FIFPro Kritik Keras Kebijakan PSSI Terkait Pemotongan Gaji Pemain

Pemain Liga 2 mendapatkan gaji yang lebih miris

Jakarta, IDN Times - Di tengah belum jelasnya masa depan kompetisi Liga 1 2020 akibat pandemik COVID-19, Federasi pemain sepak bola profesional dunia, FIFPro memberikan kritikan pedas kepada federasi sepak bola Indonesia (PSSI). Hal itu dilakukan buntut dari disunatnya gaji pemain sebesar 75 persen di tengah wabah yang terus meluas.

Mereka berpendapat jika PSSI gagal menjalankan arahan dari asosiasi sepak bola Asia (AFC) dan federasi sepak bola dunia (FIFA) dalam mencari solusi terbaik ditengah krisis sepak bola dunia. Sebab, PSSI sudah memberikan izin kepada klub yang hanya membayar gaji 25 persen saja.

"PSSI melakukan intervensi terhadap kontrak pemain. Mereka tak melakukan perundingan terlebih dahulu dengan serikat pemain sepak bola," kata Direktur Legal FIFPro, Roy Vermeer dalam pernyataan resminya.

1. PSSI membuat SK menghentikan kompetisi karena dalam kondisi force majeure

FIFPro Kritik Keras Kebijakan PSSI Terkait Pemotongan Gaji PemainDok. PSSI

Kebijakan PSSI ini membuat mayoritas klub hanya tak membayar gaji di atas 25 persen dalam Maret sampai Mei 2020 ini. Bahkan, ada dua klub yang hanya membayarkan kontrak sebesar 10 persen saja. Dan, hal itu kemungkinan bakal terus berlangsung sampai Juni mendatang sesuai dengan SK yang dikeluarkan oleh PSSI sebelumnya.

Sebagaimana diketahui, kompetisi Liga 1 dan Liga 2 terhenti akibat wabah virus corona yang terjadi di Indonesia. Lewat Surat Keputusan pada 27 Maret yang lalu, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan telah menyatakan bahwa kompetisi Shopee Liga 1 musim 2020 berada dalam status keadaan tertentu darurat bencana virus COVID-19.

Hal dilakukan usai menimbang arahan dari Presiden RI Joko Widodo serta masukan dari banyak pihak. Sehingga, sesuai surat keputusan tersebut, PSSI menetapkan pada Maret hingga Juni sebagai keadaan tertentu darurat bencana terkait penyebaran virus COVID 19 di mana status ini disebut sebagai keadaan kahar atau force majeure.

PSSI membuat kebijakan melakukan perubahan kontrak kerja atas kewajiban pembayaran gaji yang akan dibayarkan maksimal 25 persen dari yang tertera di kontrak kerja.

Baca Juga: Nasib Liga 1 dan Liga 2 Kala Dikepung Pandemik

2. Pemain Liga 2 digaji di bawah UMR

FIFPro Kritik Keras Kebijakan PSSI Terkait Pemotongan Gaji PemainSkuat PSMS yang akan berlaga di Liga 2 2020 diperkenalkan (IDN Times/Hasudungan)

Kondisi lebih mengenaskan terjadi di kompetisi di bawah Liga 1, yakni Liga 2. Pemain dari klub di divisi dua yang punya gaji lebih miris karena mendapatkan Rp2,9 juta saja, di bawah Upah Minimum Rergional (UMR) Rp4,4 juta, kini semakin menderita.

Kini, gaji tersebut dipotong sampai-sampai pemain ada yang cuma mendapatkan Rp736 ribu saja per bulan selama pandemik COVID-19 menghentikan aktivitas kompetisi sepak bola di Tanah Air.

"Melihat fakta perlakuan ini sudah berlangsung sejak Maret membuktikan PSSI tidak tak peduli dengan standar internasional, bahkan juga kesejahteraan pemain di Indonesia," ujar Vermeer.

3. Klub ajaukan beberapa syarat bagi pemain untuk musim depan

FIFPro Kritik Keras Kebijakan PSSI Terkait Pemotongan Gaji PemainPemain Persib, Omid Nazari (kiri), Geofrey Castillion (tengah), dan Kim Jefrey Kurniawan (kanan) melakukan selebrasi. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww).

Tak hanya pemotongan gaji saja, klub-klub Liga 1 tak keberatan jika kompetisi musim ini dihentikan, dengan catatan ada turnamen untuk mengisi kekosongan sebelum masuk Liga 1 2021. Hal itu sempat diutarakan oleh 14 klub anggota Liga 1 yang menggelar rapat virtual sekaligus melihat imbas dari semua opsi yang ditawarkan oleh federasi.

Namun ada syarat lain yang diminta klub untuk itu, mereka ingin status pemain pada kompetisi musim 2021 mendatang tetap sama atau tak ada transfer pemain antarklub. Jadi setiap klub akan menggunakan pelatih dan pemain yang sama musim depan dengan nilai kontrak serupa seperti pada 2020.

Jika pemain atau pelatih menolak hal itu klub siap memberikan surat ke luar, tapi mereka tak bisa pindah ke sesama klub kompetisi kasta tertinggi Indonesia 2021, kecuali membela klub di kompetisi level di bawah Liga 1, yakni Liga 2 dan Liga 3.

Di luar itu, secara garis besar klub berkomitmen akan patuh kepada PSSI untuk membayar gaji pemain, pelatih, ofisial sesuai dengan SK yang dikeluarkan PSSI. Hanya saja, jika kompetisi dipastikan batal, tak ada kewajiban klub membayar kompensasi, dan gaji Juli sampai akhir kontrak tak harus dibayar.

Baca Juga: Usai Rapat Exco, PSSI Belum Tentukan Masa Depan Liga 1 dan Liga 2

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya