Fenomena Pelatih Asing yang Menjanjikan Buat Timnas Indonesia

Timnas Indonesia lima kali jadi runnerup Piala AFF

Jakarta, IDN Times - Sepanjang partisipasinya, Timnas Indonesia belum pernah sekalipun menggondol gelar di Piala AFF. Beberapa cara dilakukan, mulai dari naturalisasi pemain hingga menggunakan jasa pelatih lokal dan asing yang namanya cukup mentereng. Tapi, tetap saja trofi tersebut tak bisa dibawa pulang.

Sejak pertama kali gelaran tersebut dimulai, yakni pada 1996 (masih bernama Piala Tiger) sampai saat ini, Timnas Indonesia paling banter duduk di posisisi runner up. Sisanya, mereka hanya jadi pemanis dalam turnamen terbaik di Asia Tenggara tersebut.

Total, ada sembilan pelatih yang tercatat sudah pernah menangani Timnas Indonesia, enam di antaranya adalah pelatih lokal, yakni Danurwindo, Rusdi Bahlawan, Nadar Iskandar, Benny Dollo, Nilmaizar, dan Bima Sakti. Sementara tiga sisanya nama asing, seperti Ivan Kolev, Peter White, dan Alfred Riedl.

Lima kali Timnas Indonesia menyelesaikan turnamen di peringkat kedua yaitu pada edisi 2000, 2002, 2004, 2010, dan 2016. dari pencapaian tersebut, tercatat jika pelatih asing lebih sering mengantarkan skuad Merah Putih ke partai final ketimbang nama lokal.

1. Kisah kelam "sepak bola gajah" Timnas Indonesia yang ditangani pelatih lokal

Fenomena Pelatih Asing yang Menjanjikan Buat Timnas IndonesiaAksi suporter Timnas Indonesia saat menyaksikan tim kesayangannya bertanding (IDN Times/Herka Yanis)

Saat Piala AFF masih menggunakan Piala Tiger dalam gelaran perdananya, Timnas Indonesia yang dipimpin pelatih gaek, Danurwindo, sempat membuka secercah harapan untuk meraih prestasi. Maklum, mereka tampil baik hingga bisa menjadi juara Grup A di babak penyisihan.

Diperkuat Robby Darwis, Aples Gideon Tecuari, Widodo C Putro, hingga Peri Sandria, yang menjadi pemain andalan, Timnas Indonesia tampil didgdaya sebagai juara grup. 

Sayang, pertandingan kontra Malaysia di semifinal berakhir antiklimaks, karena Timnas Indonesia kalah 1-3. Kekalahan itu terus berlanjut pada perebutan peringkat tiga saat dipermalukan Vietnam 2-3.

Pada edisi selanjutnya, Timnas Indonesia masih ditangani pelatih lokal, (almarhum) Rusdi Bahalwan. Alih-alih meraih prestasi, skuad Garuda terlibat dalam tragedi terkelam sepak bola tanah air pada Piala AFF 1998, karena para pemain di lapangan terlibat sepak bola gajah saat laga penentuan juara Grup A melawan Thailand.

Bukannya bersaing demi status juara grup di penyisihan, di luar dugaan, laga yang diprediksi bakal berjalan sengit, menunjukan kejanggalan. Mereka seolah ogah untuk menang. Sampai akhirnya, Mursyid Effendi dengan sengaja membobol gawang sendiri.

Kasus itu bentul-bentul mencoreng Timnas Indonesia. Walau dengan sengaja menghidar dari Vietnam dan bertemu Singapura pada semifinal. Mereka tetap gagal dan tak bisa meraih apapun dalam ajang ini, selain rasa malu.

Baca Juga: Jadwal Timnas Indonesia di Fase Grup Piala AFF 2020

2. Ivan Kolev sempat apungkan harapan

Fenomena Pelatih Asing yang Menjanjikan Buat Timnas IndonesiaTwitter/@Persija_Jkt

Timnas Indonesia coba berbenah memasuki awal milenium. Nandar Iskandar sengaja didapuk PSSI sebagai pelatih untuk mengangkat prestasi tim yang sudah puasa gelar hampir satu dekade. Persiapan matang dilakukan eks pelatih Persib Bandung itu selama empat bulan.

Namun, tim sempat terkatung-katung walau akhirnya bisa lolos ke semifinal. Nandar terpaksa dicopot dari jabatannya usai kalah dari Thailand dan digantikan asistennya Rudy William Keltjes. Polemik di ruang ganti hingga perseteruan PSSI dengan Nandar pun sempat memanas jelang semifinal.

Menariknya, Timnas Indonesia tetap mampu melaju ke final Piala AFF 2000 usai mengalahkan Vietnam. Hanya saja, aksi pertama mereka di final dalam turnamen ini tak berjalan baik, karena mereka gagal meraih juara usai disikat 1-4 oleh Thailand. 

Setelah itu, Timnas Indonesia ditangani pelatih asing, Ivan Kolev pada Piala AFF 2002. Aksi Timnas Indonesia pun sangat gemilang sejak penyisihan hingga memasuki fase gugur. Sayang, pada final yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, tuan rumah gagal meraih gelar juara, karena kalah adu penalti dari Thailand 2-4, usai bermain imbang 2-2 dalam waktu 120 menit. 

3. Peter White bawa skuad Garuda ke final Piala AFF 2004

Timnas Indonesia kembali masuk final secara beruntun pada edisi 2004 dan 2006. Saat Piala AFF 2004, Indonesia ditangani Peter White. Kala itu, Boaz Solossa untuk pertama kalinya muncul sebagai debutan yang dipanggil pelatih asal Inggris tersebut karena tampil menawan bersama tim PON Papua.

Walau baru berusia 18 tahun Boaz tampil sangat baik hingga digadang-gadang bakal bisa tampil di kompetisi Eropa. Dia berhasil membawa Pasukan Garuda melangkah mulus sampai final. Namun, dalam final yang digelar dengan sistem dua leg itu, Timnas Indonesia kalah dari Singapura dengan agregat 2-5.

Usai itu, White masih dipercaya jadi pelatih Timnas Indonesia untuk menghadapi Piala AFF 2007. Kali ini, tim yang dipimpinnya tampil anjlok. Timnas Indonesia sudah gugur sejak babak penyisihan dalam ajang yang digelar di Thailand.

Setahun setelahnya, PSSI mencoba mempercayai pelatih lokal, Benny Dollo, untuk menukangi Timnas Indonesia. Hasilnya tak beda jauh, eks pelatih Persita Tangerang itu cuma bisa mengantarkan anak asuhnya melaju ke semifinal, karena kalah dari Singapura pada perebutan tiket final.

4. Afred Riedl dua kali bawa Timnas Indonesia jadi runnerup

Fenomena Pelatih Asing yang Menjanjikan Buat Timnas IndonesiaMantan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl (IDN Times/Herka Yanis)

Pada Piala AFF 2010, Timnas Indonesia ditangani pelatih asal Austria, Alfred Riedl. Ini menjadi kali pertama Timnas Indonesia diperkuat sejumlah pemain keturunan dan naturalisasi, Irfan Bachdim serta Cristian Gonzales.

Harapan besar pencinta sepak bola Indonesia kembali membumbung tinggi, lantaran Timnas Indonesia bermain sangat impresif dengan komposisi pemain senior dan junior yang dibawa Rield. Mereka tampil atraktif sepanjang babak penyisihan hingga semifinal. 

Namun, Timnas Indonesia kembali gagal meraih gelar juara usai digasak Malaysia, tim yang notabene dibantai 5-1 pada babak penyisihan, dalam duel dua leg dengan agregat 2-4. Kekalahan itu pun mengecewakan para pendukung Indonesia, karena dicurigai adanya kasus pengaturan skor.

Sepak bola Indonesia sempat hancur lebur, karena adanya dualisme di tubuh PSSI saat menghadapi Piala AFF 2012. Hal itu membuat Nilmaizar yang menjabat sebagai pelatih kepala, hanya bisa menggunakan pemain seadanya (dari LPI), karena klub-klub (Liga Indonesia) dilarang membela negaranya.

Hasilnya pun sudah bisa ditebak, Timnas Indonesia gagal total dalam ajang itu. Jangankan untuk juara, mereka tak mampu lolos ke babak semfinal, karena finish di peringkat tiga Grup B di bawah Singapura dan Malaysia.

5. Terakhir jadi runner up di Piala AFF edisi 2016

Fenomena Pelatih Asing yang Menjanjikan Buat Timnas IndonesiaJadwal Timnas Indonesia di Piala AFF. (IDN Times/Aditya Pratama)

Usai dualisme, PSSI mencoba menata kembali sepak bola Indonesia. Opa Riedl kembali dipercaya untuk menangani Timnas Indonesia di Piala AFF 2014. Hanya saja, dia gagal menyamai prestasi pada edisi 2010. Pelatih asal Austria itu bahkan gagal total dan tak bisa lolos dari babak penyisihan. 

Walau gagal, Riedl tak dipecat, karena dinilai sudah bisa membangun pondasi Timnas Indonesia. Dia kembali dipercaya menangani Timnas Indonesia menuju Piala AFF 2016, usai PSSI disanksi FIFA setahun sebelumnya. Dengan waktu kurang ideal, karena dia mengumpulkan pemain-pemain yang lama tak bermain dalam kompetisi.

Sempat terseok di babak penyisihan, Timnas Indonesia berhasil melaju mulus hingga final. Hanya saja, lagi-lagi untuk kelima kalinya Timnas Indonesia gagal merebut gelar juara usai kalah dari Thailand.

Pada edisi terakhir Piala AFF sebelum pandemik, yakni saat edisi 2018, Timnas Indonesia dikomandoi pelatih lokal, Bima Sakti. Skuad Garuda hanya bertengger di peringkat empat Grup B pada babak penyisihan. 

Kini, harapan kembali membumbung tinggi dipundak Shin Tae Yong yang memimpin Timnas Indonesia di Piala AFF 2020. Semua berharap jika pelatih asal Korea Selatan itu mampu membawa anak asuhnya meraih gelar perdana di ajang tersebut.

Baca Juga: Hitam Putih Perjalanan Timnas Indonesia Selama Piala AFF

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya