[OPINI] Tidak Ada Kejutan Menarik Dalam Sepak Bola Eropa Musim Ini

2. Manchester City dan Barcelona, sebuah dominasi sempurna

twitter.com/UltraAutistic

Manchester City dan Barcelona menjadi klub yang sangat mendominasi di Liga Inggris dan Spanyol musim ini. Selain sama-sama mampu menjadi juara dengan beberapa laga tersisa, penampilan apik mereka musim ini pun memiliki rekor tersendiri.

Hingga pekan ke-36 ini Barcelona telah mengumpulkan 90 poin, unggul sangat jauh dari Atletico Madrid yang berada di posisi runner up dengan 75 poin. Hebatnya lagi, hingga kini Barcelona menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan di Liga Spanyol.

Liga Spanyol sendiri musim ini masih dikuasai oleh tim-tim besar. Barcelona, Atletico Madrid, Real Madrid dan Valencia menjadi 4 tim teratas musim ini. Bahkan dalam 10 musim terakhir, Barcelona mampu 7 kali menjadi juara, Real Madrid 2 kali dan sekali oleh Atletico Madrid.

Sedangkan bagi Manchester City, musim ini menjadi musim luar biasa bagi Pep Guardiola. Selain berhasil merebut Carabao Cup dan Liga Inggris, The Citizens juga mencetak rekor dengan membobol gawang lebih dari seratus gol dalam semusim.

Tak hanya itu, jika pertandingan terakhir nanti menang, Manc. City pun akan meraih 100 point di Liga Inggris.

3. Bayern Muenchen dan Juventus, penguasa yang tak terhentikan

Twitter.com/juventusfcen

Liga Jerman dan Liga Italia bisa dibilang menjadi liga yang tidak lagi kompetitif. Bagaimana tidak, dalam 7 musim terakhir, liga tersebut hanya dikuasai oleh satu tim. Sedangkan tim-tim lainnya hampir tak bisa menyentuh sang juara.

Bayern Muenchen kembali menjadi juara Liga musim ini untuk yang ke-6 kalinya secara beruntun. Menyisakan 3 laga lagi, Muenchen mampu unggul 24 poin dari saingan terdekatnya Schalke.

Sedangkan Juventus hanya butuh satu poin lagi untuk memastikan gelar ke-7 mereka secara beruntun. Tak hanya itu, Juventus juga musim ini mampu menjuarai Coppa Italia setelah berhasil mengalahkan AC Milan 4-0 di babak final. Trofi tersebut menjadi yang keempat secara beruntun.

Di satu sisi hal tersebut menjadi sebuah yang wajar dimana klub yang memiliki sejarah panjang dan bermental juara mampu menguasi liganya masing-masing. Namun di sisi lain hal tersebut menurunkan nilai ketertarikan dalam sepak bola dan cenderung membosankan.

4. Uang mampu 'membeli' gelar

twitter.com/PSG_English

Invasi para pebisnis dunia ke dunia sepak bola memang semakin gencar. Liga Inggris menjadi salah satu ladang yang subur bagi para pebisnis tersebut untuk menanamkan uangnya. Chelsea dan Manchester City menjadi gambaran sempurna hal tersebut.

Semenjak diambil alih oleh Roman Abramovich dan Sheikh Manshour, kedua klub berevolusi menjadi klub besar dengan bantuan uang sang pemilik.

Hal tersebut tercermin dari 10 tahun terakhir dimana Liga Inggris mampu dikuasai oleh Chelsea dan Manchester City dengan masing-masing 3 gelar. Tak terkecuali musim ini pun, di mana Man City mampu merebut trofi Liga Inggris dari tangan Chelsea yang menjadi juara musim sebelumnya.

Tak hanya klub-klub Inggris, klub kaya raya asal Prancis, PSG pun mulai menuai buahnya semenjak diakuisisi oleh Nasser Al-Khelaifi yang merupakan pengusaha sukses asal Qatar. Musim ini mereka kembali mampu mempertahankan gelar Liga Prancisnya selama 4 musim berturut-turut.

PSG sendiri telah mengeluarkan dana yang sangat besar dalam beberapa musim terakhir untuk mendatangkan bintang-bintang Eropa. Termasuk Neymar yang dibeli dengan harga 222 juta Pound atau Rp 3 triliun lebih.

Hal ini menjadi gambaran jika uang mampu membeli sebuah gelar. Namun sebuah gelar terkadang bukan hanya masalah uang, tetapi juga masalah pengalaman dan mental juara. Liga Champions menjadi gambaran kompetisi di mana uang tidak bisa membeli trofi tersebut.

Buktinya musim ini, klub-klub kaya raya seperti Chelsea, Manchester City dan PSG harus gugur di babak knck-out Liga Champions.