Liverpool yang Selalu Porak-poranda Saat Mentas di Anfield

Juergen Klopp enggan menyalahkan timnya

Jakarta, IDN Times - Liverpool bernar-benar tak bertaji jika tampil di Anfield Stadium. Mereka tak pernah merasakan kemenangan lagi dalam tujuh laga Liga Inggris jika mentas di hadapan publiknya sendiri.

Paling anyar, Liverpool dibuat malu Chelsea dengan skor tipis 0-1 pada Jumat (5/3/2021). Satu gol kemenangan The Blues dicetak oleh gelandangnya Mason Mount.

Hanya saja, pelatih Liverpool Juergen Klopp enggan menyalahkan performa tim yang selalu jeblok di kandang. 

“Namun kami tak bisa membuat alasan karena tampil di kandang. Masalahnya bukan soal Anfield, atau faktor lainnya. Ini adalah kesalahan menyeluruh yang selalu terjadi,” kata Klopp dikutip Sky Sport.

Baca Juga: Gol Hantu yang Picu Ketegangan Liverpool Vs Chelsea

1. Statistik kandang Liverpool jeblok

Liverpool yang Selalu Porak-poranda Saat Mentas di AnfieldPesepak bola Liverpool James Milner (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Chelsea Mateo Kovacic (kiri) dalam laga lanjutan Liga Inggris, di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Kamis (4/3/2021). Chelsea berhasil mengalahkan Liverpool 1-0 lewat gol yang dicetak Mason Mount pada menit ke-42. ANTARA FOTO/Pool via Reuters/Laurence Griffiths

Walau enggan disebut selalu tampil jelek di kandang, statistik tak bisa mengelak. Liverpool memang benar-benar jadi pesakitan kalau mentas di Anfied. Mereka bahkan punya masalah produktivitas.

Total tujuh laga kandang tak bisa dimaksimalkan Mohamed Salah dan kolega. The Reds harus menelan dua hasil imbang melawan West Bromwich Albion (1-1) dan Manchester United (0-0). Selanjutnya kalah beruntun dari Burnley (0-1), Brighton (0-1), Manchester City (1-4), Everton (0-2), dan Chelsea (0-1).

Dari tujuh laga tersebut, Liverpool harus bobol sebanyak 10 gol. Hal ini membuat rata-rata kemasukan mereka mencapai 1,4 gol per laga. Sebaliknya, produktivitas gol kandang jadi masalah, karena hanya bisa mecetak sebiji gol saja dalam tujuh laga yang sudah dilewati dengan rata-rata 0,14 gol per laga.

Hal itu membuat Liverpool tak bisa mencetak gol melalui open play. Terakhir mereka bisa melakukan itu saat memasuki periode sibuk Desember 2020. Sadio Mane berhasil mencetak gol melalui permainan terbuka, tak seperti saat ini yang selalu melalui bola mati dll.

Baca Juga: Rekor Buruk Hantui Liverpool di Anfield Jelang Lawan Chelsea

2. Produktivitas lini serang mampet, gelandang minim kontribusi

Liverpool yang Selalu Porak-poranda Saat Mentas di AnfieldPesepak bola Liverpool Curtis Jones (tengah) dihadang pesepak bola Chelsea N'Golo Kante (kiri) dan Cesar Azpilicueta (kanan) dalam laga lanjutan Liga Inggris, di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Kamis (4/3/2021). Chelsea berhasil mengalahkan Liverpool 1-0 lewat gol yang dicetak Mason Mount pada menit ke-42. ANTARA FOTO/Pool via Reuters/Oli Scarff

Minimnya gol Liverpool tentunya ditenggarai karena trio mesin gol, yakni Roberto Firminho, Mohamed Salah, dan Sadio Mane yang tak seproduktif musim lalu. Selain itu, minimnya kontribusi yang diberikan lini tengah menjadikan mereka kesulitan menciptakan peluang.

Di Liga Champions, Liverpool sejatinya tampil sempurna. Dalam laga leg pertama babak 16 besar lawan Red Bull Leipzig, mereka sanggup memenangkan laga dengan skor 2-0. 

Tapi, kondisi berbeda dirasakan saat bertanding di Premier League, performa Liverpool malah jeblok. 11 laga terakhir yang dilakoni di Premier League, mereka cuma menang tiga kali. Sisanya, mereka imbang sekali dan kalah dalam tujuh kesempatan. 

3. Optimisme Juergen Klopp

Liverpool yang Selalu Porak-poranda Saat Mentas di AnfieldTwitter.com/Squawka

Inkonsistensi yang mereka alami ini berpengaruh besar terhadap posisi mereka di klasemen. Padahal, musim lalu Liverpool berhasil mencatatkan 68 laga tanpa kekalahan. Mereka sangat superior di atas lapangan.

“Kami harus meraih yang terbaik di masa penting. Kami harus menunjukkan kualitas di saat momen terpenting, karena kini kami kesulitan melakukan hal itu,” ujar Klopp

Klopp merasa, statistik tersebut jadi hantaman keras buat timnya. Namun optimime masih diusungnya. Ia yakin Liverpool bakal segera mengakhiri periode sulit dengan mengakhiri rekor jeblok di kandang.

Jika bisa dilakukan, Liverpool yang saat ini bertengger di posisi enam dengan raihan 43 poin, bisa terus bersaing di klasemen Liga Inggris 2020/21. Dan kembali masu ke lima besar untuk bisa bersaing meraih tiket Liga Champions musim depan.

Baca Juga: Klopp Diisukan ke Timnas Jerman, Liverpool Siapkan Steven Gerrard?

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib
  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya