Perjuangan Luton Town dari Kasta Bawah hingga Promosi ke EPL

Punya stadion yang terbilang unik

Luton Town berhasil mendapat satu tiket promosi ke English Premier League (EPL) setelah memenangi final playoff Championship. Tim berjuluk The Hatters tersebut mengalahkan Coventry City lewat adu penalti. Menariknya, terdapat kisah luar biasa di balik promosi Luton Town ke EPL.

Sekitar 9 tahun lalu, tepatnya pada 2014, Luton Town masih bermain di kasta kelima Liga Inggris. Mereka kini akan bersaing dengan tim-tim kuat di kasta tertinggi. Lantas, seperti apa perjuangan Luton Town dari kasta bawah hingga promosi ke EPL? Beginilah perjalanan mereka yang menarik itu!

1. Terakhir kali tampil di kasta teratas pada 1991/1992

Perjuangan Luton Town dari Kasta Bawah hingga Promosi ke EPLLuton Town (lutontown.co.uk)

Luton Town merupakan sebuah tim yang didirikan pada 1885 di Luton, Bedfordshire, Inggris. Meski sudah didirikan cukup lama, Luton Town pertama kali bermain di kasta teratas sepak bola Inggris pada 1955/1956. Namun, mereka kesulitan untuk konsisten sehingga harus naik turun kasta.

Musim 1982/1983 menjadi titik balik Luton Town ketika kembali tampil di kasta teratas. Tak seperti musim-musim sebelumnya, kali ini mereka bertahan cukup lama. The Hatters bertahan hingga akhirnya terdegradasi pada 1991/1992 ketika finis di urutan ke-20.

Pada periode tersebut, Luton Town sempat menorehkan prestasi dengan menjuarai Piala Liga Inggris pada 1988. Di partai final, mereka berhasil mengalahkan tim kuat, Arsenal, dengan skor 3-2. Itu merupakan satu-satunya trofi besar yang pernah mereka menangi dalam sejarah klub.

2. Krisis keuangan pada 2007 menghancurkan Luton Town

Perjuangan Luton Town dari Kasta Bawah hingga Promosi ke EPLLuton Town (lutontown.co.uk)

Setelah terdegradasi pada 1991/1992, Luton Town kesulitan kembali tampil di English Premier League. Mereka terus berkutat di kasta kedua atau ketiga Liga Inggris. Namun, momen yang benar-benar menghancurkan tim ini terjadi pada 2007. Krisis keuangan membuat mereka runtuh.

Luton Town yang saat itu bermain di League One mengalami pengurangan sepuluh poin dan harus terdegradasi ke League Two. Keadaan makin memburuk bagi Luton Town karena kembali mengalami pengurangan 30 poin. Hal itu membuat Luton Town bermain di Conference Premier League atau kasta kelima sepak bola Inggris.

3. Awal kebangkitan bersama John Still

Perjuangan Luton Town dari Kasta Bawah hingga Promosi ke EPLJohn Still (twitter.com/LutonTown)

Kebangkitan Luton Town bermula ketika menunjuk John Still sebagai pelatih pada 2013. Di bawah arahannya, Luton Town tampil apik dengan berhasil promosi ke League Two pada akhir musim. Mereka benar-benar dominan dengan koleksi 101 poin, unggul 19 angka dari posisi kedua.

Tak hanya soal taktik, Still juga mendatangkan beberapa pemain berkualitas ke dalam timnya. Salah satunya adalah Pelly Ruddock, yang saat ini masih membela Luton Town. Sayangnya, Still akhirnya dipecat pada musim keduanya saat Luton Town tengah berkutat di urutan ke-17. 

Baca Juga: 5 Tim Championship Terakhir yang Promosi ke EPL Lewat Jalur Playoff

4. Penunjukkan Nathan Jones yang berbuah manis

Perjuangan Luton Town dari Kasta Bawah hingga Promosi ke EPLNathan Jones (lutontown.co.uk)

Setelah pemecatan John Still, Luton Town seolah berjudi dengan menunjuk Nathan Jones sebagai pelatih. Sebelum menerima tawaran The Hatters, Jones hanyalah seorang caretaker Brighton & Hove Albion. Ia tak memiliki jam terbang yang mumpuni untuk menyelamatkan sebuah tim.

Meski begitu, Jones membuktikan kualitasnya sebagai juru taktik berbakat. Di bawah kendalinya, Luton Town berhasil promosi ke League One dan Championship dalam 2 musim beruntun. Sayang, di bawah arahan Jones, tim gagal promosi ke EPL karena kalah dari Huddersfield Town pada babak playoff 2022.

5. Kembali ke kasta teratas Liga Inggris

Perjuangan Luton Town dari Kasta Bawah hingga Promosi ke EPLLuton Town (premierleague.com)

Memasuki musim 2022/2023, Luton Town menunjuk Rob Edwards untuk menggantikan Nathan Jones yang berlabuh ke Southampton. Edwards pun berhasil mengantar timnya finis di urutan ketiga untuk menggenggam satu tiket playoff. Kali ini, Luton Town tak mengulangi kegagalan mereka pada musim sebelumnya.

Mereka sukses menjinakkan Sunderland pada babak semifinal sebelum memastikan promosi ke EPL dengan mengalahkan Coventry City. Penantian panjang Luton Town untuk kembali bermain di kasta teratas Liga Inggris pun berakhir. Mereka akhirnya bisa tampil satu panggung dengan deretan tim-tim terbaik di tanah Inggris.

6. Punya stadion yang tergolong unik

Perjuangan Luton Town dari Kasta Bawah hingga Promosi ke EPLKenilworth Road (twitter.com/LutonTown)

Salah satu hal menarik dari Luton Town adalah stadion mereka, yakni Kenilworth Road. Stadion yang sudah menjadi markas sejak 1905 tersebut terletak di tengah pemukiman penduduk dan hanya berkapasitas sekitar 10 ribu penonton. Bahkan, untuk memasuki lapangan pertandingan, penonton harus melewati rumah-rumah warga.

Kondisi di sekitar stadion serta pintu masuknya pun tampak sederhana. Ketika menaiki tangga ke dalam stadion, tampak pemandangan halaman belakang rumah-rumah warga sekitar. Hal ini jelas berbeda dengan tim EPL lain yang memiliki stadion besar dengan infrastruktur canggih di dalamnya. 

Stadion ini jelas tak memenuhi standard untuk menggelar partai EPL. Namun, pihak manajemen Luton Town siap merenovasi stadion tersebut dengan gelontoran dana mencapai 10 juta pound sterling atau setara dengan Rp184 miliar. Para penonton pun tak sabar menyambut para tim besar EPL ke stadion mereka.

Sembilan musim yang lalu masih tampil di kasta kelima, kini Luton Town bersiap menjamu tim-tim English Premier League. Sebuah kisah yang luar biasa dari tim yang hanya punya stadion dengan kapasitas 10 ribu penonton. Lantas, mampukah Luton Town bertahan dari ketatnya persaingan EPL musim depan?

Baca Juga: 3 Tim Terdegradasi dari Premier League

Genady Althaf Photo Verified Writer Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya