Menpora Amali Buka Sosialisasi Inpres No. 3 Tahun 2019 di Surabaya

Lebih memperhatikan sepak bola nasional

Jakarta, IDN Times -- Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali secara resmi membuka acara sosialisasi perdana Instruksi Presiden (Inpres) nomor 3 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (4/5) malam. 

Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat Kemenpora antara lain, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Chandra Bhakti, Deputi Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah Mahfudin Nigara dan sejumlah pejabat lainnya.

Hadir pula, Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto, pengurus KONI dan Kepala Daerah se-Jawa Timur serta Rektor Unesa Surabaya, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes.

“Dengan senantiasa mengharap ridho dan rahmat Allah SWT, Bismillahirrahmanirrahim Sosialisasi Inpres nomor 3 tahun 2019 bertempat di Surabaya Jawa Timur ini dengan resmi saya buka,” kata Menpora Amali.

1. Diterbitkan Jokowi 2019 lalu

Menpora Amali Buka Sosialisasi Inpres No. 3 Tahun 2019 di SurabayaPesepak bola PSM Makassar, Silvio Escobar (kiri) berebut bola dengan pesepak bola Bali United, Hansamu Yama (tengah) dalam pertandingan Babak Penyisihan Grup B Sepak Bola Piala Jenderal Sudirman di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (29/11/2015). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Dalam sambutannya, Menpora Amali mengungkapkan bahwa Inpres nomor 3 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional ini diterbitkan Presiden Joko Widodo tahun 2019 lalu. Inpres ini menunjukan keseriusan Presiden Jokowi dalam memperhatikan olahraga sepakbola di tanah air. Bahkan, pada saat dirinya dilantik jadi Menpora, presiden secara khusus meminta agar sepakbola benar-benar diperhatikan.

“Satu-satunya cabang olahraga yang ada Inpres-nya itu hanya sepakbola, yang artinya apa tadi disampaikan oleh Presiden waktu itu, itulah perhatian bapak presiden Jokowi kepada pembinaan sepakbola kita. Kenapa? karena kalau dilihat dari seluruh dunia kita ini ada di rangking nomor 3 rakyatnya yang suka sepak bola,” ujar Menpora Amali.

Di sisi lain, berdasarkan hasil survei dari lembaga internasional yang terpercaya dan kredibel ada sebanyak 77 persen rakyat Indonesia yang menyukai sepakbola. Itulah yang menjadi alasan Menpora Amali memberanikan diri memulai kompetisi sepakbola meski di tengah pandemi. Dan itu diawali dengan kesuksesan turnamen Piala Menpora 2021.

“Itulah sebabnya kenapa saya memberanikan diri pada saat kompetisi terhenti, turnamen tidak ada, saya dan teman-teman PSSI berusaha sekuat tenaga supaya ada kegiatan sepakbola,” tukasnya.

2. Target 5 besar olimpiade 2044

Menpora Amali Buka Sosialisasi Inpres No. 3 Tahun 2019 di SurabayaTimnas Indonesia Senior saat tampil di pertandingan (IDN Times/Herka Yanis)

Menpora Amali juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah menyusun grand design olahraga nasional sebagai tindak lanjut arahan Presiden Jokowi yang meminta agar pola pembinaan atlet dan ekosistem olahraga nasional direview total. Dan targetnya, Indonesia bisa masuk 5 besar pada olimpiade 2044 nanti.

“Tentu ada target- target dalam desain besar itu. Kalau sekarang kita di olimpiade posisinya di bawah. Target kita 2044 nanti kita 5 besar dunia, karena saya diskusi dengan para profesor dari berbagai perguruan tinggi. Jadi bukan karangan-karangannya Menpora,” tegasnya. 

Selanjutnya, Menpora Amali kemudian memaparkan dipilihnya dipilihnya kota Surabaya, Jawa Timur sebagai tempat pertama dilakukan sosialisasi Inpres no 3 tahun 2019 bukan tanpa alasan. Tapi karena sejumlah alasan antara lain karena saat ini klub yang paling banyak bertanding di kompetisi Liga 1 adalah dari Jawa Timur yaitu 5 klub. Sementara provinsi lain hanya 1 klub dan bahkan tidak ada.

“Jawa Barat yang luar biasa semangat sepak bolanya saja, itu hanya punya satu klub, Persib. Jakarta yang ibu kota itu hanya punya satu Persija,” pungkasnya.

Selain itu, Jawa Timur juga mengutus lima pemain dalam tim nasional sepakbola 2021. Dengan demikian, Jawa Timur harus terus didorong untuk memajukan olahraga khususnya sepakbola.

“Sekarang program kita mulai dari sini. Jadi kalau sampai tidak maju sepak bolanya, berarti bukan karena tidak punya talenta, bukan tidak punya atlet, atau bakat tidak ada tetapi manajemennya yang harus review,” pungkasnya.

3. Sepak bola harus didorong ke arah sport tourism, sport industry, dan sport science

Menpora Amali Buka Sosialisasi Inpres No. 3 Tahun 2019 di SurabayaPemain timnas Indonesia Erol FX Iba (2kiri) menggiring bola dibayangi Maman Abdurrahman (kiri) dan disaksikan Syamsul Chaeruddin (paling kanan) dalam latihan di Stadion Jaka Baring, Palembang, Jumat (29/6/2007). Timnas Indonesia akan menjamu timnas Liberia dalam pertandingan persahabatan pemanasan Piala Asia 2007, Sabtu (30/6/2007) malam. (ANTARA FOTO/Prasetyo)

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sepakat dengan Menpora Amali agar sepakbola didorong ke arah sport tourism, sport industry dan sport science.

“Ketiganya ini mudah-mudahan menjadi satu kesatuan ketika Inpres no 3 tahun 2019 disahkan. Sport science adalah kebutuhan, bola menjadi penting untuk bisa pastikan bahwa setiap ada bola maka ada sport industri di dalamnya dan setiap ada bola ada sport tourism di dalamnya,” harapnya.

Khofifah pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Menpora Amali atas sinergi dan supportnya terhadap pemerintah daerah Jawa Timur.

“Terima kasih support dan seluruh perhatian kepada Pemprov Jawa timur. Mudah-mudahan Inpres 3 tahun 2019 ini akan menjadi bagian dari penguatan bagaimana dunia persepakbolaan di Jawa timur. Dan tentu menjadi bagian dari dunia sepakbola di tingkat nasional,” katanya.

Pada kesempatan ini, Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto yang menyebutkan bahwa problem sepakbola selama ini adalah tidak ada dukungan dari pemerintah daerah dalam pembinaan atlet, termasuk dukungan anggaran dalam APBD mereka. Dan kehadiran Negara dalam pembinaan atlet sudah Negara-negara tetangga Indonesia yang saat ini sepak bolanya mulai maju seperti Thailand, Laos dan Jepang. 

“Singkat kata dari itu adalah sepakbola ini tidak bisa sendiri. Semua harus dilakukan dengan kebersamaan, negara harus hadir. Pemerintah provinsi dan pemerintah kota, pemerintah kabupaten dan sebagainya,” tukasnya. (WEB)

Topik:

  • Jordi Farhansyah

Berita Terkini Lainnya