Sempat Menghilang Beberapa Hari, Bukayo Saka: Saya Sangat Terluka

“Tak ada tempat untuk rasisme."

Jakarta, IDN Times - Bukayo Saka sempat menghilang beberapa waktu di media sosial setelah kekalahan timnas Inggris dari Italia dalam laga final Piala Eropa yang digelar Senin (12/7/2021). Kini Saka kembali dan mengecam semua tindakan rasisme kepadanya.

Seperti diketahui, Saka beserta dua pemain muda lainnya, yakni Jadon Sancho dan Marcus Rashford, menjadi korban rasisme usai Inggris kalah dari Italia. Ketiganya dinilai sebagai biang kerok kekalahan Inggris.

Ketiga pemain muda itu tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik saat menjadi algojo di adu tos-tosan. Walhasil, skuat The Three Lions kembali gagal meraih gelar perdana di Piala Eropa.

1. Tak ada tempat untuk rasisme

Saka meminta kepada pemilik platform media sosial agar bisa mencegah terjadinya kembali aksi rasisme kepada anak-anak atau orang dewasa. Terlebih, pesan kebencian dan menyakitkan sudah menghujani dirinya, Sancho, dan Rashford dalam pekan ini. Seharusnya platform besar bisa menjaga semua orang dan mengutamakan kesetaraan ras.

Ia juga menyebut tak ada ruang bagi siapa pun yang masih berlaku tidak adil kepada orang-orang minoritas. 

“Tak ada tempat untuk rasisme atau kebencian dalam berbagai bentuk di sepak bola atau area masyarakat mana pun, bagi kumpulan mayoritas untuk memanggil orang-orang yang mengirim pesan ini. Kami akan mengambil tindakan dan melaporkan komentar ini ke polisi demi mengusir kebencian dengan bersikap baik satu sama lain, kita akan menang,” tulis Saka dalam unggahan di Instagram pribadinya.

Baca Juga: Benarkah Kegagalan Bukayo Saka Karena Mantra yang Diucapkan Chiellini?

2. Bukayo Saka menghindar dari media sosial

Sempat Menghilang Beberapa Hari, Bukayo Saka: Saya Sangat TerlukaKalvin Phillips dan Luke Shaw menenangkan Bukayo Saka. (independent.co.uk)

Saka memang sengaja menghindar dari media sosial usai kekalahan Inggris itu. Ia menghindari gejolak yang terjadi untuk bisa melakukan introspeksi. Kini, dirinya mencurahkan isi hatinya melalui media sosial.

“Saya menghindar dari media sosial untuk beberapa saat demi menghabiskan waktu bersama keluarga dan merenung beberapa hari terakhir. Melalui pesan ini, saya begitu bersyukur atas semua cinta yang telah saya terima, dan saya merasa perlu berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukung saya,” kata pemain berusia 19 tahun itu.

Ia merasa terhormat bisa menjadi bagian dari Timnas Inggris. Banyak teman-teman senior yang membantunya di sana. Mereka akan menjadi saudara seumur hidup bagi Saka. Tak pelak ia berterima kasih kepada semuanya yang membantunya belajar dan berkembang di skuat The Three Lions.

3. Kecewa dan merasa bersalah atas kegagalan Inggris di final Piala Eropa

Sempat Menghilang Beberapa Hari, Bukayo Saka: Saya Sangat TerlukaBukayo Saka. (twitter.com/BukayoSaka87)

Saka mengungkapkan kekecewaannya usai gagal berjuang bersama untuk membantu Inggris meraih kemenangan dalam final pertama di 55 tahun terakhir. Ia begitu dihantui rasa bersalah, karena semua orang sudah membantunya hingga mencapai fase tersebut.

“Reaksi saya setelah pertandingan mengatakan itu semua, saya sangat terluka, merasa seperti mengecewakan semua orang Inggris dan keluarga saya. Namun, saya dapat menjanjikan ini kepada Anda. Saya tidak akan membiarkan momen itu atau hal negatif tersebut terus terulang,” katanya.

Ucapan terima kasih diberikan Saka kepada semua orang yang terus memberikan dukungan, hingga mengirimkan dirinya surat yang tulus, mendoakan dirinya dan keluarga dalam keadaan baik.

Bukayo Saka menilai hal itu jadi gambaran solidaritas dan gairah semua orang dari berbagai ras, jenis kelamin, agama, serta latar belakang yang berbeda di lapangan hijau.

Baca Juga: Asal Usul Motor Chopper, Berawal dari Harley Davidson 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya