Fans Bayern untuk Kanjuruhan: Lebih dari 100 Orang Dibunuh Polisi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Fans Bayern Munich menunjukkan solidaritas aksi suporter kepada Aremania untuk tragedi Kanjuruhan. Mereka membentangkan dua spanduk besar untuk memberikan simpati atas banyaknya korban meninggal usai laga Arema FC melawan Persebaya di Liga 1.
Aksi itu dilakukan saat Bayern menjamu Viktoria Plzen dalam laga Grup C Liga Champions 2022/23 di Allianz Arena, Selasa (4/10/2022). Duel ini pun dimenangkan oleh tuan rumah dengan skor telak 5-0.
1. Fans Bayern sebut lebih dari 100 orang dibunuh polisi
Sebelum laga dimulai, skuad Bayern dan Viktoria melakukan ‘moment of silence' untuk mengenang dan menghormati tragedi Kanjuruhan. Maklum, kerusuhan yang menewaskan lebih dari 100 orang tersebut sudah menyita perhatian dunia termasuk UEFA.
Tak hanya itu, fans Bayern yang juga dikenal cukup kritis, membentangkan spanduk solidaritas untuk tragedi Kanjuruhan.
“Lebih dari 100 orang dibunuh oleh polisi,” tulis spanduk di kain putih yang dibentangkan di tribune penonton.
“Mengenang kematian di [Stadion] Kanjuruhan,” bunyi spanduk lainnya.
Baca Juga: Menarik Benang Merah Tragedi Kanjuruhan Lewat Fakta di Lapangan
2. Kerusuhan di Kanjuruhan menjadi perhatian dunia
Editor’s picks
Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pasca laga Arema FC versus Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022), menjadi perhatian pula dari media asing. Mereka menyoroti kasus yang menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sepak bola ini.
Memang, insiden di Kanjuruhan bisa dikatakan yang terbesar dalam sepak bola, lantaran jumlah korbannya melebihi tragedi Hillsborough. Pada tragedi Hillsborough, korban jiwa mencapai 96, sedangkan Kanjuruhan sudah menelan 131 korban tewas hingga sekarang.
3. Penggunaan gas air mata melanggar regulasi FIFA?
Menurut kesaksian @Hudaaboys kepada IDN Times, sepanjang pertandingan, kondisi berjalan baik walau Arema akhirnya menderita kekalahan. Dia memastikan, tak ada gesekan yang terjadi di tribune, baik antar suporter atau pihak keamanan
Beberapa suporter kemudian turun ke lapangan untuk menemui pemain. Mereka bahkan memeluk beberapa penggawa Arema seakan memberikan semangat. Namun, tindakan itu direspon pihak keamanan dengan tindakan represif.
Akibatnya, suporter terpancing emosi hingga suasana tak terkendali. Polisi kemudian menembakkan gas air mata ke arah tribune dan membuat penonton panik menyelamatkan diri hingga berdesakan dalam mencari jalan keluar.
Dalam pasal 19 ayat b FIFA Stadium Safety and Security Regulations, dijabarkan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api untuk pengendalian massa merupakan sesuatu yang dilarang. Penggunaan gas air mata dalam insiden di Kanjuruhan disinyalir menjadi salah satu banyaknya penonton meninggal dunia.
Baca Juga: Media Asing Soroti Aksi Polisi Tangani Tragedi Kanjuruhan