Ratu Tisha: Pengaturan Skor akan Ditindak Sesuai Aturan PSSI

Komdis PSSI sedang mengurus kasus ini
Jakarta, IDN Times - Isu panas mengenai pengaturan skor atau match fixing yang kembali mencuat di kompetisi bal-balan Indonesia semakin meresahkan insan sepak bola nasional. Bagaimana tidak, sederet nama pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) justru terlibat langsung dalam kegiatan memalukan tersebut. Tak pelak, hal itu membuat citra federasi sepakbola Indonesia semakin buruk.
 
Salah satu nama yang mencuat kepermukaan adalah anggota Exco PSSI, yakni Hidayat. Namanya disebut-sebut sebagai dalang dalam kasus pengaturan skor salah satu pertandingan babak delapan besar Liga 2 antara PSS Sleman dan Madura FC.

1. Ratu Tisha berujar bahwa semua dugaan pengaturan skor sudah dilimpahkan ke Komisi Disiplin

Ratu Tisha: Pengaturan Skor akan Ditindak Sesuai Aturan PSSIIDN Times/Ilyas Listianto Mujib
PSSI pun menanggapi tuduhan yang kini dialamatkan kepada salah satu anggotanya tersebut. Mereka memberi garansi akan menindaklanjuti masalah tersebut hingga tuntas.
 
Dalam diskusi yang dibuat oleh PSSI Pers di salah satu tempat di daerah Kemang, Jakarta Selatan, pada Jumat (30/11), federasi yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal, Ratu Tisha Destria, mengakui akan bertindak sesuai dengan regulasi yang dimiliki PSSI. Menurutnya, PSSI akan bertindak tegas jika salah satu anggotanya ikut terlibat dalam kasus yang kini tengah jadi pembicaraan publik tersebut.
 
"Semua sudah diproses oleh Komisi Disiplin (Komdis), dan semuanya akan ditindak dengan langkah hukum yang berlaku di organisasi (PSSI). dalam artian nanti akan ada sidang dan kelanjutannya," kata Tisha kepada wartawan. 

Baca Juga: Mau Edy Rahmayadi Mundur dari Ketua Umum PSSI? Begini Caranya

2. PSSI ingin menuntaskan kasus pengaturan skor sampai ke akarnya

Ratu Tisha: Pengaturan Skor akan Ditindak Sesuai Aturan PSSIIDN Times/Ilyas Listianto Mujib
Namun, PSSI enggan melihat kasus per kasus saja dan hanya melihat segelintir orang yang terlibat dalam kasus pengaturan skor itu. Kata Tisha, PSSI ingin menuntaskan masalah ini hingga ke akar-akarnya sehingga tak menghambat perkembangan sepak bola di Indonesia. 
 
"Jadi untuk proses persidangan ini harus berjalan dan melihat semua, tak hanya satu dua pertandingan yang dicurigai nama orang ini, atau orang ini. Banyak laporan yang masuk ke PSSI terkait hal itu akan dipersidangkan dan prosesnya telah berjalan jadi kami tak bisa bicara hal tersebut karena prosesnya sedang berjalan dan akan diselesaikan," ujar Tisha. 

3. PSSI sudah bekerja sama dengan Genius Sport untuk kasus pengaturan skor

Ratu Tisha: Pengaturan Skor akan Ditindak Sesuai Aturan PSSIhttps://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-4317324/bukan-cuma-edyout-pssi-harus-potong-satu-generasi-pengurus
Wanita Lulusan ITB jurusan Matematika ini mengaku, jauh sebelum merebaknya isu ini ke publik, PSSI sudah bekerja sama dengan Genius Sport atau partner FIFA, untuk mengidentifikasi pertandingan yang mencurigakan sejak 2017 lalu. Itu dilakukan dari liga tertinggi hingga kasta terendah. Namun, dirinya membedakan permasalahan ini dengan apa yang terjadi dalam kasus lain.
 
"Hal ini bukan seperti kasus Persib vs Persija (kematian Haringga Sirla) yang kekurangan fakta. Jadi kami bentuk tim dan mencari fakta. Sedangkan, fakta dan bukti di kasus ini sudah cukup karena tadi, PSSI kerja sama dengan Genius Sport. Jadi prosesnya sudah dijalankan, bukan lagi menginvestigasi dan mencari lagi karena fakta sudah cukup," beber wanita kelahiran Jakarta, 30 Desember 1985 itu.

4. Bos Persija sampaikan saran untuk PSSI

Ratu Tisha: Pengaturan Skor akan Ditindak Sesuai Aturan PSSIANTARA FOTO/Galih Pradipta
Di sisi lain, Direktur Utama Persija, Gede Widiade, yang turut hadir di acara tersebut sebagai narasumber, memberikan saran kepada federasi terkait masalah pengaturan skor ini. Ia memberi gambaran bagaimana orang atau klub yang terlibat harus diberikan efek jera.
 
"Sangat efektif jika pelanggarannya cukup parah dan sudah masuk ranah hukum PSSI, jadi perlu dilakukan investigasi sesuai dengan statuta yang berlaku. Putuskan lewat Komdis dan jika ada pelanggaran hukum serahkan ke polisi. Pasti ada efek jera," ungkap pria yang juga menjabat sebagai COO Bhayangkara FC tersebut. 
 
"Siapa yang mau masuk penjara setahun-dua tahun? Apalagi ada hukuman dari organisasi sampai lima tahun, jadi mereka pasti takut," sambungnya.

Baca Juga: Catatan untuk Timnas Indonesia dan PSSI Setelah Piala AFF 2018

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya