Ironi Ricuh Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya

Padahal, kapten Persebaya saat ini adalah orang asli Papu

Jakarta, IDN Times - Kericuhan terjadi di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan, Surabaya, pada Sabtu (17/8) lalu. Tepat di perayaan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia, aparat keamanan yang ditemani sekelompok warga, mengepung asrama yang ditinggali mahasiswa Papua karena isu pembuangan bendera Merah-Putih di selokan.

Pengepungan sendiri, menurut keterangan dari Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS), Piter Frans, dilakukan petugas keamanan karena isu pembuangan bendera Merah-Putih di selokan, sehingga ini lebih ke penegakan hukum dan bukan pengusiran.

“Saya sebagai senior asrama Papua, kami menyampaikan apa yang dilakukan (oleh petugas) adalah penegakan hukum bukan pengusiran,” ujar Piter kala ditemui IDN Times di lokasi pada Minggu (18/8) lalu.

Pengepungan ini sendiri terjadi karena beredar kabar ada bendera Merah-Putih yang dibuang ke selokan oleh mahasiswa-mahasiwa Papua. Pertama kali isu ini berembus pada Jumat (16/8) lalu. Setelah pengepungan yang juga diwarnai tembakan gas air mata oleh aparat dan usai memeriksa 43 mahasiswa Papua di Mapolrestabes Surabaya, tidak ditemukan pelaku pembuangan bendera Merah-Putih.

1. Relasi harmonis Surabaya dengan warga Papua

Ironi Ricuh Asrama Mahasiswa Papua di SurabayaTwitter/@asiagol123

Kericuhan yang terjadi di AMP tentu menimbulkan ironi tersendiri, apalagi terkait relasi antara Surabaya dan Papua. Satu yang perlu diingat adalah per musim 2019 ini, kapten tim dari klub kebanggaan warga Surabaya sekaligus kebanggaan Jawa Timur, Persebaya, dijabat oleh orang asli Papua, Ruben Karel Sanadi.

Datang ke Surabaya bersama gerbong pemain asal Papua, Ruben menjadi proyek ambisius mantan pelatih Persebaya, Alfredo Vera. Bersama Ruben, datang deretan bintang-bintang asal Papua seperti Nelson Alom, Ferinando Pahabol, hingga bintang muda, Osvaldo Haay.

Datang sejak Januari 2018, Ruben bersama Nelson dan Osvaldo masih setia berseragam hijau-hijau khas Persebaya. Bahkan, bersama Osvaldo, keduanya tak jarang jadi andalan tim, terutama Ruben.

Baca Juga: Polda Jatim Akan Usut Pihak yang Teriak Rasis pada Mahasiswa Papua

2. Tak hanya jadi andalan Persebaya, Ruben juga harumkan nama klub dengan jadi andalan di level timnas

Ironi Ricuh Asrama Mahasiswa Papua di SurabayaTwitter/@persebayaupdate

Sejak tampuk kepelatihan Timnas Indonesia dipegang Simon McMenemy, nama Ruben Karel Sanadi langsung jadi andalan. Musim 2018 lalu misalnya, performa ia yang konsisten membuatnya dipercaya mantan pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman, sebagai kapten tim.

Hadiahnya, tak hanya status kapten tim Persebaya, tapi juga panggilan timnas. Cederanya Rezaldi Hehanussa dan kehadiran Johan Alfarizi sekali pun, tak mampu mendongkel Ruben dari posisi bek kiri utama Timnas Indonesia.

Musim ini pun, walau Persebaya tampil inkonsisten, Ruben masih memesona sejauh ini dengan sumbangsih 1 gol dan 4 asis dari 13 laga. Yang terbaru, Ruben menjadi bagian dari skuat Timnas untuk persiapan laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 untuk melawan Malaysia dan Thailand pada 5 dan 10 September 2019.

3. Ruben, kapten yang dielu-elukan Bonek

Ironi Ricuh Asrama Mahasiswa Papua di SurabayaIDN Times/Enggal Hendy Wardhana

Apa yang terjadi di Asrama Mahasiwa Papua tentu menjadi ironi mengingat bagaimana Bonek tak sedikit yang mengelu-elukan sosok Ruben Karel Sanadi. 

Apalagi sejak jadi kapten tim, Ruben sering mewakili Persebaya memenuhi undangan dari komunitas Bonek di Surabaya. Memang, Bonek tak mewakili seluruh warga Surabaya, namun dengan statusnya sebagai kapten Persebaya dan bagaimana mereka menghormati Ruben, apa yang terjadi di AMP tentu sangat ironis rasanya

Apalagi, isu hoaks terkait pengusiran mahasiwa Papua sempat beredar luas dan meresahkan, walau kemudian sudah diklarifikasi dan diluruskan sesuai fakta yang ada.

Baca Juga: Persebaya Tetap Pertahankan Candra dan Nanang, Ini Alasannya

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya