Ironi Persija: Juara Musim Lalu, Merana Musim Ini

Persija megap-megap di zona degradasi

Jakarta, IDN Times - Ada apa dengan Persija Jakarta? Musim lalu klub ibu kota ini menjadi juara di kasta tertinggi sepak bola Indonesia: Liga 1. Kini, meski kompetisi sudah berjalan separuh musim, mereka masih terseok-seok di zona degradasi.

Rentetan hasil negatif membuat klub berjuluk Macan Kemayoran itu terlempar ke peringkat 17 klasemen sementara Liga 1 2019 --sampai pekan ke-14. Bayangkan, Persija hanya mengoleksi 14 poin dari 14 pertandingan!

Mereka tertinggal jauh dari pemuncak klasemen Bali United yang telah mengumpulkan 40 poin. Harapan untuk mempertahankan gelar juara pun semakin menipis. Situasi yang sangat ironis.

Sekali lagi, ada apa dengan Persija? Akankah Macan Kemayoran kembali mengaum di disisa kompetisi?

1. Persija baru meraih dua kemenangan musim ini

Ironi Persija: Juara Musim Lalu, Merana Musim Inipersija.id

Tak keliru jika The Jakmania menyebut Persija tampil jeblok pada putaran pertama musim ini. Tengok saja rapor mereka. Dari 14 pertandingan musim ini, Persija hanya mengantongi dua kemenangan. Sisanya, delapan laga bermain imbang dan empat laga diakhiri dengan kekalahan. Rapor ini berbanding terbalik dengan performa Persija musim lalu yang tampil konsisten sepanjang musim.

Walau masih menyisakan tiga laga tunda di putaran pertama, yakni melawan Persipura Jayapura, Borneo FC, dan Semen Padang, hal itu tak akan berdampak banyak pada penilaian publik, khususnya pencinta Persija. Mereka tetap tak puas karena sebagai juara bertahan, performa Persija seharusnya tidak seburuk ini.

Baca Juga: Sederet Fakta di Balik Performa Buruk Persija di Shopee Liga 1 2019

2. Kepergian Teco dan Jaime membuat Persija goyah

Ironi Persija: Juara Musim Lalu, Merana Musim IniDok.IDN Times/Istimewa

Keterpurukan Persija musim ini memang sudah terendus dari awal persiapan tim menuju kompetisi resmi. Pergantian tampuk pelatih dari Stefano 'Teco' Cugurra ke Ivan Kolev ternyata membuat tim asal Ibu kota ini tergoncang. Mereka seperti 'ayam kehilangan induknya'. Ciri khas ala Teco yang sudah melekat dengan Persija seakan sirna seketika.

Pergerakan Persija di meja transfer pun tak begitu agresif. Mereka justru harus kehilangan pilar penting di lini belakang karena Jaimerson da Silva memilih hengkang ke Madura United. Hal itu juga sepertinya yang membuat Persija memiliki celah besar di lini belakang musim ini, karena tak ada sosok pemimpin yang bisa memberikan komando di jantung pertahanan.

Baca Juga: Persija Kembali Gagal Raih Poin Penuh, Banuelos Salahkan Jadwal Padat

3. Tak memberikan perubahan, Ivan Kolev langsung dipecat

Ironi Persija: Juara Musim Lalu, Merana Musim IniDok.IDN Times/Istimewa

Mengawali musim baru, Persija menggunakan jasa Ivan Kolev untuk menjadi nakhoda di Liga 1 2019. Tim Ibu Kota di tangan Kolev seolah seperti macan tanpa taring. Kehilangan Teco dan Jaimerson ternyata membuat performa Macan Kemayoran menukik tajam. Tampil di Piala Presiden sebagai persiapan kompetisi, mereka gagal bersinar.

Pelatih asal Bulgaria itu pun melakukan beberapa perubahan guna mengangkat prestasi Persija dengan mendatangkan beberapa pilar asing yang cukup menjanjikan, yakni Steven Paulle dari PSM Makassar dan juga Bruno Matos. Kedatangan keduanya sempat memberikan harapan besar bagi Persija.

Namun, belum ada dampak signifikan yang ditunjukkan. Performa Persija di kompetisi Asia pun biasa saja. Mereka gagal maju ke fase selanjutnya usai gugur di babak grup. Sejalan dengan itu, Persija juga gagal meraih hasil positif di tiga laga awal sehingga membuat posisi Kolev didepak oleh manajemen Persija di bawah Ferry Paulus.

4. Persija di bawah asuhan Julio Banuelos tak menunjukkan perubahan

Ironi Persija: Juara Musim Lalu, Merana Musim IniPersija.id

Pelatih asal Spanyol, Julio Banuelos pun dipilih untuk jadi suksesor Kolev. Tak diberikan pilihan untuk membeli pemain karena bursa transfer sudah di tutup, rekan dari pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, itu memanfaatkan pemain yang ada termasuk Bruno Matos yang sempat tampil cukup baik saat tampil di AFC Cup.

Harapan tinggi langsung tertuju kepada Banuelos, maklum ia kerap diklaim sebagai pelatih yang direkomendasikan Luis Milla. Selain itu, ia juga membawa asisten pelatih yang sudah tak asing dengan sepak bola Tanah Air, yaitu Eduardo Perez. Tak pelak semua penggemar Persija optimistis tim kebanggaan mereka bisa tampil atraktif layaknya Timnas Indonesia di era Milla saat tampil di Asian Games 2018 lalu.

Alih-alih tampil bagus, Persija justru tak menunjukkan perkembangan signifikan. Selama ditanganinya, Persija justru semakin terpuruk karena dalam 10 laga yang dijalani cuma bisa meraih dua kemenangan saja. Akibatnya, Persija harus terdampar di zona degradasi, tepatnya di posisi 17 klasemen Liga 1, satu strip di atas Semen Padang yang menjadi juru kunci.

5. The Jakmania kehilangan kesabaran atas performa Persija musim ini

Ironi Persija: Juara Musim Lalu, Merana Musim IniTwitter/@infokomjakmania

Nada sumbang dan suara tak puas pun mulai muncul ke permukaan. Tekanan terhadap manajemen dan Banuelos pun semakin deras. Maklum, tak ada seorang pun pendukung Persija yang mau melihat tim kesayangannya terkapar di 'medan perang'.

Tapi, Banuelos masih menanggapinya dengan santai, bahkan ia menyebut Persija sudah tampil sesuai dengan apa yang diinginkannya.

"Semua pemain sudah mengikuti instruksi pelatih saat di lapangan. Mereka sudah berusaha maksimal, tapi hasil masih belum berpihak saja. Padahal tim sudah berusaha maksimal dan menerapkan apa yang diinginkan pelatih," kata Banuelos beberapa waktu lalu menanggapi hasil minor yang didapat Persija.

Musim ini, Persija memang sangat ketergantungan terhadap Marko Simic dan Riko Simanjuntak. Serangan mereka pun selalu berporos kepada kedua pemain tersebut. Walhasil, saat keduanya bisa dimatikan lawan Persija sedikit kebingungan, bahkan kesulitan untuk mencetak angka.

Banuelos tak setuju jika permainan timnya disebut monoton karena hanya mengandalkan Simic dan Riko. "Laga mana yang kalian tonton? Kami tak hanya menyerang dalam satu sisi saja, kami juga menyerang lewat Rezaldi, Novri, tak cuma Riko dan Simic saja," ujarnya kepada awak media.

6. Ketum Thejakmania sudah beri ultimatum

Ironi Persija: Juara Musim Lalu, Merana Musim Inipersija.id

Ketidakpuasan pendukung Persija itu semakin menjadi saat Sandi Sute dan kolega kalah di laga kandang melawan tim promosi Badak Lampung pekan lalu. Berbagai atribut hingga spanduk meminta manajemen berbenah dan pelatih mundur banyak terbentang di stadion. Sebab, mereka tak sudi nantinya melihat Persija terdegradasi ke liga kasta kedua.

Bahkan, Ketua Jakmania, Ferry Indrasjarief, secara terang-terangan ingin manajemen segera bertindak cepat untuk melakukan pergantian pelatih. Walaupun Banuelos berhasil mendaratkan beberapa pemain anyar macam Alexandre Luiz Reame alias Xandao, Fachruddin Aryanto, dan Joan Tomas, untuk putaran kedua, Ferry tetap ingin ia mundur karena dianggap tak kompeten melatih Persija.

"Sekarang pelatih yang ini sudah berapa kali bermain, saya bilang ke manajemen, saya tak melihat permainan sebenarnya. Tapi, manajemen selalu jawab, 'Ini pelatih bagus, pintar, dan pemain suka,'" ungkap Ferry.

"Kesalahan ini ada di pelatih. Saya tak suka pelatih ini. Kalau memang belum terlambat, baiknya diganti. Di kandang, melawan Badak Lampung, saja masak kalah. Buat saya, ganti saja pelatihnya," sambung dia.

7. Banuelos beberkan alasan kenapa Persija terpuruk

Ironi Persija: Juara Musim Lalu, Merana Musim IniPersija.id

Mendapatkan kritikan yang cukup banyak, Banuelos pun cukup paham. Namun, kata dia, Jakmania juga harus tahu penyebab inkonsisten timnya dalam perjalanan Persija di putaran perama kali ini. Apalagi, kondisinya saat ini cukup sulit.

"Namun, kami akan kerja. Situasi ini akan kami lewati, yang penting fokus sekarang adalah memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi," ujar Banuelos menanggapinya dengan santai.

8. Riko sebut tak mudah membangun tim dengan pelatih baru

Ironi Persija: Juara Musim Lalu, Merana Musim IniANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Pemain Persija Riko simanjuntak mengatakan dirinya optimistis Persija akan bangkit. Persija, kata Rico, sedang dalam masa transisi. Dan untuk membangun tim bukanlah perkara gampang.

Eks pemain Persegres Gresik ini mengatakan pelatih dan pemain pun sudah menunjukkan hal positif. Menurutnya Persija hanya tinggal menunggu momen kebangkitan saja.

"Kalau kita kerja seperti ini pasti kita bisa memenangkan laga, tinggal menunggu momen saja. Semua sudah kerja dengan baik Semoga ke depannya bisa memaksimalkan peluang dan bisa menang melawan partai berikutnya," kata pemain berusia 27 tahun tersebut.

Tentu, Riko pun tak bisa terus berbicara seperti itu, sebab desakan suporter adalah bukti di lapangan. Lalu, bagaimana nasib Persija pada putaran kedua? Bisakah mereka lepas dari zona degradasi? Atau justru tergelincir ke zona degradasi?

Sepak terjang Macan Kemayoran di paruh kedua musim ini akan menjawabnya.

Baca Juga: Ditantang PSM, Pelatih Persija Ogah Bercermin dari Rekor Tandang Tamu

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya