Saul Niguez, Sang Todocampista yang Pikat Raksasa Inggris

Cemerlang di ibu kota Spanyol, saatnya Saul hengkang?

Jakarta, IDN Times - Satu gol krusial dari Saul Niguez membantu Atletico Madrid mengalahkan juara bertahan Liga Champions edisi sebelumnya, Liverpool. Sebuah pembuktian elegan dari Saul yang yang tengah diincar pesaing Liverpool di Liga Inggris.

Potensi yang terus ditunjukkan Saul dalam beberapa tahun terakhir memang membuat klub-klub seperti Manchester United dan Manchester City berebut tanda tangannya. Bahkan, Barcelona juga kini disebut ikut dalam jalur perburuan.

Saul Niguez memang tumbuh dalam keluarga sepak bola. Ayahnya, Jose Antonio yang lebih dikenal dengan nama Boria, adalah striker andalan Elche pada medio 1980-an. Tiga anak Boria mengikuti jejaknya mencoba peruntungan di dunia bal-balan. Mereka adalah Jonathan (34 tahun/Elche), Aaron (30/Elche) yang sempat merumput bersama Johor Darul Ta'zim, dan tentu Saul (Atletico/25).

Karier Saul tentu paling cemerlang. Ia pernah mentas di final Liga Champions hingga membela panji tim nasional Spanyol, prestasi yang tak pernah dicapai ayah mau pun kedua kakaknya.

1. Saul sempat ditempa di akademi Real Madrid

Saul Niguez, Sang Todocampista yang Pikat Raksasa InggrisPemain Atletico Madrid, Saul Niguez saat masih kecil. (Twitter/@saulniguez).

Beberapa pihak menanggap kemampuan Saul di lapangan hijau bisa menjadikan dia pemain andalan Atletico Madrid dan jadi incaran klub raksasa Eropa itu merupakan hal lumrah. Maklum, dia lahir di keluarga pesepak bola, sehingga sejak kecil dirinya bisa mengasah potensinya dengan dukungan tersebut.

Tapi, siapa sangka Saul Niguez harus memulai kariernya dengan sangat rumit. Sebelum bersinar bersama Los Colchoneros, Saul justru ditempa oleh dua klub tetangga, yakni Real Madrid dan Rayo Vallecano.

2. Saul Niguez pernah jadi korban perundungan

Saul Niguez, Sang Todocampista yang Pikat Raksasa InggrisPemain Atletico Madrid, Saul Niguez. (en.atleticodemadrid.com).

Ternyata, selama menimba ilmu di akademi Real Madrid dirinya jadi korban perundungan. Selama berada di sana, banyak sekali masalah yang acap kali mengusik dirinya di luar hal-hal sepak bola. Namun, pengalamannya di di Madrid Castilla ternyata membuat Saul lebih dewasa.

"Mereka mencuri sepatu dan makanan saya. Mereka juga melarang saya pergi ke camp latihan tim di Valdebebas selama dua pekan, padahal saya tak melakukan apa pun. Tapi, mereka mengirimkan surat kepada manajer tim mengatasnamakan saya," kata Saul saat diwawancara El Mundo. 

3. Saul pindah ke akademi Atletico Madrid saat berusia 12 tahun

Saul Niguez, Sang Todocampista yang Pikat Raksasa InggrisPemain Atletico Madrid, Saul Niguez. (atleticodemadrid.com)

Terus diterpa masalah-masalah tersebut membuatnya tak terlalu berkembang dan harus meninggalkan Real Madrid, seakan karier sepak bola Saul akan habis. Namun, hal itu tak melunturkan cita-citanya untuk jadi bintang masyhur lapangan hijau. Sebaliknya, pria kelahiran Elche ini justru punya mental baja untuk terus berjuang.

"Ketika meninggalkan Madrid, saya tahu dunia tak akan kiamat," ujar pemain bernomor punggung delapan itu saat menceritakan dirinya juga harus keluar dari Madrid.

Mencari alternatif lain untuk berlatih, ia lantas bergabung dengan klub rival sekotanya Atletico Madrid tepat saat usianya beranjak 12 tahun. Berlatih dalam akademi Los Colchoneros ternyata membantu Saul untuk mengembangkan potensinya, karena lingkungan yang nyaman selama berlatih.

Baca Juga: Saul Niguez Menjadikan Leg Pertama Milik Atletico Madrid

3. Saul sempat ditolak Manchester United dan Everton

Saul Niguez, Sang Todocampista yang Pikat Raksasa InggrisPemain Atletico Madrid, Saul Niguez. (alchetron.com)

Lima tahun kerja kerasnya di Atletico Madrid akhirnya mulai membuahkan hasil. Saul mulai tampil menonjol bersama tim junior dan potensi besarnya pun disadari oleh pelatih senior Los Colchoneros, Diego Simeone.

Delapan tahun silam, tepatnya pada 8 Maret 2012, Saul Niguez mendapatkan kesempatan langka untuk memulai debut profesional pertamanya. Tak tanggung-tanggung, ia mampu mentas di ajang Liga Europa dan membawa Atletico  menumpas wakil Turki, Besiktas 3-1 saat usianya baru menginjak 17 tahun 108 hari.

Ternyata, penampilannya itu tak serta-merta membuat Saul bisa tampil reguler bersama Atletico. Ia kesulitan menembus skuat utama yang diracik pelatih asal Argentina tersebut. Bahkan, ia harus rela terlempar dari tim utama untuk mencari klub baru.

Mungkin tak banyak yang tahu jika Saul pernah ditolak klub-klub Premier League saat masih belia. Kala berusia 18 tahun, pemain berpaspor Spanyol ini sempat di tolak Everton. Bahkan, jurnalis Spanyol, Guillem Balague, mengakui jika Manchester United yang kini mengincarnya sempat menolak jasa Saul saat berusia muda.

4. Saul sempat dipinjamkan ke Rayo Vallecano

Saul Niguez, Sang Todocampista yang Pikat Raksasa InggrisPemain Atletico Madrid, Saul Nih=guez saat masih dipinjamkan ke Rayo Vallecano. (mundodeportivo.com).

Pada 2013/14 akhirnya ia harus rela dipinjamkan ke Rayo Vallecano. Pengalaman sekolah di Vallecano lagi-lagi menempa mental baja Saul Niguez. Dia diberi banyak kepercayaan oleh Paco Jimenez, yang notabene merupakan juru racik saat itu memercayainya untuk tampil di pelbagai posisi, mulai dari gelandang atau bek tengah.

Walau sukses bersama Vallecano, Saul harus gigit jari lantaran tak menjadi bagian dari skuat Atletico Madrid yang melaju ke final Liga Champions 2013/2014. Selain masih dalam masa peminjaman, ia harus mengakhiri musim di ruang operasi karena masalah ginjal dan dilarang bepergian menggunakan pesawat.

5. Saul Niguez sempat jadi penonton saat final Liga Champions 2013/2014

Saul Niguez, Sang Todocampista yang Pikat Raksasa InggrisPemain Atletico Madrid, Saul Niguez. 90min.com

Tapi, hal itu tak menyurutkan niatnya untuk menonton koleganya berjuang bersama Atletico Madrid melawan Real Madrid di Lisabon, Portugal. Ia harus menempuh jarak cukup jauh, yakni 630 kilometer untuk sampai ke Estadio da Luz bersama keduanya orang tua, Boria dan Pilar, serta sang kekasih Yaiza.

Saul Niguez hanya punya dua tiket pertandingan, untuk dirinya sendiri serta Yaiza. Beruntung, sesaat menjelang laga, ia berhasil mendapatkan tiket untuk orang tuanya, meski mereka berdua harus berada di tribun berbeda.

Dua tahun berselang, Atletico kembali bentrok dengan Real Madrid di final Liga Champions. Tapi, pada final edisi 2015/16 yang digelar di San Siro, Milan, Saul tak lagi datang sebagai penonton, melainkan pemain. Bahkan, Saul masuk dalam susunan starting eleven Atletico. Roda hidup berputar begitu cepat bagi Saul.

Gagal dalam final Liga Champions tak membuatnya lelah. Lagi-lagi ia terus berkembang dan membawa Atletico Madrid berhasil membuat Liverpool terlempar dari babak 16 besar Liga Champions 2019/2020. Hal itu tak lepas dari mental baja Saul yang membuatnya punya kemampuan jauh lebih lengkap.

6. Saul bisa mengisi semua posisi di lini sentral

Saul Niguez, Sang Todocampista yang Pikat Raksasa Inggristwitter.com/ChampionsLeague

Di bawah arahan Simeone, Saul memang tampil baik saat dicoba sebagai bek tengah, gelandang sentral, dan sayap. Simeone sempat berujar jika Saul punya segala persyaratan untuk menjadi salah satu gelandang terbaik dunia. Menurut dia, pemain tersebut bisa menembak, mengoper, memiliki ritme, dan bermain dengan otaknya.

Wajar jika saat ini ia dijuluki "todocampista" alias pemain yang mampu mengisi semua posisi di lini sentral.

8. Saul sebut Atletico adalah falsafah hidup

Saul Niguez, Sang Todocampista yang Pikat Raksasa InggrisGrafis Saul Niguez. (IDN Times/Arief Rahmat)

Penampilannya dari hari ke hari terus berkembang. Namun, kata Saul, hal itu tak lepas Atletico Madrid sampai akhirnya diincar banyak klub Eropa. Walhasil, ia merasa banyak hal yang sudah di lakukan klub yang membesarkannya itu dan baginya rival Real Madrid itu adalah segalanya.

"Bagi saya, Atletico bukan cuma emblem. Klub ini adalah soal nilai dan falsafah hidup: kerendahan hati, kerja keras, pengorbanan, kesatuan, dan kerja sama tim," kata Saul, walau hal itu tak menjamin dirinya bakal terus bertahan.

Denyut dan napas sepak bola memang sudah melintas batas meninggalkan jauh orbitnya, gelontoran uang bisa membuat klubnya rela melepas Saul Niguez ke Manchester United, Manchester City, atau Barcelona. Tapi, sebelum itu, "todocampista" yang punya mental baja ini punya peluang membawa Atletico meraih prestasi tertinggi dulu baik di LaLiga atau Liga Champions 2019/2020.

Baca Juga: Barcelona Saingi Dua Manchester Demi Mendapatkan Saul Niguez

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya