Hobi Datangkan Bintang, Persis Solo Masih Tunggak Gaji Pemain
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jor-joran dengan mendatangkan pemain bintang berkualitas, ternyata Persis Solo masih tersangkut masalah. Mereka tercatat punya tunggakan hutang kepada beberapa pemainnya.
Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) dalam konferensi pers pada Jumat (13/8/2021) mengungkapkan, Persis masih berkewajiban menyelesaikan sengketa kepada tujuh pemainnya. Total, Laskar Samber Nyawa mesti membayarkan tunggakan gaji sebesar Rp2.332.900.000.
Ini tentu jadi catatan tersendiri di tengah bergelimangnya pemain bintang sejak klub diakuisisi oleh anak Presiden Joko “Jokowi” Widodo, yakni Kaesang Pangarep dan Menteri BUMN, Erick Thohir. Sebelumnya mereka berhasil mendatangkan Alberto Goncalves, Abduh Lestaluhu, hingga Ferdinand Sinaga.
Baca Juga: Jelang bergulirnya Liga 1, APPI Rilis Klub yang Tunggak Gaji Pemain
1. Sebetulnya ada 18 pemain yang mengadu belum dibayar gajinya
Sejatinya, ada 18 pemain Persis yang melaporkan kepada APPI masih belum dibayar haknya. Hanya saja, cuma tujuh pemain yang memenuhi syarat untuk diajukan gugatannya ke NDRC Indonesia, karena 11 pemain sisanya tak bisa ajukan itu akibat tak punya salinan kontrak.
Kesebelas pemain Persis ini juga kesulitan mendapatkan akses untuk meminta salinan kontrak dari pihak klub. Padahal, FIFA sudah mengatur soal standar minimum kontrak pesepak bola profesional. Semua itu tertuang dalam Circular no 1171/2008 Poin 1.2.
“Setiap pihak penandatangan harus menerima salinan kontrak dan satu salinan harus diteruskan ke Liga Profesional dan/atau Asosiasi Anggota untuk didaftarkan sesuai dengan ketentuan badan sepak bola yang berwenang.” bunyi aturan FIFA.
Baca Juga: Munafri Janji PSM Bayar Tunggakan Gaji Pemain sebelum Liga 1 Bergulir
2. Pemain PSM dan Mitra Kukar juga ada yang tak punya salinan kontrak
Executive Committee APPI, Riyandi Angki menegaskan, kejadian terkait pemain yang tidak punya salinan kontrak tak hanya menimpa Persis saja. Menurut dia, ada beberapa kasus juga yang menimpa pemain di klub lain, seperti PSM hingga Mitra Kukar.
Ia pun merasa, APPI harus terus mengingatkan para pemain sepak bola terkait pentingnya memiliki salinan kontrak. Ia pun ingin klub profesional di tanah air untuk mentaati aturan FIFA soal kontrak, baik di Liga 1 dan Liga 2.
“Jika tak memiliki salinan kontrak, itu berarti melanggar regulasi FIFA. Tentu itu jadi hal yang merugikan pemain. Masalah itu bisa membuat pemain sulit menyelesaikan sengketa dengan klub melalui NDRC,” kata Riyandi.
3. Beberapa klub dilaporkan APPI belum selesaikan sengketa dengan pemain
Sebelumnya, APPI juga membeberkan masalah pemain yang belum dibayar gajinya di beberapa klub Liga 1 dan Liga 2. Berdasarkan laporan APPI dari putusan National Development and Reform Commission (NDRC), masih ada satu tim Liga 1 dan enam Liga 2 yang belum memnyelesaikan sengketa.
Klub Liga 1 yang belum bisa menyelesaikan sengketa jelang sepak mula kompetisi adalah PSM. Berdasarkan Putusan 016/NDRC/III/2021 s/d 032/NDRC/III/2021, sebanyak 17 pemain di skuat Juku Eja belum juga mendapatkan haknya hingga Agustus 2021.
Sementara, klub Liga 2 yang punya masalah serupa adalah Sriwijaya FC, Kalteng Putra, PSMS, PSPS Riau, Persijap, hingga PSKC Cimahi. Masing-masing klub belum membayarkan kewajiban kepada para penggawanya.
Baca Juga: Minim Kontribusi, 5 Pemain Ini Tetap Mendapatkan Gaji yang Tinggi