Ironi Manchester United, Klub Kaya Raya yang Mulai Miskin Prestasi

Performa menurun sejak ditinggal era Fergusson

Sejak ditinggal oleh Sir Alex Fergusson pada 2013 lalu, Manchester United seolah kehilangan taringnya. Mereka kesulitan untuk meraih prestasi tertinggi. Jangankan menjadi juara Liga Inggris, masuk posisi empat besar saja Setan Merah mulai kelimpungan.

Gelontoran dana besar telah mereka keluarkan untuk memperbaiki prestasi. Sayangnya, hal tersebut belum cukup untuk mendongkrak kualitas klub. Hal ini menjadi ironis mengingat mereka tim tersukses dan salah satu terkaya di Inggris.

1. Deretan pelatih berguguran setelah era Sir Alex Fergusson

Ironi Manchester United, Klub Kaya Raya yang Mulai Miskin Prestasiskysports.com

Musim 2012/2013 menjadi terakhir kalinya Manchester United juara Liga Inggris, sekaligus menjadi musim terakhir Sir Alex Fergusson sebelum putuskan pensiun. Setelahnya, Setan Merah pun mengalami penurunan prestasi di berbagai kompetisi Eropa.

Penggantinya saat itu, David Moyes dinilai gagal total. Ia hanya membawa Setan Merah finish di peringkat tujuh di akhir musim 2013/2014. Ia pun hanya bertahan satu musim dan digantikan perannya oleh Ryan Giggs sebagai caretaker.

MU kemudian pekerjakan Louis Van Gaal, namun pelatih asal Belanda itu pun tak mampu memberikan prestasi berarti. Ia hanya bertahan dua musim, dan posisi terbaiknya adalah peringkat empat pada musim 2014/2015.

2. Jose Mourinho sempat berikan harapan, namun berakhir pemecatan juga

Ironi Manchester United, Klub Kaya Raya yang Mulai Miskin Prestasicbssports.com

Harapan sempat muncul saat Jose Mourinho ditunjuk sebagai pelatih utama pada 2016 lalu. Ia digadang-gadang mampu menjadi suksesor Alex Fergusson. Hal intu memang terbukti saat di musim perdananya ia mampu berikan gelar juara Liga Eropa dan Piala Liga.

Namun untuk prestasi di Liga Inggris tetap nihil. Prestasi terbaik Jose Mourinho adalah menjadi runner up pada musim 2017/2018. Setelahnya, Mourinho justru lebih sering terlibat permasalahan internal dengan pemain. Ia pun harus rela dipecat pada Desember 2018 lalu.

Baca Juga: Manchester United Tuai Malu di Kandang West Ham United

3. Ironi Manchester United, gaji pemain mahal namun buruk prestasi

Ironi Manchester United, Klub Kaya Raya yang Mulai Miskin Prestasitelegraph.co.uk

Kursi kepelatihan kini beralih kepada Ole Gunnar Solskjaer, dan belum ada perubahan berarti dalam segi prestasi. Ironisnya adalah mereka menjadi tim teratas bersama Manchester City dalam urusan mengeluarkan gaji termahal. Namun City lebih baik karena mereka mampu meraih dua gelar Liga Inggris dalam dua musim terakhir.

Gaji tertinggi di Liga Inggris sendiri saat ini dipegang oleh David De Gea dengan bayaran 375 paun (Rp6,8 milyar) per pekan. Begitu juga Paul Pogba yang masuk posisi lima besar dengan bayaran 290 ribu per pekan.

Namun nyatanya pengeluaran besar pun belum sepadan dengan prestasi di lapangan yang bisa mereka raih. Saat ini Setan Merah sendiri masih tertahan di peringkat lima Liga Inggris.

4. Gagal menciptakan skuat hebat

Ironi Manchester United, Klub Kaya Raya yang Mulai Miskin Prestasimanchestereveningnews.co.uk

Di era Fergusson, Manchester United dikenal selalu mampu melahirkan nama-nama pemain besar. Sebut saja Eric Cantona, David Beckham, Rio Ferdinand hingga Cristiano Ronaldo. Namun dalam beberapa tahun terakhir Setan Merah justru selalu lakukan blunder dalam urusan transfer pemain,sehingga mereka gagal ciptakan skuat hebat.

Beberapa pemain mahal yang dihadirkan justru gagal tampil sesuai ekspektasi. Contohnya adalah Angel Di Maria, Memphis Depay, Falcao, Alexis Sanchez dan Fred.

5. Liverpool lebih efektif dan beruntung

Ironi Manchester United, Klub Kaya Raya yang Mulai Miskin Prestasitwitter.com/LFC

Manchester United tampaknya harus berkaca kepada Liverpool dalam urusan efektifitas skuat. The Reds memang belum lagi menjadi juara Liga Inggris hampir tiga dekade lamanya. Namun dalam empat musim terakhir mereka berhasil membangun skuat yang kompetitif, efektif dan bermental juara, namun dengan pengeluaran yang lebih murah.

Contohnya dalam urusan transfer, nama-nama baru seperti Mohamed Salah, Roberto Firmino, Sadio Mane, Alisson Becker mampu tampil melebihi ekspektasi. Begitu juga Virgil Van Dijk yang dibeli dengan banderol mahal.

Padahal gaji mereka sendiri terhitung rendah jika dibandingkan dengan kualitas mereka. Bandingkan saja gaji Alisson Becker yang empat kali lebih kecil dari David De Gea. Gaji terbesar pemain Liverpool sendiri dipegang oleh Mohamed Salah, yang hanya 200 ribu paun per pekan. 

Jumlah itu sama dengan Marcus Rashford, yang berada di urutan keempat pemain MU dengan gaji terbesar. Kini di bawah Jurgen Klopp, Liverpool mampu raih Liga Champions, UEFA Super Cup, Piala Dunia antar klub dan berpotensi besar juara Liga Inggris di musim ini.

Baca Juga: Bukan Manchester United, Erling Braut Haaland Pilih Borussia Dortmund!

Ganjar Firmansyah Photo Verified Writer Ganjar Firmansyah

A Reader who love hiking hitchiking camping and other-Ings

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya