Cerita Wiljan Pluim Main di Papua: Melihat Ular hingga Banyak Berdoa

Wiljan Pluim lebih religius jika away ke Papua?

Jakarta, IDN Times - Gelandang PSM, Wiljan Pluim, sudah menjalani tahun ke empat tampil di kompetisi kasta tertinggi Indonesia Liga 1. Pemain yang jadi kunci permainan skuat Juku Eja itu merasa kerasan tinggal di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, karena banyak pengalaman baru yang didapatkan selama perjalanan kariernya.

Kini dia perlahan mulai bisa mengucapkan bahasa Indonesia, hal itu membuatnya seperti merasa di rumah sendiri. Namun demikian, dia tetap merindukan ibunya dan frikadellen (makanan khas negaranya), serta kehidupan di negaranya Belanda.

1. Pluim akui sudah melakukan lebih dari 100 penerbangan selama di Indonesia

Cerita Wiljan Pluim Main di Papua: Melihat Ular hingga Banyak BerdoaANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Pluim sendiri kini sudah terbiasa dengan banyak hal yang tidak bisa dia bayangkan sebelum empat tahun silam datang ke Indonesia, salah satunya ialah harus terbang setiap menjalankan pertandingan tandang. Menurut dia, hal itu merupakan pengalaman anyar yang baru didapat karena selama di Negeri Kincir mayoritas perjalanan ditempuh melalui jalur darat, dengan kendaraan roda empat atau kereta.

Sedangkan, mayoritas perjalanan dari satu daerah ke daerah lain di Tanah Air harus menggunakan pesawat atau kapal laut. Sebab, kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau membuat perjalanan melalui darat sangat tidak mungkin.

"Saya sudah memiliki lebih dari seratus penerbangan di sini (Indonesia)," kata mantan pemain Vitesse dalam wawancaranya kepada Voetbal International, yang menceritakan sangat seringnya dia menggunakan pesawat saat bepergian di Indonesia.

2. Pluim bukan penakut, tapi lebih religius saat away ke Papua

Cerita Wiljan Pluim Main di Papua: Melihat Ular hingga Banyak BerdoaANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Pemain berusia 31 tahun itu pun mengungkapkan ada rasa takut yang dialami karena sering melakukan perjalanan menggunakan pesawat. Terutama saat tujuan perjalanan tersebut ke wilayah Papua. Padahal, dirinya merasa bukan seorang penakut, apalagi hanya gara-gara bepergian melalui udara.

"Nah, kalau kita harus pergi ke Papua (Tepatnya ke Serui, Kepulauan Yapen). Ketika kami tiba di sana dengan pesawat, kami harus terbang tiga puluh menit lagi dengan pesawat lain. Semacam bus dengan baling-baling terpasang," ujar Pluim dengan terheran-heran.

"Saya bukan orang yang religius, tapi di sana (Serui) saya selalu banyak memanjatkan doa sebelum berangkat. Oleh sebab itu, saya tak menyesal ketika tim dari Papua tersebut terdegradasi," lanjut dia.

3. Pluim melihat ular saat sedang latihan di Papua

Cerita Wiljan Pluim Main di Papua: Melihat Ular hingga Banyak BerdoaTwitter.com/PSM_Makassar

Hal itu benar-benar pengalaman yang tak bisa dilupakan (tandang ke markas Perseru), sebab dirinya merasa bermain di tengah pedalaman yang masih lestari. Banyak yang memberitahunya jika di wilayah tersebut masih banyak yang menggunakan tombak, tapi hanya kawanan monyet hutan saja yang ia temui. Pluim merasa hal itu sangat luar biasa karena wilayah di sana masih bisa terjaga.

Ada saja memang hal-hal baru yang didapatkan selama di sana. Tak hanya soal perjalanan, terkadang fasilitas stadion pun masih minim. Dia heran ketika rumput di belakang gawang saat menjalani latihan begitu tinggi. Hal itu seolah seperti sebuah ladang saja.

"Satu kala ketika tengah berlatih, kami melihat pria yang mengelola lapangan yang kami gunakan seketika melompat keluar. Dia memegang sesuatu, seekor ular seukuran tiga kaki, ketebalannya mengingatkan pada ular besar Anaconda. Kami hanya melihatnya, kemudian kami mulai berlatih lagi," kata Pluim.

4. Wiljan Pluim menikmati kariernya di Indonesia

Cerita Wiljan Pluim Main di Papua: Melihat Ular hingga Banyak BerdoaLiga-Indonesia.id

Hal itu ternyata jadi kebanggaan tersendiri bagi Pluim. Dirinya tak mau mendeskripsikan itu sesuatu yang menakutkan, karena itu merupakan hal biasa. Dia juga tidak sepakat jika ada pemain lain yang baru datang ke Indonesia tiba-tiba menceritakan hal yang berbau mistis dan belum tentu kebenarannya di wilayah tersebut, seperti hantu voodoo.

"Siapa yang harus saya katakan mereka salah? Bahkan, jika semua pemain berdoa sebelum dan sesudah setiap latihan dan pertandingan itu merupakan hal biasa. Saya hanya merasa ada di zona yang membuat saya lebih takut saja, lalu saya melakukan (doa) itu sendiri," ujar eks gelandang kunci Roda JC itu.

Lebih jauh, Wiljan Pluim begitu menikmati karier di Indonesia. Sebab, penggemar bal-balan di Tanah Air begitu fanatik. Dirinya selalu membayangkan ketika datang ke stadion, riuh sekali di dalamnya. Ketika semua bangku sudah terisi, pekik nyanyian, tabuhan drum, sampai kembang api selalu jadi pelengkap pertandingan yang sangat luar biasa selama berseragam PSM.

Baca Juga: Manajemen PSM Makassar Gak Yakin Liga 1 Kembali Bergulir pada 1 April

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya