Jadi Ikon Klub, Inilah Para Legenda Hidup di Liga Indonesia

Mereka begitu dicintai oleh para suporter klub mereka

Selain urusan mencetak gol dan meraih kemenangan, salah satu hal yang begitu menarik dalam sepak bola adalah transfer pemain. Para klub akan berusaha merayu dengan berbagai cara agar pemain incarannya mau bergabung. 

Namun, tak semua pemain mau begitu saja. Beberapa malah lebih mengedepankan loyalitas ketimbang bujuk rayu fulus. Sikap seperti inilah yang membuat para suporter menjadikan mereka sebagai pemain kesayangan, bahkan legenda hidup. 

Berikut beberapa pemain Indonesia yang menjadi ikon klub serta kesayangan para pendukung mereka.

Ismed Sofyan - Persija Jakarta

Jadi Ikon Klub, Inilah Para Legenda Hidup di Liga Indonesiafourfourtwo.com

Pemain kelahiran 28 Agustus 1979 ini sebelumnya bermain di Persijatim Jakarta pada tahun 2001 hingga 2002. Ismed kemudian melanjutkan karirnya di Persija Jakarta pada tahun 2003. Pemain yang Berposisi sebagai bek kanan ini punya tendangan bebas yang akurat dan kerap kali menciptakan gol serta assist untuk para pemain Persija.

Pada Liga Super Indonesia musim 2012/2013, Ismed Sofyan hampir saja bergabung dengan Sriwijaya setelah terlibat perselisihan dengan menajemen. Namun, Ismed akhirnya menunjukkan kesetiaanya pada Persija kala itu dengan tetap bertahan di sana.

Di Liga 1 tahun 2017, dengan usia yang tidak muda lagi, Ismed Sofyan yang kini menjabat sebagai kapten Persija masih tetap menunjukkan permainan prima. Sang pelatih, Stefano Cugurra pun masih sering memainkannya dalam berbagai pertandingan. 

Syamsul Chaeruddin - PSM Makassar

Jadi Ikon Klub, Inilah Para Legenda Hidup di Liga Indonesiacelebesonline.com

Lahir di Gowa tahun 1983, Syamsul Bahri Chaeruddin adalah gelandang bertahan yang hampir memainkan seluruh karirnya bersama PSM Makassar. Bergabung dengan PSM sejak tahun 1999, Syamsul menjelma menjadi salah satu pemain penting.

Selain membela klub kebanggan Sulawesi Selatan ini, dia juga sempat bergabung ke Persija pada tahun 2010 hingga 2011. Setelah itu dia melanjutkan perjalanan karirnya ke Sriwijaya pada tahun 2011 sampai 2012 sebelum akhirnya kembali ke PSM.

Syamsul merupakan salah satu pemain yang pernah membela Indonesia di tingkatan umur yang berbeda.  Pada tahun 2002, Syamsul dipanggil untuk membela timnas U-21. Kemudian pada tahun 2003 hingga 2005 Syamsul menjadi bagian Timnas U-23. Sejak 2004, dia menjadi andalan timnas senior Indonesia. 

Boaz Solossa - Persipura Jayapura

Jadi Ikon Klub, Inilah Para Legenda Hidup di Liga Indonesiagoal.com

Boaz Solossa lahir pada Sorong 16 Maret 1986 berasal dari keluarga sepak bola. Dua saudaranya, Ortizan dan Nahemia juga merupakan pemain sepak bola. Boaz pernah dijuluki bocah ajaib saat Peter Withe memanggilnya ke timnas senior Indonesia pada tahun 2004. Saat itu, Boaz masih berumur 18 tahun.

Dalam karir profesionalnya Boaz Solossa hanya pernah bermain pada klub Persipura Jayapura. Kub tersebut dibelanya sejak tahun 2005 hingga sekarang. Tahun 2015 hingga 2016, Boaz sempat membela PBFC namun hanya dalam turnamen Piala Presiden. Tahun 2016 dia juga sempat bermain untuk Carsae FC di Timor Leste. Boaz pernah membawa Persipura menjadi juara pada ajang Liga Super Indonesia dan menjadi pencetak gol terbanyak liga indonesia serta pemain terbanyak selama 3 kali.

Di Timnas, Boaz memulai debutnya bersama pada tahun 2004 melawan Turkmenistan dalam kualifikasi Piala Dunia 2006. Saat itu, Boaz membuat assist untuk Ilham Jaya Kusuma serta membuat Indonesia menang dengan skor 3-1.

Sempat Absen pada tahun 2007 karena cedera patah kaki saat melawan Hong Kong, kini Boaz yang memegang jabatan kapten Timnas Indonesia. Sempat memutuskan pensiun dari timnas pasca Piala AFF 2016, Boaz kembali ke timnas setelah Luis Milla memanggilnya dalam uji coba melawan Fiji beberapa waktu lalu.

Choirul Huda - Persela Lamongan.

Jadi Ikon Klub, Inilah Para Legenda Hidup di Liga Indonesiabola.net

Buffon dari Indonesia mungkin julukan yang pantas untuk kiper yang lahir di Lamongan 2 Juni 1979 ini. Chaoirul Huda merintis karir dari bawah bersama Persela Lamongan sejak tahun 1999. Saat itu, Persela masih berada di divisi II liga Indonesia. Perlahan tapi pasti, Persela mulai menunjukkan kekuatan mereka ketika promosi ke divisi I pada tahun 2001 kemudian ke divisi utama dan hanya butuh empat tahun untuk Persela naik ke Liga Super Indonesia. 

Karir Choirul Huda pun semakin berkilau bersama Persela seiring perkembangan klub. Huda sukses membawa Persela menempati posisi ke empat ISL musim 2011/2012. Kecintaan Choirul Huda pada Persela dibuktikannya saat ada permasalahan gaji. Ketika para pemain Persela mulai meninggalkan klub, Huda memilih tetap bertahan di Persela.

Karirnya di Timnas sedikit tidak beruntung. Meski sempat dipanggil untuk membela Timnas di usianya yang 34, Huda tidak pernah sekalipun bermain untuk Indonesia. Dia hanya sempat menjadi pemain cadangan.

 

Gum Board Photo Writer Gum Board

suka nonton film dan bermain game

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya