menyapa fans di tribun penonton. (instagram.com/officialsscnapoli)

Selain kebijakan keuangan dan performa cemerlang para pemain dan staf di lapangan hijau yang perlahan mengembalikan reputasi klub berjuluk Partenopei, SSC Napoli juga wajib berterima kasih kepada pendukung setia mereka. Meski timnya terdegradasi ke Serie C, para ultras tak segan memenuhi stadion.

Melansir The Bleacher Report,rata-rata okupansi penonton stadion mereka mencapai 67 persen dari total jumlah kursi yang tersedia. Hanya berada di bawah Inter Milan dan AC Milan. Laporan Delloite Football Money League 2021 turut menunjukkan bahwa total pendapatan SSC Napoli masuk dua puluh besar dunia pada 2018/2019 dan 2019/2020. 

Fakta sejarah SSC Napoli di atas seakan memperkuat betapa sepak bola lekat dengan isu sosial dan politik di suatu wilayah. Rumit, penuh kemelut, dan kontroversi, tetapi lekat dengan warga lokal.

Baca Juga: 5 Pemain Italia yang Membela Napoli pada 2021/2022

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya