Mengenang 5 Suporter Sepakbola di Indonesia yang Tewas Selama 2018

Sejak 2016 selalu ada 5 suporter tewas tiap tahunnya

Jakarta, IDN Times – 2018 telah memasuki hari-hari terakhir. Sebelum berganti tahun, ada baiknya kita mengingat kembali segala peristiwa yang terjadi selama setahun ini sebagai bentuk refleksi agar di tahun yang baru nanti menjadi lebih baik.

Di dunia sepakbola, dari sekian banyak peristiwa yang terjadi, beberapa di antaranya menyayat hati. Salah satu penyebabnya adalah masih adanya suporter yang tewas karena sepakbola. Selama 2018, total ada lima orang yang tewas. Jumlah ini sama banyaknya dengan jumlah suporter yang tewas pada 2016 dan 2017.

Setiap kali ada yang tewas, orang-orang dengan lantang menginginkan perdamaian dan berharap itu adalah korban terakhir. Nyatanya, permusuhan antar-suporter dan korban tewas masih terus bermunculan tiap tahun. Melalui tulisan ini, mari kita mengenang peristiwa kelam itu sembari berharap tak lagi ada yang tewas lagi.

1. Micko Pratama tewas dikeroyok sekelompok orang

Mengenang 5 Suporter Sepakbola di Indonesia yang Tewas Selama 2018Twitter/@arusbawah45

Kejadian pertama dialami mendiang Micko Pratama. Bonek asal Sidoarjo itu meregang nyawa lantaran dikeroyok sekelompok orang tak dikenal, pada Sabtu (14/4). Saat itu ia tengah dalam perjalanan pulang selepas menyaksikan Persebaya melawan PS TIRA di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, Jumat (13/4).

Sebelum berangkat ke Bantul, Micko sempat melakukan hal yang tak biasa. Saat berpamitan Micko sempat mencium tangan sang Ibu. “Dalam keseharian, Micko berpamitan biasa tanpa cium tangan,” jelas sang ibu, Mariana.

Micko sempat memberi kabar kepada ibunya bahwa ia sedang dalam perjalanan kembali ke Surabaya. Sebelum berangkat, Micko sempat  berujar kalau perjalanan ke Bantul itu merupakan mbonek-nya yang terakhir kali.

Mariana sempat melarang Micko berangkat ke Bantul, sebab ia tak punya uang untuk memberi saku sang anak. Tapi, Micko tetap ingin berangkat karena sudah punya tabungan sendiri. “Sudah saya larang, namun anaknya sudah nabung jauh-jauh hari. Kalau sekolah saya kasih Rp15 ribu, yang Rp10 ribu dia simpan di tabungan,” katanya.

Mulai dari pemain hingga suporter Persebaya pun telah memberikan sebuah tribute untuk mengenang mendiang Micko yang sudah bersemayam di TPU Desa Balongpoh, Waru Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Juga: Salah Satu Pengeroyok Haringga Sirla Divonis Bebas

2. Dhimas Duha Imron tewas terinjak-injak saat laga Arema FC vs Persib Bandung

Mengenang 5 Suporter Sepakbola di Indonesia yang Tewas Selama 2018Twitter/@AremafcOfficial

Pertandingan Arema FC melawan Persib di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur ricuh. Kericuhan dimulai setelah pemain tuan rumah, Dedik Setiawan, diganjar kartu merah pada menit ke-88. Pelatih Persib saat itu, Mario Gomez, juga tak luput dari lemparan suporter. Akibatnya, pertandingan terpaksa dihentikan saat itu ketika skor masih sama kuat 2-2.

Insiden itu menewaskan Dhimas Duha Imron. Mengutip Beritajatim, korban tewas akibat luka lebam di leher dan tangan yang didapatnya akibat terinjak-injak suporter lain ketika terjatuh dari pagar saat mencoba menyelamatkan diri dari stadion.

Menurut keterangan tetangga korban yang dihimpun Beritajatim, korban sempat bercerita tentang yang ia alami di stadion. Nyawanya pun tak tertolong saat mendapat perawatan di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang. “Di stadion gak mau dapat perawatan medis, maunya langsung pulang. Dia cerita, terinjak-injak saat kerusuhan,” kata Nurrosidin, tetangga korban.

3. Iqbal Setiawan tewas dianiaya jelang laga PSIM vs PSS

Mengenang 5 Suporter Sepakbola di Indonesia yang Tewas Selama 2018Twitter/@BCSxPSS_1976

Saat akan menyaksikan laga PSIM lawan PSS di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, Kamis (26/6), Iqbal Setiawan tewas dikeroyok gerombolan suporter. Seperti diberitakan Harian Merapi, korban sempat di-sweeping oleh oknum suporter. Korban pun dituduh suporter lawan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap gawai yang ia bawa, lalu kemudiaan penganiayaan terjadi. Iqbal tewas ketika hendak dibawa ke rumah sakit.

4. William Wijaya tewas akibat bentrok dengan warga

Mengenang 5 Suporter Sepakbola di Indonesia yang Tewas Selama 2018Twitter/@NJmaniaOnline

Rombongan kelompok suporter North Jakarta (NJ) Mania pada Sabtu (4/8) terlibat bentrok dengan warga Ciracas, Jakarta Timur. Melansir kantor berita Antara, bentrokan dipicu tingkah sejumlah suporter yang menjarah warung kopi di sekitar Ciracas dalam perjalanan menuju stadion di Markas Komandon Birgadir Infanteri (Brigif), Cijantung, Jakarta Timur.

“Tingkah sejumlah suporter itu memancing para pedagang untuk melawan dan bentrok terjadi,” ujar Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polsisi Yoyon Tony Surya Putra.

Bentrokan tersebut mengakibatkan satu korban luka dan satu korban tewas dari NJ Mania bernama William Wijaya. Korban tewas diakibatkan pukulan benda tumpul dan bacokan senjata tajam.

5. Haringga Sirla, suporter Persija yang tewas dikeroyok pendukung Persib di Stadion GBLA

Mengenang 5 Suporter Sepakbola di Indonesia yang Tewas Selama 2018IDN Times/Dimas Bagus Laksono

Laga Persib menjamu Persija menjadi salah satu pertandingan paling dinanti pencinta sepakbola tanah air. Rekam jejak pertemuan keduanya dalam beberapa tahun terakhir ditambah label El Clasico yang disematkan media-media nasional semakin mendidihkan tensi laga.

Beberapa hari jelang pertandingan, suporter Persija termasuk Jakmania telah diimbau untuk tak datang ke Bandung demi keamanan. Persija, pemainnya, dan Jakmania pun telah mengingatkan imbauan tersebut melalui media sosial masing-masing.

Sayang, imbauan itu tak diindahkan Haringga Sirla. Haringga alias Ari nekat ke Bandung Minggu, (23/9) pagi, menggunakan kereta seorang diri. Melalui instastory yang diunggahnya, diketahui Haringga pergi menggunakan kereta api Argo Parahyangan dari Gambir, Jakarta Pusat, menuju Bandung. 

Melalui akun Instagram-nya pula, Haringga diketahui sudah beberapa kali pergi keluar kota demi menyaksikan Persija. Ia pernah bertandang ke Malang, Medan, dan Semarang untuk menyaksikan Persija.

“Dia pamit sama saya mau ketemu temannya di Bandung dan janji malamnya langsung pulang karena besok kerja,” jelas Mayrisa Sirawai, kakak Haringga. Menurut Maysira, ini merupakan pertama kalinya Ari tak bilang ingin nonton Persija. Keluarganya juga tak curiga sebab Ari pergi tanpa membawa atribut seperti biasanya.

Haringga pun tak pernah pulang, sebab ia tewas dikeroyok massa pendukung Persib setelah terbukti sebagai anggota Jakmania. Menurut Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Yoris Maulana, pengeroyokan terjadi di Gerbang Biru area parkir bagian utara stadion sekitar pukul 13.00 WIB.

“Pada saat itu korban akan memasuki lapangan (stadion) tapi ternyata diketahui oleh beberapa Bobotoh, bahwa yang bersangkutan berasal dari Jakarta. Sehingga korban dianiaya yang mengakibatkan luka dan meninggal duna,” ujar Yoris, Minggu, (23/9).

Yoris menjelaskan, berdasarkan kamera pengawas, Haringga tewas dikeroyok menggunakan berbagai macam benda di beberapa bagian tubuhnya.

“Kalau kami lihat di CCTV, ada yang menggunakan sajam (senjata tajam), benda tumpul, kayu, dan sebagainya,” jelasnya.

Kini, empat dari lima terdakwa telah mendekam di penjara. Pelaku berinisial SH (16) dan AR (15) divonis empat tahun penjara, lalu TD (17) divonis tiga tahun enam bulan penjara, dan AF (16) dijatuhi hukuman tiga tahun penjara. Satu terdakwa lainnya yakni NSF dibebaskan dari tuntutan hukuman.

Setelah kejadian nahas tersebut, Liga 1 2018 sempat dihentikan sementara waktu. Seluruh orang dari berbagai kalangan mulai dari Presiden, Menteri, Gubernur, pesepakbola, pemain, pelatih, pengamat olahraga, hingga politisi pun ramai-ramai mengecam aksi biadab itu.

Kepergian Haringga menyisakan luka dan sesal di hati keluarga dan teman-teman yang mengenalnya. Kepada IDN Times, sang ibu pernah mengatakan dirinya masih terbayang almarhum anaknya.

“Senyumnya dia, bentuk badannya, apalagi kalau ada (orang yang) badannya sama, saya paling sedih jadi ingat lagi,” kata Mirah kepada IDN Times, Selasa (2/10).

Andai Haringga masih hidup, mungkin saja ia bisa bersorak kegirangan melihat dua gol Marko Simic ke gawang Mitra Kukar dalam pertandingan pekan ke-34 Liga 1 2018 yang membuat Persija Juara dan ikut dalam meriahnya pawai selebrasi juara Persija, Sabtu (15/12).

Semoga tak ada lagi orang-orang yang tewas karena sepakbola. Dan mengutip pernyataan Bambang Pamungkas, “Tak ada satu kemenangan pun yang sebanding dengan nyawa.”.

Baca Juga: Kepergian Haringga Sirla Masih Meninggalkan Luka di Hati Keluarga

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya