Pemain Timnas U-19 Ini Ternyata Pernah Berlatih di Negeri Matador

Atlet penuh prestasi, tapi tetap rendah hati. Siapakah dia?

Nama Syahrian Abimanyu langsung jadi populer ketika Timnas U-19 mendapuknya sebagai gelandang tengah. Permainan bola yang disuguhkannya selama membela Garuda Muda di ajang Piala AFF 2017 cukup mengesankan. Peran penghubung lini tengah dan lini depan yang ditugaskan mampu dijalankan dengan baik.

Teranyar, penampilannya bersama Sriwijaya FC di Piala Presiden 2018 berhasil menuai banyak pujian.

1. Ayah Abimanyu adalah asisten pelatih timnas U-19 di bawah asuhan Indra Sjafri

Pemain Timnas U-19 Ini Ternyata Pernah Berlatih di Negeri MatadorDok. Pribadi Abimanyu

Pria yang akrab disapa Abi ini merupakan putra asli daerah yang berhasil membawa nama harum Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah di kancah sepak bola nasional. Ia lahir di Dusun Tlete, Desa Purwareja, Kecamatan Klampok delapan belas tahun silam.

Saat balita, Abi bersama keluarganya hijrah ke Jakarta. Ia mengawali karier sepak bolanya di sekolah sepak bola Union Makes Strenght (UMS) saat umurnya masih lima tahun. Ia memiliki bakat turunan sepak bola dari ayahnya, Rasiman, yang berprofesi sebagai asisten pelatih timnas U-19 tahun 2015.

2. Abimanyu pernah gagal masuk akademi Manchaster City

Pemain Timnas U-19 Ini Ternyata Pernah Berlatih di Negeri MatadorDok. Pribadi Abimanyu

Saat tahun 2010, Abi memilih pindah belajar ke Jakarta Football Academy (JFA). Berkat kegigihan dan semangat belajar tak kenal lelah, dirinya terpilih untuk mewakili timnya bersama dengan pemain-pemain lain ke ajang Gothia Cup di Swedia.

Latihannya tak sia-si. Abi dan sembilan kawannya mendapat kesempatan menjalani turnamen di Inggris (29 Februari – 29 Maret 2012) walau tanpa campur tangan PSSI dan pemerintah.

Bahkan mereka mampu tampil mengejutkan karena mampu mengalahkan 3 club akademi negara Ratu Elizabeth II. Di antaranya akademi Leicester City (3-1), Manchester City (2-1), dan Manchester United (2-1). 

Berkat itu Abi dan kolega dinilai layak bergabung di akademi sepak bola Manchaster City. ”Setelah turnamen itu, ayah (Rasiman) ketemu partner di Leicester. Rekannya di sana rencananya mau bikin akademi di Eropa untuk menampung anak-anak indonesia. Mereka merasa yakin anak indonesia memiliki potensi untuk berkompetisi di Eropa,” kata Abi.

Sayangnya, ke-10 anak berbakat itu tak bisa dengan mudah masuk ke akademi Manchester City. Sebab, mereka terkendala izin tinggal di Inggris. Sesuai dengan ketentuan, mereka harus tinggal selama dua tahun di luar Inggris lebih dulu sebelum nanti bersekolah di akademi. 

“Tapi setelah kami siap, ternyata kami terbentur peraturan FIFA. Kami gak boleh main di liga sana sampai umur 18 tahun, akhirnya kami kembali ke JFA,” ujar Abi.

3. Lima tahun berlatih di Spanyol

Pemain Timnas U-19 Ini Ternyata Pernah Berlatih di Negeri MatadorDok. Pribadi Abimanyu

Singkat cerita, mereka akhirnya mendapatkan kesempatan kembali untuk menimba ilmu di luar negeri. Lewat JFA mereka dikirim ke Valencia untuk mendapatkan pelatihan yang lebih baik lagi.

Mereka bergabung dengan Royal European Football Academy (REFA) di Valencia, Spanyol dan banyak menghabiskan waktu di sana.

Kurang lebih lima tahun Abi cs berguru di Negeri Matador. Selama di sana mereka menempa diri dan mengikuti berbagai kompetisi junior.

“Banyak pelajaran yang kami petik di sana, Kami ikut berbagai ajang kompetisi, hingga menu latihan yang sesuai dengan kurikulum Eropa. Itu banyak membantu kami berkembang,” beber pria yang mengidolakan klub Barcelona tersebut.

Ia pun menuturkan perbedaan mencolok antara belajar sepak bola di Indonesia dan Spanyol. Menurutnya, jika berbicara pola latihan sebetulnya tak beda jauh. Hanya saja fasilitas, kedisiplinan, dan asupan gizi di Eropa lebih terjaga.

“Kalau soal latihan hampir sama, hanya saja soal cara hidup atlet beda di sana karena lebih terjaga. Selain itu, kurikulum usia dininya tertata banget. Gaya bermain kita pun ikut terbawa, gimana cara main di Eropa, pasing-pasing kualitasnya juga jadi bagus,” terang Abi.

Abi lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain sepak bola di Eropa. Bahkan ia sudah tahu atmosfer kompetisi di sana. Bukan tak mungkin suatu saat nanti dirinya bisa menjadi orang Indonesia pertama yang mampu tampil di kompetisi kasta tertinggi Eropa.

4. Abimanyu sempat dianggap tak nasionalis

Pemain Timnas U-19 Ini Ternyata Pernah Berlatih di Negeri MatadorDok. Pribadi Abimanyu

Walau banyak menghabiskan waktu di Spanyol, Abi tetap menjadi langganan squat timnas junior. Tercatat, ia telah membela timnas di kejuaraan AFF U-16 2013, AFC U-16 2014, Timnas U-19 2015, Timnas U-19 2016.

“Walau di Spanyol, kami kan setiap 10 bulan sekali pulang. Saya banyak mendapat kesempatan untuk membela timnas junior juga kok,” ujar pemain yang mengidolakan Ponaryo Astaman itu.

Namun, Abi menuturkan bahwa tak mudah baginya bisa meraih kesempatan berseragam timnas. Ia bahkan beberapa kali gagal menjalani aksinya dengan timnas. Bahkan di antaranya hanya jadi pemanis di bangku cadangan saat itu.

“Tahun 2015 pulang ke Indonesia dan sempat masuk timnas U-19 untuk persiapan AFF. Namun, gagal karena Indonesia saat itu di baned oleh FIFA. Setelah gagal tampil dengan timnas sempat masuk Persija untuk Piala Presiden 2015 sama coach Rahmad Darmawan,” ujar pria yang suka sekali bermain playstation itu.

Tahun 2016 ia sempat kembali mendapat kesempatan tampil di Piala AFF. Hanya saja, ia jarang mendapatkan kesempatan untuk tampil. Saat itu pelatih Edward Tjong lebih memilih pemain lain ketimbang Abi.

Satu tahun berselang, Abi kembali mendapat kesempatan untuk seleksi timnas U-19 di bawah asuhan Indra Sjafri. Tim ini dipersiapakan untuk mengikuti turnamen Toulon Cup di Prancis. Tapi karena tak ada kejelasan Abi urung berangkat ke tanah kelahirannya dan tetap melanjutkan karier di Spanyol.

Akibat kejadian itu, Abi dianggap tak memiliki jiwa nasionalis karena dianggap tak bisa memenuhi panggilan timnas. Ia banyak dikecam publik dan terancam tak bisa kembali mendapatkan kesempatan untuk membela timnas.

“Saya sama yang lain sempat di panggil untuk seleksi di Indonesia. Tak ada kejelasan mengenai akomodasi kami untuk berangkat kesana. Kami tak menolak panggilan timnas, tapi kami kesulitan berangkat kesana. Itu yang membuat kami tak jadi seleksi di Indonesia,” beber pria yang mengidolakan Xavi Hernandez tersebut.

Selepas turnamen di Prancis, timnas kembali mengadakan TC dan akhirnya Abi mendapatkan kesempatan kedua. Ia akhirnya bisa memenuhi undangan untuk seleksi di timnas dan jadi bagian dari skuat Merah Putih. Sampai akhirnya ia mampu menjadi andalan timnas di ajang AFF U-19 tahun 2017 lalu.

5. Abimanyu masih berhasrat tampil di Eropa

Pemain Timnas U-19 Ini Ternyata Pernah Berlatih di Negeri MatadorDok. Pribadi Abimanyu

Walaupun sudah memastikan berkarier di Indonesia selama dua tahun ke depan, Abi tetap memiliki keinginan untuk bisa bermimpi tampil di Liga Eropa.

Ia menyatakan bahwa suatu saat kelak dirinya yakin bisa bermain di Eropa. “ Saya masih memiliki mimpi besar untuk bisa bermain di liga top Eropa. Keinginan sih main di liga Spanyol. Tapi, ya paling di Segunda B (Kasta kedua liga Spanyol),” tutur Abi.

Kesempatan kembali ke Spanyol memang sangat terbuka lebar bagi Abi, mengingat usianya yang masih sangat muda. Haya saja, tahun 2018 ini Abi masih tetap fokus untuk membela klubnya Sriwijaya FC dan timnas U-19.

Ilyas Listianto Mujib Photo Verified Writer Ilyas Listianto Mujib

Buruh pena yang sedang menggeluti jurnalisme olahraga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya