'Pep Guardiola Effect' di Balik Kesuksesan Inggris di Piala Dunia 2018

#WorldCup2018 Ternyata Guardiola banyak membantu Inggris ya!

Pengaruh Pep Guardiola nampaknya tengah dirasakan timnas Inggris di Piala Dunia 2018. Sebab, beberapa pemain Manchester City mampu menjadi pilar utama di skuat The Three Lions. Ditambah, gaya main yang diusung Guadiola terlihat hidup dalam permainan John Stones dkk.

Seperti diketahui, trio pemain yang terakhir memenangkan gelar di Premier League bersama Guardiola mampu tampil reguler bersama timnas Inggris: Raheem Sterling, John Stones, dan Kyle Walker. Ketiganya bak memiliki ‘hidup baru’ berkat ajaran yang diberikan oleh Guardiola - dan Southgate bisa ikut menikmati hasilnya.

“Dia memberi banyak pengaruh terhadap cara bermain City. Saya selalu bicara pemain Inggris yang nyaris tak pernah bermain di negara lain. Namun, kami beruntung karena banyak pelatih yang datang dari mancanegara ke Inggris, salah satunya adalah Guardiola,” kata Southgate seperti dikutip dari Manchester Evening News.

1. Inggris mampu membangun serangan dari bawah

'Pep Guardiola Effect' di Balik Kesuksesan Inggris di Piala Dunia 2018marca.com

Dalam skuat Inggris saat ini yang paling kentara perubahannya adalah di lini belakang, bek tengah, John Stones yang mampu membangun serangan dari bawah. Bahkan, kapten Jerman Barat era 90-an, Lothar Matthaeus pun sampai mengaguminya.

Menurut pria berusia 57 tahun itu, ketika menonton pertandingan terakhir Inggris-16 melawan Kolombia, Stones mendorong orang yang duduk di sampingnya dan berkata: "Stones ini adalah salah satu bek tengah terbaik di dunia."

Demikian pula, Walker telah menjadi bek yang lebih fleksibel setelah satu tahun bermain di bawah Guardiola. Walker telah menjadi bek tengah kanan yang baik di Piala Dunia 2018.

2. Guardiola selalu memberikan dampak bagi timnas dimana ia melatih klub di negara tersebut

'Pep Guardiola Effect' di Balik Kesuksesan Inggris di Piala Dunia 2018premierleague.com

Jika menoleh kebelakang, sebenarnya efek Guardiola punya korelasi yang dekat dengan prestasi timnas tempatnya melatih, meski pelatih asal Spanyol itu belum sekali pun menjadi pelatih timnas. Yang pertama di Barcelona. Dalam dua musim, Guardiola mengubah cara bermain Barcelona menjadi sebuah tim penakluk.

Saat itu, Spanyol menjadi juara Piala Dunia 2010, setelah mengadopsi gaya bermain yang dipakai Guardiola di Barcelona; sepak bola menekan dengan penguasaan bola total. Pemain macam, Gerard Pique, Carles Puyol, Andres Iniesta, Sergio Busquets, dan Xavi Hernandez menjadi tulang punggung Spanyol di Piala Dunia 2010.

Lalu, hal serupa dirasakan ketika Guardiola menukangi Bayern Munich dan satu tahun kemudian, Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014. Enam pemain Jerman dalam starting XI yang mengalahkan Argentina di final Piala Dunia 2014 menikmati musim pertama mereka bersama Guardiola di Bayern.

Wajar, jika Southgate mengungkapkan secara terang-terangan telah mengadopsi gaya main seperti yang Guardiola lakukan selama bertahun-tahun.

“Guardiola punya pengaruh terhadap terhadap permainan tim yang berbeda dibandingkan yang telah biasa kita saksikan di level tertinggi sepak bola,” kata Southgate.

3. Masih ada pengaruh Barcelona di sepak bola Inggris

'Pep Guardiola Effect' di Balik Kesuksesan Inggris di Piala Dunia 2018mirror.co.uk

Memang, Guardiola sama sekali tak keberatan jika diajak berdiskusi oleh Southgate untuk urusan pemain-pemainnya, sepanjang musim sekali pun. Hal itu membuat Southgate mendapatkan update untuk hal-hal yang penting. Southgate juga yakin pengaruh dari masa-masa Guardiola melatih Barcelona masih dirasakannya pada sepak bola 'akar rumput' di Inggris.

“Guardiola adalah seorang inovator. Ketika saya menyaksikan anak-anak bermain sepak bola sekarang, secara otomatis mereka membangun serangan dari belakang. Bahkan saat itu tidak ada pelatih yang menginstruksikan mereka untuk menyerang. Saya rasa itulah pengaruh tim asuhannya, dengan pemain-pemain seperti Iniesta dan Xavi,” ujar pelatih kelahiran Watford itu.

Sejauh ini, Efek Guardiola skuat The Three Lion sudah terasa karena Southgate mampu membawa anak asuhnya mencapai babak semifinal dan akan menghadapi Kroasia, Kamis (12/7), dini hari WIB. Mereka berusaha mengulang memori indah yang diraih di PD 1966. Jadi, akankah Southgate bisa mengambil keuntungan seperti yang diperoleh olh Spanyol dan Jerman?

Ilyas Listianto Mujib Photo Verified Writer Ilyas Listianto Mujib

Buruh pena yang sedang menggeluti jurnalisme olahraga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani
  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya