Mengejutkan, Inilah 3 Alasan Tim Besar Berguguran di Fase Knock Out

#WorldCup2018 Tragis!

Negara-negara dengan sejarah apik di Piala Dunia selalu menjadi langganan tim yang menjadi unggulan di Piala Dunia. Hal itu tak terlepas dari kualitas pemain bintang yang mereka banyak miliki.

Namun Piala Dunia 2018 memiliki sebuah cerita tersendiri. Rusia seolah menjadi kuburan bagi negara-negara tersebut. Setelah Italia dan Belanda yang gagal di fase kualifikasi, kini giliran Argentina, Portugal dan Spanyol yang harus pulang kampung. Mereka secara mengejutkan harus tersingkir di fase knock out.

Jika diteliti lebih dalam lagi, ketiga negara ini memiliki permasalahan yang sama sehingga memang pantas untuk pulang lebih awal.

1. Bergantung pada nama besar seorang pemain

Mengejutkan, Inilah 3 Alasan Tim Besar Berguguran di Fase Knock Outhindustantimes.com

Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi memang merupakan pemain terbaik dunia dalam satu dekade terakhir ini. Mereka sukses membawa klubnya masing-masing berjaya di Eropa. Berbagai raihan gelar individu dan klub telah mereka raih.

Sayangnya, trofi Piala Dunia menjadi satu-satunya yang belum bisa mereka persembahkan sepanjang kariernya. Piala Dunia 2018 menjadi kesempatan terakhir mereka untuk meraih impian mempersembahkan yang terbaik bagi negaranya masing-masing. Ironisnya, kedua pemain harus mengubur impian tersebut setelah mereka dikalahakan lawannya masing-masing di babak knock out.

Argentina menyerah di tangan Prancis dengan skor 4-3, sedangkan Portugal dihajar Urtuguay dengan skor 2-1. Kegagalan kedua tim ini terasa memang pantas mereka terima karena ketergantungan yang sangat besar kepada kedua pemain tersebut.

6 gol Portugal di Piala Dunia 2018, 4 diantaranya diciptakan oleh Ronaldo sehingga ketika sang pemain bisa dimatikan oleh lawan, Portugal pun ikut mandul. Tak berbeda, begitu pun Argentina yang sangat bergantung pada Lionel Messi. Bahkan sempat beredar berbagai isu jika Messi yang menentukan susunan dan strategi permainan Argentina.

Nama besar Ronaldo dan Messi bahkan terlihat lebih besar dari timnas mereka di Piala Dunia 2018. So, wajar saja sebenarnya jika Portugal dan Messi harus pulang kampung terlebih dulu karena sepak bola adalah olahraga secara tim bukan individu.

2. Permasalahan internal di dalam tubuh tim

Mengejutkan, Inilah 3 Alasan Tim Besar Berguguran di Fase Knock Outtwitter.com/SeFutbol

Semenjak ditinggal oleh Vicente Del Bosque, Spanyol mempercayakan tampuk kepelatihan kepada Julen Lopetegui sejak 2016. Setelah berhasil membawa Spanyol lolos dari fase kualifikasi Piala Dunia 2018, secara mengejutkan Lopetegui dipecat oleh federasi sepak bola Spanyol tepat dua hari sebelum ajang Piala Dunia 2018 resmi digelar.

Hal tersebut tak lepas dari kontroverinya yang secara resmi menerima pinangan Real Madrid sebagai pelatih sebelumnya. Fernando Hierro pun kemudian ditunjuk sebagai pelatih timnas Spanyol, padahal dirinya masih minim pengalaman dalam dunia kepelatihan.

Meskipun berhasil menjadi juara grup, terlihat jelas jika permainan Spanyol tidaklah seatraktif di Piala Dunia 2010 saat berhasil menjadi juara. Apalagi dirinya pun hanya mewarisi pemain yang dibawa pelatih sebelumnya, sehingga tak mengherankan jika Spanyol kali ini menjadi tim yang kurang kreatif dalam permainan.

Efeknya, mereka pun harus menerima kekalahan dari Rusia melalui babak adu penalit, padahal mereka lebih diunggulkan sebelumnya. Tak berbeda dengan Spanyol, Argentina pun dirundung permasalahan internal. Peran Lionel Messi yang tak tergantikan, seolah menjadikannya 'raja' yang mampu memberikan keputusan bagi timnas Argentina.

Beban Argentina pun seolah-oleh dipegang oleh Messi seorang, sehingga membuat pemain lainnya seolah terlupakan. Padahal Argentina memiliki nama-nama hebat seperti Paulo Dybala, Higuain, dan Sergio Aguero.

3.Pemilihan strategi yang keliru

Mengejutkan, Inilah 3 Alasan Tim Besar Berguguran di Fase Knock Outtwitter.com/FIFAWorldCup

Argentina, Portugal dan Spanyol memang diisi oleh pemain-pemain top yang bermain di klub-klub besar Eropa. Namun hal tersebut justru akan menjadi bumerang jika sang pelatih tak mampu menngkoordinasikan kombinasi yang tepat sebagai formasi bermain mereka.

Hal inilah yang tampaknya terjadi kepada ketiga tim ini di fase knock out. Sampaoli memiliki deretan penyerang utama seperti Aguero dan Higuain yang mampu menjadi target man, tetapi dia lebih memilih menempatkan Messi sebagai striker bayangan tanpa striker utama.

Sehingga mereka kesulitan untuk menggedor pertahanan Prancis. Tiga gol Argentina yang tercipta pun lebih karena tendangan jarak jauh. Sedangkan diturunkannya Aguero yang mampu mencetak satu gol di menit akhir pun merupakan sebuah keputusan yang telat diambil.

Portugal dan Spnyol pun bernasib sama, dicadangkannya Quaresma yang sebelumnya menjadi penolong Portugal di babak fase grup pun dianggap sebuah keputusan keliru pelatih Portugal, Fernando Santos.

Sedangkan bagi Spanyol, Hierro dianggap tak mampu memaksimalkan potensi striker utamanya, Diego Costa saat berhadapan dengan Rusia. COsta seulah mati kutu dengan strategi yang diterapkan Hierro tersebut. Tak ayal, dia pun gagal mencetak gol bagi Spanyol yang ujungnya harus kalah di babak adu penalti.

Terlepas dari gugurnya tiga tim besar ini, kekelahan mereka bisa menjadi bahan perbaikan untuk selanjutnya.

Ganjar Firmansyah Photo Verified Writer Ganjar Firmansyah

A Reader who love hiking hitchiking camping and other-Ings

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya