Ada Derby Panas di Tubuh Timnas Kroasia

#Worldcup2018 Semua bersatu demi Kroasia

Timnas Kroasia baru saja memastikan diri tampil di final Piala Dunia 2018 usai menumbangkan Inggris dengan skor 2-1. Capaian tersebut adalah pertama kali yang mampu dicatatkan oleh tim berjuluk Vatreni ini. Sejarah akan mencatat mereka jika nanti di partai final mampu mengalahkan Prancis dan keluar sebagai juara.

Menariknya, para pemain Kroasia sebagian besar tumbuh dan berkembang bersama dua klub paling populer di Kroasia, yakni Dynamo Zagreb dan Hajduk Split. Uniknya kedua klub tersebut ternyata rival berat dan selalu panas saat bertemu di Liga Kroasia.

1. Dynamo Zagreb dan Hajduk Split sebagai penghasil generasi emas Kroasia

Ada Derby Panas di Tubuh Timnas KroasiaFIFA

Skuat inti Kroasia pada Piala Dunia kali ini merupakan bintang-bintang yang tampil di klub-klub terbaik Eropa, seperti Real Madrid, Barcelona, Liverpool, dan Inter Milan. Meski demikian, mereka sebenarnya belajar dan berkembang seperti saat ini berkat didikan akademi Hajduk Split dan Dynamo Zagreb. 

Kedua tim konsisten menghasilkan bibit pesepak bola yang menjadi tumpuan di Timnas Kroasia. Tercatat dari 11 pemain utama, tujuh pemain pernah memperkuat Zagreb, yakni Dejan Lovren, Domagoj Vida, Sime Vrsaljko, Marcelo Brozovic, Luka Modric, Mateo Kovacic, dan Mario Mandzukic. Sementara Hajduk setidaknya mengirim tiga mantan anak didiknya, yakni Danijel Subasic, Ivan Strinic, dan Ivan Perisic.

Adapun pemain utama yang berkembang di luar dua klub tersebtut adalah Ante Rebic (RNK Split) dan Ivan Rakitic (FC Basel, Belgia).

2. Derby panas antara Dynamo Zagreb dan Hajduk Split

Ada Derby Panas di Tubuh Timnas KroasiaNotey.com

Bertemunya Dynamo Zagreb dan Hajduk Split selalu menjadi perhatian publik Kroasia. Pasalnya, kedua tim memiliki basis pendukung paling besar di Liga Kroasia. Saat kedua tim bertemu, tak jarang pecah bentrokan yang melibatkan kedua pendukung kesebelasan.

Sebutan untuk bertemunya kedua tim adalah Eternal Derby atau Croatian Derby.

Saking panasnya, pada September 2009 lalu, Daily Mail menyebut derby ini sebagai rivalitas terpanas nomor 20 di dunia. Pertandingan yang melibatkan kedua tim tak hanya panas di lapangan. Di tribun penonton juga sama panasnya. Bad Blue Boys, pendukung garis keras Zagreb sering terlibat bentrok dengan Torcida yang merupakan pendukung Hajduk.

Sejarah permusuhan kedua tim ini bisa dilacak hingga tahun 1992 silam. Saat itu, kedua tim ini masih tergabung di Liga Yugoslavia. Keduanya selalu menempati empat besar bersama Red Star Belgrade (Serbia) dan Partizan Belgrade (Serbia) di Liga Yugoslavia.

Rivalitas tersebut berlanjut hingga pada 1991, Kroasia memerdekakan diri dan berpisah dengan Yugoslavia yang bubar. Kedua tim ini lantas lebih intens bertemu di Liga Kroasia. Permusuhan kedua tim ini semakin memuncak dan awet hingga sekarang.

Hajduk merasa mewakili masyarakat pinggiran sedangkan Dynamo sebagai representasi masyarakat mapan karena didirikan di ibu kota sehingga memiliki dukungan finansial yang kuat.

3. Bersatu demi Tim Nasional

Ada Derby Panas di Tubuh Timnas KroasiaFIFA

Meski para pemainnya berasal dari dua klub yang saling bermusuhan, namun mereka tetap bersatu saat bermain untuk negaranya. Terbukti, para pemain mampu bekerja sama dengan baik saat memperkuat Kroasia. Para pemain ini melupakan asal usulnya dan memilih bersatu atas nama Kroasia.

Tak hanya pemainnya, para pendukung Zagreb dan Hajduk juga sering bersatu saat mendukung negaranya. Mereka seperti melupakan rivalitasnya saat bermain di Liga Kroasia. Contoh persatuan ini pernah terjadi saat Bad Blue Boys dan Torcida sama-sama membenci federasi sepak bola Kroasia (HNS) yang dianggap korup.

Mereka kerap bersatu untuk menyuarakan kritiknya kepada HNS. Tak jarang, mereka melakukan aksi-aksi kekerasan agar suaranya didengar.

Imam Rosidin Photo Verified Writer Imam Rosidin

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya