Roberto Martinez: Dari Tim Medioker Hingga Bawa Belgia ke Semifinal

#WorldCup2018 Mampukah Martinez bawa Belgia ke final?

Sebuah pencapaian yang luar biasa dicatatkan oleh pelatih Roberto Martinez bersama Timnas Belgia. Tangan dinginnya mampu mengantarkan Rode Duivels sampai ke babak semifinal Piala Dunia 2018 setelah mengalahkan Brasil dengan skor 2-0, Sabtu (7/7) dini hari WIB.

Kini, pelatih berusia 44 tahun ini bersiap mengukir sejarah bersama Belgia dengan menjuarai Piala Dunia untuk pertama kalinya. Di partai semifinal, ia akan memimpin anak asuhnya menghadapi Prancis. Untuk mengetahui sepak terjang pelatih berkepala pelontos ini, simak profil singkatnya.

1. Dikenal sebagai pelatih tim Medioker

Roberto Martinez: Dari Tim Medioker Hingga Bawa Belgia ke SemifinalMarca

Sebelum ditunjuk menangani Belgia, Martinez lebih sering melatih tim-tim semenjana. Selain itu, karir kepelatihannya hanya berkutat bersama tim-tim dari Premier League. Prestasi tertinggi pria berkebangsaan Spanyol ini mampu mengantarkan Wigan Athletic menjuarai Piala FA pada musim 2012/2013.

Di awal karirnya sebagai juru latih, Martinez menangani Swansea pada 2007 silam. Bersama The Swans, Martinez hanya bertahan selama tiga musim dan menangani sebanyak 117 laga dengan hasil 56 kemeneangan, 36 imbang, dan 25 kali mengalami kekalahan. Di musim terakhirnya, Swansea hanya finis di posisi ketujuh Premier League.

Berikutnya, tepatnya pada akhir musim 2009/2010, Martinez ditunjuk untuk menangani Wigan Athletic. Bersama Wigan, Martinez menangani 175 pertandingan selama lima musim. Hasilnya, ia meraih 51 kemenangan, 46 hasil imbang, dan kalah 78 kali. Dalam lima musim tersebut, Martinez mampu mengantarkan Wigan menjuarai Piala FA pada musim 2012/2013.

Klub terakhir yang ia tangani sebelum melatih Belgia adalah Everton. Bersama The Toffes, Martinez bertahan selama tiga musim dengan hasil 62 kali menang, 37 imbang, dan 44 kali kekalahan. Di Everton Martinez bernasib sial karena ia dipecat pada 2016. Ia diberhentikan karena minimnya prestasi yang diraih Everton. Selain itu, kekalahan beruntun tujuh kali di Premier League membuat para suporter Everton mendesak sang pelatih untuk mundur.

2. Sempat dicibir saat ditunjuk sebagai pelatih Belgia

Roberto Martinez: Dari Tim Medioker Hingga Bawa Belgia ke SemifinalIndiana Express

Martinez ditunjuk sebagai pelatih Belgia pada 2016 menggantikan Marc Wilmots. Saat pertama kali diperkenalkan ke publik, sang pelatih mendapat banyak kritikan dari para penggemar Belgia. Bagaimana tidak, Martinez sebelumnya bukanlah pelatih bergelimang prestasi. Selain itu, ia juga hanya seorang pelatih yang dipecat karena gagal membawa Everton berprestasi.

Seiring berjalannya waktu, Martinez nyatanya mampu membuktikan diri. Dalam 25 pertandingan bersama Belgia, ia hanya mengalami satu kekalahan. Sisanya, 19 menang dan lima kali meraih hasil imbang. Kini, publik Belgia mulai berharap sang pelatih mampu membawa negaranya menujarai Piala Duia untuk pertama kalinya.

3. Ahli strategi yang mumpuni

Roberto Martinez: Dari Tim Medioker Hingga Bawa Belgia ke SemifinalFIFA

Bersama Belgia, Martinez menjelma menjadi pelatih yang mahir dalam meracik strategi. Terbukti pada Piala Dunia kali ini, ia mampu menyingkirkan Brasil karena strateginya yang membuat lawannya kerepotan. Misalnya, sebelum laga ini, Romelu Lukaku selalu ditempatkan sebagai penyerang tunggal di depan. Dan saat melawan Tim Samba, Martinez menempatkan Lukaku di sisi kanan sebagi sayap. Selain itu, Kevin de Bruyne yang biasanya beroperasi di lini tengah, ia dorong untuk sedikit maju ke depan.

Di lini tengah Martinez juga malakukan sedikit perubahan, Yannick Carrasco dan Dries Mertens digantikan oleh Marouane Fellaini dan Nacer Chadli. Hadirnya kedua pemain tersebut sangat efektif dalam merusak lini tengah Brasil. Dan hasilnya kita semua tahu, Belgia dengan mudah menusuk ke lini pertahanan Brasil dan mampu menghasilkan dua gol. Strategi tersebut juga membuat Brasil kesulitan membaca permainan Belgia di babak pertama.

Imam Rosidin Photo Verified Writer Imam Rosidin

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya