Arrigo Sacchi, Pelatih yang Membawa AC Milan Digdaya di Kancah Eropa

Era keemasan Rossoneri!

AC Milan merupakan salah satu tim terbaik di Serie A dengan raihan 18 gelar juara. Mereka bahkan juga tangguh di Eropa dengan torehan 7 trofi Liga Champions. Salah satu momen keemasan AC Milan datang pada akhir dekade '80-an dan awal '90-an. Saat itu mereka dilatih Arrigo Sacchi.

Di bawah komando pelatih legendaris Italia tersebut, AC Milan mampu mendominasi kancah Serie A dan Eropa. Bagaimana Sacchi membawa Milan yang pernah terpuruk akibat skandal totonero hingga menjadi klub yag disegani di Eropa?

1. AC Milan sebelumnya tengah dalam masa terburuk

Arrigo Sacchi, Pelatih yang Membawa AC Milan Digdaya di Kancah EropaAC Milan sempat terdegradasi ke Serie B akibat kasus totonero (sempremilan.com)

Memasuki dekade '80-an, AC Milan tengah berada dalam masa terburuk saat mereka harus terdegradasi ke Serie B akibat skandal totonero. Kasus pengaturan skor ini cukup mengguncang dunia karena melibatkan beberapa tim papan atas Serie A. Selain Milan, terdapat Lazio, Napoli, Avellino, Perugia, Pescara, dan Bologna.

Meskipun akhirnya mampu kembali promosi, Milan tak lagi bisa bersaing di papan atas. Bahkan, mereka sekali lagi mengalami degradasi dan bahkan hampir bangkrut. Angin sempat berhembus kepada Milan ketika Silvio Berlusconi membeli klub tersebut pada 1986 dan langkah pertama yang dilakukannya adalah menunjuk Arrigo Sacchi menjadi pelatih Milan menggantikan Nils Liedholm.

2. Sacchi awalnya bukanlah pelatih yang dikenal

Arrigo Sacchi, Pelatih yang Membawa AC Milan Digdaya di Kancah EropaArrigo Sacchi tengah memberi intruksi pada pemain AC Milan (sempremilan.com)

Sacchi bukanlah pelatih dengan segudang prestasi ketika ia datang ke San Siro. Prestasi terbaiknya hanyalah membawa Parma menjuarai Serie C. Namun, salah satu alasan penunjukannya adalah karena Sacchi mampu membawa Parma dua kali menaklukkan Milan di ajang Copa Italia.

Tugas besar pun menanti Sacchi sebab ia harus membawa Milan kembali menjadi tim yang bisa bersaing di papan atas Serie A. Beruntung Rossoneri masih memiliki beberapa pemain top macam Franco Baresi dan Paolo Maldini. Namun, kegeniusan Sacchi yang bisa membuat Milan menjadi tim hebat.

Baca Juga: Misi Berat AC Milan Menembus Babak 16 Besar UCL, Dilanda Badai Cedera!

3. Kedatangan trio Belanda menjadi kunci permainannya

Arrigo Sacchi, Pelatih yang Membawa AC Milan Digdaya di Kancah EropaFrank Rijkaard, Marco van Basten, dan Ruud Gullit dikenal sebagai trio Belanda (football365.com)

Pada 1982, Serie A hanya memperbolehkan mempunyai dua pemain luar Italia dan pada 1988 berubah menjadi tiga. Milan pun kemudian mendatangkan tiga pemain Belanda, Frank Rijkaard, Marco van Basten, dan Ruud Gullit. Mereka menggantikan posisi duo Inggris, Ray Wilkins dan Mark Hateley.

Keputusan Sacchi mendatangkan ketiga pemain tersebut terbukti mampu membawa Milan kembali merajai Serie A. Mereka pun sukses meraih gelar Serie A pada musim 1987/1988. Bahkan, van Basten dan Gullit mampu meraih gelar Ballon d'Or di bawah asuhan Sacchi.

Sacchi tak hanya mampu membuat Milan kembali menuai prestasi, tetapi juga menerapkan strategi yang hebat di Milan dan mampu mengubah pandangan semua orang mengenai Serie A yang terkenal sangat defensive. Sacchi justru lebih mengedepankan taktik menyerang yang terbukti berjalan efektif.

4. Sacchi membawa Milan juara Piala Champions secara back to back

Arrigo Sacchi, Pelatih yang Membawa AC Milan Digdaya di Kancah EropaArrigo Sacchi membawa AC Milan juara Piala Champions (skysports.com)

Setelah menjuarai Serie A, Milan sukses kembali tampil di Piala Champions pada musim 1988/1989. Langkah mereka pun terbilang mulus dengan mengalahkan Dundalk, Red Star Belgrade, dan Werder Bremen. Pada babak semifinal, Milan bahkan menaklukkan Real Madrid dengan agregat 6-1. Di partai puncak Milan sukses membantai Steaua Bucuresti dengan skor 4-0.

Semusim berselang, Milan sukses mempertahankan gelarnya. Kali ini mereka mengalahkan Benfica dengan skor 1-0 di laga final. Hal ini pun semakin menahbiskan nama Sacchi sebagai pelatih kelas dunia. Bahkan, mereka menjadi tim terakhir yang menang secara back to back hingga Real Madrid melakukannya 27 musim berselang.

5. Kepergiannya tahun 1991 untuk menukangi Timnas Italia

Arrigo Sacchi, Pelatih yang Membawa AC Milan Digdaya di Kancah EropaArrigo Sacchi menjadi pelatih Italia pada Piala Dunia 1994 (acmilan.com)

Pada tahun 1991 Sacchi resmi meninggalkan AC Milan karena dipanggil oleh Timnas Italia. Ia ditunjuk menggantikan Azeglio Vicini yang gagal membawa Gli Azzuri lolos ke Piala Eropa 1992. Misi pertama Sacchi adalah membawa mereka lolos ke putaran final Piala Dunia 1994.

Kala itu Italia banyak dihuni pemain bintang, macam Franco Baresi, Paolo Maldini, hingga peraih Ballon d'Or 1993, Roberto Baggio. Tak ayal mereka menjadi favorit pada turnamen yang berlangsung di Amerika Serikat tersebut.

Namun, perjalanan Italia tak diawali dengan mulus setelah mereka ditekuk Irlandia pada laga perdana fase grup. Beruntung mereka masih bisa lolos sebagai peringkat tiga terbaik. Setelahnya Italia mampu bermain baik dan lolos ke partai puncak. Sayang, mereka ditaklukkan Brazil lewat babak adu penalti.

 

Di bawah asuhannya, AC Milan terbukti menjadi klub paling ditakuti di kancah Eropa. Ia kemudian sempat kembali mengasuh Rossoneri pada 1996 meski hanya satu musim. Prestasinya akan selalu dikenang oleh para pendukung AC Milan.

Baca Juga: 3 Kunci Duel Hidup Mati AC Milan Vs Liverpool

Genady Althaf Photo Verified Writer Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya