5 Peraih Golden Boy yang Gagal Meraih Potensi Terbaik dalam Kariernya

Cedera dan indisipliner jadi penyebabnya

The Golden Boy adalah penghargaan yang diberikan oleh jurnalis olahraga kepada pemain U-21 paling berbakat di Eropa dalam satu tahun kalender. Dianggap sebagai salah satu penghargaan paling bergengsi, ajang ini membantu dalam mengenali talenta muda terbaik di Eropa. Lionel Messi dan Sergio Aguero menjadi salah satu pemain yang pernah memenangkannya. 

Hebatnya, mereka pun berhasil menjalani karier yang luar biasa dengan deretan prestasi. Namun, tidak semua pemenang Golden Boy memiliki karir yang sukses. Berikut adalah lima pemenang penghargaan bergengsi ini yang gagal mencapai potensi mereka.

1. Anderson  

5 Peraih Golden Boy yang Gagal Meraih Potensi Terbaik dalam KariernyaAnderson (manutd.com)

Anderson adalah pemenang penghargaan Golden Boy tahun 2008. Pada usia 21, ia menandatangani kontrak dengan Manchester United dan diplot untuk menjadi penerus Paul Scholes. Setan Merah harus merogoh kocek hingga 31,5 juta euro atau sekitar Rp506 milyar dari Porto. Di musim perdananya, ia menjadi bagian skuad MU meraih Liga Champions dan Premier League bersama Cristiano Ronaldo.

Sayang, kariernya di Old Trafford tak pernah secemerlang yang diprediksi banyak orang. Cedera dan inkonsistensi menjadi penyebab performanya anjlok. Anderson hanya mencatatkan 105 penampilan selama sembilan musimnya di Old Trafford, dengan hanya mencetak lima gol. David Moyes meminjamkannya ke Florentina pada 2011, tetapi dia juga gagal tampil impresif di sana.

Sempat pulang ke Brasil, Anderson kemudian bermain untuk klub Turki Adana Demirspor pada 2018 sebelum gantung sepatu di akhir musim. Padahal saat itu usianya belum genap 32 tahun.

2. Alexandre Pato

5 Peraih Golden Boy yang Gagal Meraih Potensi Terbaik dalam KariernyaAlexandre Pato (twitter.com/Pato)

Pada usia 17, Alexandre Pato sudah menarik perhatian banyak klub, setelah mencetak satu gol dan tiga assist pada debutnya untuk Internacional. Dia kemudian menandatangani kontrak dengan AC Milan pada tahun 2008. Debutnya di Serie A pun berjalan manis dengan mencetak gol melawan Napoli. Pato langsung menjadi idola baru Milanisti, dan mampu mencetak 27 gol dalam dua musim pertamanya. Ia pun diganjar penghargaan Golden Boy pada tahun 2009.

Namun, cedera mulai mempengaruhi performa dan kariernya. Enam bulan setelah transfernya ke Milan, ia absen panjang karena cedera hamstring pertamanya. Dampaknya, cedera reguler kemudian kerap menerpa sang pemain. Masalah kebugaran kemudian menghancurkan kariernya. Ia tak lagi menjadi sosok yang sama. Pada 2013, ia dilepas ke Corinthians.

Pato sempat kembali ke Eropa ketika berkostum Chelsea dan Villareal, tapi masa keemasannya sudah habis. Kini pemain 32 tahun itu bermain di MLS bersama Orlando City.

Baca Juga: 5 Pelatih dengan Masa Jabatan Tersingkat dalam Sejarah Premier League

3. Mario Balotelli

5 Peraih Golden Boy yang Gagal Meraih Potensi Terbaik dalam KariernyaMario Balotelli (premierleague.com)

Tindakan indisipliner dan kebengalan Mario Balotelli bukanlah rahasia lagi bagi publik. Hal itu jugalah yang kemudian menghancurkan kariernya. Padahal, ia memiliki potensi besar sejak awal kariernya di Inter Milan. Dia merupakan bagian dari skuad inti Nerrazurri ketika meraih treble winner di era Jose Mourinho. Pada 2010, ia pun diganjar Golden Boy lewat prestasinya itu.

Di tahun yang sama Manchester City merekrut pemain asal Italia itu. Tak butuh waktu lama baginya untuk bersinar di Premier League. Ia mempersembahkan trofi EPL pertama City selama 35 tahun terakhir. Sayang, seiring waktu performanya menurun akibat tindakan indisiplinernya. Ia pun berganti klub mulai dari AC Milan, Napoli, Nice hingga Brescia, tetapi kariernya tak pernah mencapai terbaik. Kini pemain 31 tahun itu membela klub Turki Adana Demirspor.

4. Rafael van der Vaart  

5 Peraih Golden Boy yang Gagal Meraih Potensi Terbaik dalam Kariernyalaga perpisahan van der Vaart bersama Hamburg (twitter.com/rafvdvaart)

Rafael van der Vaart adalah pemenang pertama penghargaan Golden Boy pada tahun 2003, saat berusia 20 tahun. Dia melakukan debutnya untuk Ajax pada tahun 2000, saat berusia 17 tahun. Gaya permainannya kemudian disebut-sebut sebagai penerus Johan Cruyff. Selama lima tahun di Ajax, ia mencetak 63 gol dalam 156 penampilan dan bahkan diangkat menjadi kapten pada usia 21 tahun.

Ia kemudian bergabung dengan Hamburg pada 2005, dan sukses membawa mereka ke Liga Champions di musim perdananya. Pada 2008 Real Madrid memboyong sang pemain, tetapi itu menjadi titik penurunan kariernya. Sempat membela Tottenham dan kembali ke Hamburg, karier van der Vaart gagal berkembang karena cedera dan berbagai masalah pribadi. Ia kemudian mengakhiri kariernya di klub Denmark, Esbjerg pada 2018.

5. Mario Goetze

5 Peraih Golden Boy yang Gagal Meraih Potensi Terbaik dalam KariernyaMario Goetze (twitter.com/MarioGoetze)

Mario Goetze adalah pemenang Golden Boy 2011 setelah memenangkan dua gelar Bundesliga untuk Dortmund pada usia 19 tahun. Ia adalah andalan klub kala itu di bawah asuhan Jurgen Klopp. Pada 2013, ia pindah ke Bayern Munich asuhan Pep Guardiola. Ini cukup kontroversi mengingat rivalitas kedua klub selama ini. Gotze mencetak 10 gol dalam 27 pertandingannya di musim perdananya.

Sayang, setelahnya performa sang pemain terus menurun. Cedera dan jarangnya waktu bermain menghambat kariernya di Bayern Munchen. Ia pulang ke Dortmund pada 2016, tetapi tetap tak mampu mengembalikan performa terbaiknya. Pada 2020 lalu ia pergi ke PSV setelah kontraknya habis dan secara perlahan kembali tampil efektif, meski tak secemerlang masa terbaiknya.

Penghargaan Golden Boy menggambarkan kualitas dan potensi besar yang dimiliki oleh seorang pemain muda. Pemain bintang seperti Lionel Messi, Paul Pogba hingga Kylian Mbappe pernah memenangkannya, dan kariernya berkembang pesat. Sayangnya, tidak semua pemenang sukses menjalani kariernya karena berbagai alasan, dan lima pemain di atas menjadi salah satu buktinya.

Baca Juga: 5 Hal Menarik tentang Kedatangan Ralf Rangnick ke Manchester United

Firli Purnagara Photo Verified Writer Firli Purnagara

#A_squad

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agsa Tian

Berita Terkini Lainnya