Kisah Guru SD, Tabarez yang Kini Jadi Pelatih Uruguay Tertua

#WorldCup2018 Dia tertua di Piala Dunia 2018 lho

Juru taktik Uruguay, Oscar Tabarez menjadi pelatih tertua di Piala Dunia 2018 dengan usia 71 tahun. Meski usianya tak lagi muda, strategi dan taktiknya masih sangat layak diperhitungkan. Anak asuhnya diantarkan ke babak 16 besar dengan catatan sempurna, meraih tiga kemenangan tanpa kebobolan.

Pada sebuah wawancara, Tabarez pernah mengatakan kunci kesuksesannya sebagai pelatih tertua adalah dengan beradaptasi. Ia sadar betul bahwa sepak bola telah banyak berubah dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.

"Ketika kami memulai membangun kembali tim ini pada 2006, tujuannya adalah mengubah pemikiran kami. Ada banyak perubahan luar biasa dalam sepak bola di seluruh dunia, terutama ketika Anda membandingkan pada 1990 hingga 2018. Sepak bola tidak sama; dunia tidak sama," katanya dikutip dari Thesefootballtimes.

1.  Seorang guru SD panutan

Kisah Guru SD, Tabarez yang Kini Jadi Pelatih Uruguay TertuaThe Sun

Tabarez memiliki julukan El Maestro atau yang dalam bahasa Indonesia diartikan Sang Guru. Bukan tanpa alasan, pria kelahiran Montevideo ini adalah seorang guru SD sebelum terjun ke dunia kepelatihan.

Di tempat kelahirannya Tabarez mengajar baca tulis untuk anak-anak miskin. Ia juga tergabung dalam program melek huruf bagi orang-orang dewasa. 

Dengan latar belakang sebagai guru ternyata juga berpengaruh ketika menjadi pelatih sepak bola. Ia dikenal sebagai pelatih yang menjelaskan strateginya kepada anak asuhnya secara terperinci.

2. Derita sakit langka

Kisah Guru SD, Tabarez yang Kini Jadi Pelatih Uruguay TertuaTheathletic.com

Jauh sebelum Piala Dunia 2018, Tabarez didiagnosis penyakit langka, Sindrom Guillain-Barre. Penyakit ini menyerang saraf perifier yang berfungsi untuk mengendalikan gerak tubuh. Jika tak ditagani lebih awal, penyakit tersebut akan menyerang ke seluruh tubuh dan mengakibatkan kelumpuhan.

Pada 2006 silam, Tabarez pernah disarankan untuk mengundurkan diri dari kursi kepelatihan Uruguay. Namun, ia menolak karena tekadnya yang besar utnuk membawa negaranya berprestasi.

"Saya serahkan nasib ini kepada para fisioterapis, dokter, dan perawatan. Dan penyakit ini tak akan meghalangi saya untuk melatih Uruguay," ucapnya dilansir dari USA Today, awal Juni lalu.

Beruntung Tabarez mendapatkan perawatan yang baik. Meski tak sembuh total ia masih mampu menggerakkan kakinya. Hanya saja, saat berjalan dan berdiri ia membutuhkan alat bantu dan kursi roda elektrik.

3. Tampil di empat piala dunia berbeda

Kisah Guru SD, Tabarez yang Kini Jadi Pelatih Uruguay Tertuahttp://www.guinnessworldrecords.com

Tabarez menangani Uruguay dalam dua periode waktu yakni 1988 hingga 1990 dan 2006 sampai sekarang. Sejak saat itu, ia telah mendampingi La Celeste tampil di empat turnamen Piala Dunia yang berbeda, yakni edisi 1990, 2010, 2014, dan 2018. 

"Tampil di empat Piala Dunia tentu megejutkan saya. Pertama, sangat menakjubkan bagaimana waktu sangat cepat berlalu. Namun, yang jelas saya akan selalu berpikir secara positif," katanya kepada Thesefootballtimes.

Prestasi terbesar Tabarez di ajang Piala Dunia adalah saat mengantar Uruguay mencapai semifinal pada 2010 silam. Pada laga tersebut, Diego Forlan dan kolega ditumbangkan Belanda dengan skor 2-3.

Sementara di luar Piala Dunia, Tabarez pernah mengantar negaranya menjuarai Copa America pada 2010 lalu.

Imam Rosidin Photo Verified Writer Imam Rosidin

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya