Thomas Tuchel, Gelar Belum Tentu Selamatkan Anda di Chelsea!

Tuchel antarkan Chelsea ke dua final dalam waktu 99 hari

Jakarta, IDN Times - Sejak diakuisisi taipan asal Rusia, Roman Abramovich, pada 2003 lalu, Chelsea dikenal kejam kepada para manajernya. Mereka tak segan memecat manajer yang sedang bekerja, jika hasil yang muncul tak sesuai harapan.

Namun, kekejaman Chelsea itu tak bikin nyali Thomas Tuchel ciut. Berhasil menjawab keraguan dengan membawa The Blues ke final Liga Champions 2020/21, Tuchel kini terlihat lebih percaya diri.

Manajer asal Jerman itu tercatat jadi yang ke-13 menangani Chelsea sejak 2003 lalu. Sebelumnya, nama besar macam Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, hingga Antonio Conte, pernah terdepak dari kursi panas walau sudah memberikan beragam prestasi bagi klub asal London ini.

Tak punya waktu lama sejak datang ke Chelsea, Tuchel di luar dugaan mampu mengubah performa klub menjadi lebih baik. Selain berhasil membawa Chelsea ke final Pial FA, dia juga mampu membawa timnya lolos ke final Liga Champions.

Terang saja ini jadi prestasi tersendiri bagi Tuchel. Sebab, dalam waktu singkat dia berpotensi membawa timnya meraih dua gelar juara sekaligus musim ini.

1. Samai torehan Robert Di Matteo sebagai manajer Chelsea

Chelsea bagaikan deja vu di bawah arahan Tuchel. Sebab, mereka bisa saja mengulangi prestasi di 2012, yang memenangkan Liga Champions dan Piala FA.

Kala itu, Chelsea dibesut oleh Roberto Di Matteo. Datang di tengah kompetisi menggantikan Andre Villas-Boas, dia mampu menyulap Chelsea menjadi sangat menakutkan. Dua final Piala FA dan Liga Champions pun langsung didapat. Satu gelar Liga Champions membuktikannya layak jadi manajer paling mengejutkan.

Catatan itu pun bisa disamai oleh Tuchel, bahkan bisa menciptakan prestasi lebih baik ketimbang Di Matteo dalam waktu dekat. Dengan catatan, dia bisa membawa timnya menang di laga final melawan Leicester (FA Cup) dan Manchester City (Liga Champions). 

Namun, jika pada akhirnya mendapatkan dua gelar juara tersebut, nasibnya juga bisa jadi seperti Di Matteo. Raih trofi dalam waktu singkat bersama Chelsea, lalu gagal di musim selanjutnya, hingga didepak oleh Abramovich.

Baca Juga: Penyesalan Chelsea Saat Bungkam Real Madrid: Harusnya Menang 5-0

2. Mampu mengeluarkan potensi terbaik para pemainnya

Thomas Tuchel, Gelar Belum Tentu Selamatkan Anda di Chelsea!Pemain Chelsea N'Golo Kante (kiri) berebut bola dengan pemain Real Madrid Toni Kroos pada pertandingan babak Semifinal Leg ke-2 Liga Champions di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, Rabu (5/5/2021) waktu setempat. Chelsea melaju ke final Liga Champions usai menang 2-0 atau unggul 3-1 secara agregat atas Real Madrid. ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville

Tuchel datang menggantikan Frank Lampard 99 hari yang lalu. Dia tak diberi pilihan banyak lantaran pemain yang ada merupakan warisan Lampard. Namun, hal itu tak jadi masalah besar untuk membangkitkan keperkasaan Chelsea.

Dia bisa memanfaatkan Kai Havertz dan beberapa penggawa anyar lainnya, termasuk mengeluarkan kemampuan terbaik Jorginho, N’Golo kante, Cesar Azpilicueta, Antonio Ruediger, hingga Timo Werner, yang sempat melempem selama rezim Lampard.

Mereka bahkan menjadi warna baru pemainan Chelsea sejak 2021. Transformasi permainan pragmatis dan ketenangan dalam penguasaan bola ala Tuchel, membawa tim tersebut kembali ditakuti lawannya musim ini. Bahkan, hingga sulit dikalahkan para penantangnya.

Total, hanya dua kali Chelsea kalah saat ditemani Tuchel, yakni di Premier League melawan West Bromwich Albion (2-5) dan Porto (0-1) dalam perempat final Liga Champions. Sisanya, musuh-musuh mereka harus bertekuk lutut atau hanya mampu menahan imbang saja.

3. Alasan Thomas Tuchel memutuskan jadi manajer The Blues

Thomas Tuchel, Gelar Belum Tentu Selamatkan Anda di Chelsea!football.london

Di balik keberhasilannya, Tuchel berisiko menjadi korban ke-13 yang dipecat Abramovich. Terlebih, ada indikasi Chelsea tak terlalu percaya terhadap Tuchel, karena saat datang di tengah kompetisi hanya diberikan durasi kontrak selama 18 bulan saja. 

Lalu, kenapa dia mau mengambil risiko itu? Dia pun tak mengelak jika rasa khawatir menghinggapinya sebelum ambil keputusan jadi manajer Chelsea. Dia sempat bertanya-tanya, kenapa hanya diberi waktu 18 bulan saja. Namun, hal itu akhirnya tak jadi beban pikiran Tuchel, sebab durasi kontrak tak jadi acuan utama jika jadi manajer Chelsea.

"Setelah semenit saya berpikir, apa yang berubah? Jika mereka memberi saya empat setengah tahun, mereka bisa memecat saya. Jadi di mana saya bisa yakin akan berada di sana selama empat setengah tahun?" ujar Tuchel dikutip ESPN.

"tu merupakan kebenaran pada level ini. Saya memutuskan untuk tak terlalu khawatir, cukup berani untuk mengambil petualangan ini. Sebab, sudah sangat jelas, saya ingin melakukannya dan tidak ingin melewatkan kesempatan ini," lanjut dia.

4. Saat yang tepat meraih gelar Liga Champions

Thomas Tuchel, Gelar Belum Tentu Selamatkan Anda di Chelsea!skysports.com

Sejauh ini, Tuchel tak pernah berpikir terlalu jauh soal masa depannya di Chelsea. Dia hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk klub yang dinakhodainya itu. Walau belum dijamin mendapatkan gelar, pencapaiannya ini cukup membuat fans tersenyum lebar.

"Ini begitu penting. Saya begitu bersemangat dan senang melihat semangat tim ini. Kredit saya berikat kepada seluruh elemen tim yang sudah berjuang memberikan kemampuan terbaik. Saya akan selalu mengungkapkannya. Bagi saya, Bayern Munich dan Manchester City merupakan acuan. Kali ini, kami ingin memutus jarak dengan Manchester City," ujar Tuchel dikutip BBC.

Mantan pelatih PSG ini layak mendapatkan apresiasi lebih karena bisa meramu tim yang diisi mayoritas pemain bukan pilihannya dalam waktu singkat. Terlepas nantinya dia bisa meraih gelar Liga Champions dan Piala FA sekaligus, pada akhirnya, nasib Tuchel tetap berada di tangan besi Abramovich. 

Baca Juga: Real Madrid Sampai Bengong Diperdaya Chelsea

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya