Kudeta Kuda Hitam ke Para Raja di Piala Eropa 2020

Banyak tim non unggulan tampil moncer di Piala Eropa 2020

Jakarta, IDN Times - Piala Eropa 2020 telah menciptakan sejumlah kejutan. Empat tim yang berada di posisi teratas dalam daftar favorit juara, harus pulang lebih dulu. Apa yang sedang terjadi di sepak bola Benua Biru?

Rumah taruhan Ladbrokes sempat menempatkan Prancis, Jerman, Portugal, dan Belanda sebagai favorit juara. Faktanya? Jangankan bisa mencapai semifinal, keempatnya bahkan sudah tersingkir di babak 16 besar.

Belanda secara mengejutkan dipermalukan Republik Ceko di babak 16 besar. Sempat digadang-gadang masuk daftar calon juara Piala Eropa karena penampilan menawan sepanjang penyisihan grup, De Oranje justru antiklimaks di laga melawan Republik Ceko. Sehingga mereka harus angkat koper lebih cepat.

Sebenarnya, apa yang terjadi?

1. Kualitas rata

Kudeta Kuda Hitam ke Para Raja di Piala Eropa 2020Potret laga Prancis melawan Swiss (twitter.com/iF2is)

Prancis pun disingkirkan Swiss di  fase tersebut pada laga yang digelar 29 Juni 2021. Sejarah dibuat tim besutan Vladimir Petkovic. Mereka menjadi satu-satunya tim yang bisa mengalahkan runner up Piala Eropa 2016 dan juara Piala Dunia 2018 di ajang ini.

Ini adalah kali pertama dalam satu dekade terakhir, Prancis gagal melaju ke perempat final di turnamen besar. Tentu fakta ini membuat peta persaingan tim kuat di Benua Biru mulai berubah.

"Jarak antara tim-tim yang disebut sebagai kelas dua dengan raksasa kini semakin tipis. Anda lihat di turnamen ini siapa saja bisa saling mengalahkan." kata kapten Swiss, Granit Xhaka dikutip Talksport

"Saya selalu mengatakan tim ini pantas mendapatkan lebih dari yang bisa Anda prediksi," lanjut dia.

Baca Juga: Wonderkid Portugal Kayak Penipu Among Us di Piala Eropa 2020

2. Mematahkan anggapan

Kudeta Kuda Hitam ke Para Raja di Piala Eropa 2020Potret laga Prancis melawan Swiss (twitter.com/iF2is)

Dia menilai, sudah begitu banyak diskusi yang meremehkan Swiss. Menurut dia, semua bisa dipatahkan. Terbukti, Swiss bisa membuat sejarah besar di sepak bola Eropa.

“Semua orang Swiss bisa sangat bangga. Kami mencapai sesuatu yang tidak mungkin digambarkan dengan kata-kata. Melihat hasil turnamen ini, tidak bisa dibantah kekuatan sepak bola Eropa kini semakin merata," ujar Xhaka.

Melihat kenyataannya, Piala Eropa saat ini memang tak menunjukkan adanya jarak antara tim unggulan dan kuda hitam. Melihat kualitas permainan di atas lapangan, Republik Ceko dan Denmark juga masih punya peluang besar menjadi juara di Piala Eropa 2020. Tak ada lagi outsider yang jadi bulan-bulanan.

3. Potensi Ceko meledak

Kudeta Kuda Hitam ke Para Raja di Piala Eropa 2020potret Patrik Schick bersama Timnas Republik Ceko(skysports.com)

Republik Ceko bahkan diprediksi bisa melewati kesuksesan yang pernah ditorehkan 17 tahun silam. Pada Piala Eropa 2004 mereka berhasil melangkah hingga semifinal, sebelum akhirnya dikalahkan Yunani yang keluar sebagai juara. 

Ceko yang mengalahkan Belanda juga kini banyak diperbicangkan publik. Mereka secara mengejutkan menunjukkan penampilan spartan setiap mentas selama penyisihan hingga babak 16 besar Piala Eropa 2020. 

"Prancis, Belanda, Portugal, dan Jerman, pasti tidak senang. Tapi, ini menjadi turnamen yang bagus karena outsider sekarang juga punya peluang. Jarak sudah mengecil, tak ada lagi tim yang terlalu dominan. Ini isyarat bagus karena hasil kerja UEFA untuk membantu negara-negara kecil mulai terlihat," tutur eks pelatih Jerman, Rudi Voeller.

4. Pemerataan pemain membantu sepak bola berkembang di Eropa

Kudeta Kuda Hitam ke Para Raja di Piala Eropa 2020Twitter.com/EURO2020

Mulai meratanya peta kekuatan sepak bola Eropa akhirnya juga diakui oleh anggota eks pelatih Tottenham Hotspur, Roy Hodgson. Menurut dia, negara kecil pun kini melakukan persiapan seperti Inggris atau Italia.

Selain itu, dia juga menilai jika sebenarnya pemain-pemain di berbagai klub Eropa juga berperan dalam terjadinya transfer pengetahuan yang membuat negara kecil kini mulai berlari sama kencang. 

Pada Piala Eropa 2004, untuk kali pertama dalam sejarah turnamen, semifinal bahkan tak diisi negara sepak bola utama Eropa. Kala itu, bahkan Yunani keluar sebagai juaranya. 

Hal itu kemungkinan besar juga bisa terjadi di Piala Eropa 2020. Mungkin ini saat waktu yang tepat bagi Denmark, Republik Ceko, Swiss, dan Ukraina, untuk menegaskan bahwa pemerataan kekuatan memang sedang terjadi di Eropa.

Baca Juga: Jerman Tersingkir, Penghuni Grup Neraka Piala Eropa Babak Belur!

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya