Saat Amerika Serikat Bangkitkan Gairah Sepak Bola Lewat Piala Dunia

Kiprah football di negeri soccer

Popularitas sepak bola di Amerika Serikat kalah dari olahraga lain, seperti bola basket, american football, dan baseball. Akan tetapi, Amerika Serikat yang merupakan negara adi daya selalu ingin menang atau setidaknya tidak dipermalukan.

Gairah sepak bola Amerika Serikat pun dimulai pada 1994 ketika Piala Dunia pertama kali digelar di Negeri Paman Sam. Hingga saat ini, mereka terus tumbuh dan tak bisa lagi dianggap pecundang dalam olahraga yang sebetulnya tidak terlalu diminati masyarakatnya.

Lantas, seperti apa gairah sepak bola di Amerika Serikat? Apa saja perubahan yang terjadi pada sepak bola mereka selepas Piala Dunia 1994?

Untuk mengetahui hal tersebut, kita perlu melihat kembali rekam jejak saat Amerika Serikat bangkitkan gairah sepak bola lewat Piala Dunia.

1. Tampil dengan skuad seadanya

Saat Amerika Serikat Bangkitkan Gairah Sepak Bola Lewat Piala DuniaAmerika Serikat di Piala Dunia 1994 (twitter.com/usmnt)

Piala Dunia 1994 bukan pengalaman pertama Amerika Serikat ikut serta dalam turnamen akbar ini. Skuad berjuluk The Stars and Strips bahkan sempat mengikuti Piala Dunia 1930, Piala Dunia pertama.

Kala itu, mereka sukses menembus babak semifinal, sebelum akhirnya jadi juara ketiga. Itu sebuah prestasi yang membanggakan.

Setelah itu, Amerika Serikat juga ikut di Piala Dunia 1934, 1950, dan 1990. Namun, mereka tak memiliki gairah besar kala itu.

Perubahan besar pada dunia sepak bola Amerika Serikat dimulai usai Piala Dunia 1994, ketika mereka pertama kali dipercaya jadi tuan rumah. Jika dilihat dari skuad yang ada, Amerika Serikat tampil dengan skuad seadanya saat itu.

Dari 22 nama yang terdaftar, hanya 8 pemain yang berasal dari klub profesional. Sedangkan, 14 lainnya berasal dari tim amatir dan tim universitas yang dibina secara langsung oleh federasi dalam waktu yang cukup singkat.

Meski begitu, Amerika Serikat sukses menembus babak 16 besar, sebelum akhirnya kalah dari Brasil. Negeri Samba kala itu menjadi juara Piala Dunia 1994.

2. Lahirnya kompetisi profesional bernama MLS

Saat Amerika Serikat Bangkitkan Gairah Sepak Bola Lewat Piala Duniaperwakilan sepuluh tim pertama MLS pada 1996 (mlssoccer.com)

Kemeriahan Piala Dunia 1994 dan catatan menarik Timnas Amerika Serikat membangkitkan antusiasme masyarakat Negeri Paman Sam terhadap sepak bola. Oleh karena itu, sepak bola perlahan dibangun di Amerika Serikat dengan liga sebagai fondasi.

Sebagai persiapan Timnas Amerika Serikat dalam menghadapi Piala Dunia 1994, ide mengenai pembuatan liga profesional mulai dirintis pada 1993. Akan tetapi, liga tersebut baru terlaksana untuk pertama kalinya pada 1996 dengan diikuti 10 tim.

Jumlah itu sendiri sangat sedikit bagi sebuah liga profesional di negara besar seperti Amerika Serikat. Meski begitu, kompetisi yang kini dikenal dengan Major League Soccer (MLS) tersebut telah berkembang seiring masa.

Baca Juga: 7 Mantan Pemain MLS yang Merumput di Eropa pada 2022/2023

3. Perkembangan MLS dari masa ke masa

Saat Amerika Serikat Bangkitkan Gairah Sepak Bola Lewat Piala DuniaGareth Bale saat berseragam Los Angeles FC. (mlssoccer.com)

Saat ini, MLS memiliki 28 tim yang bertanding. Jumlah itu cukup jauh selisihnya dari pertama kali mereka menggelar kompetisi pada 1996. Pada 2023, MLS berencana akan menambah satu tim lagi, yakni St Louis City SC.

Selain menambah jumlah peserta, tim-tim MLS juga turut meningkatkan pasar sepak bola Amerika Serikat. Tak hanya berisi pemain lokal dan beberapa pemain dari Amerika Latin, kompetisi MLS juga mendatangkan banyak pemain bintang dari Eropa.

Hal ini berjalan baik sejak David Beckham datang ke Los Angeles Galaxy pada 2007. Setelah itu, pemain bintang berdatangan dan membuat pasar sepak bola Amerika Serikat meningkat drastis, baik di Amerika Serikat maupun Eropa.

Penggemar olahraga di Amerika Serikat memiliki karakteristik yang cukup berbeda dengan penggemar sepak bola di negara lain. NBA, MLB, dan NFL lebih dahulu tumbuh di Amerika Serikat, MLS setidaknya harus sedikit beradaptasi. Ketiga kompetisi besar di Amerika Serikat memiliki unsur hiburan yang cukup tinggi dengan skor dalam jumlah banyak.

MLS jelas tak bisa begitu. Sebab, tak pernah ada sebuah pertandingan sepak bola profesional yang skornya bisa mencapai seratus angka. Oleh karena itu, MLS hanya mengikuti jejak kompetisi di atas dari sisi format yang dibagi berdasarkan wilayah. Ada pula All-Star Week dan acara-acara lain yang berbau hiburan.

4. Sistem yang membuat regenerasi berjalan tepat

Saat Amerika Serikat Bangkitkan Gairah Sepak Bola Lewat Piala DuniaAlphonso Davies (mlssoccer.com)

Walau mendatangkan banyak pemain bintang di Eropa, MLS juga tak lupa pada regenerasi pemain muda. MLS selalu menghadirkan draft pick tiap tahun untuk memilih pemain muda baru untuk yang hendak bermain di liga.

Selain draft pick, MLS juga memberlakukan beberapa aturan lain, seperti salary cap, homegrown player rules, designated player rules, dan trade and waive. Tujuan dari aturan-aturan ini cukup sederhana, yakni membatasi dominasi satu tim di liga dan mengembangkan pemain muda berkualitas.

Hasil dari aturan ini sangat bisa dilihat dari materi pemain muda yang dimiliki Amerika Serikat saat ini. DeAndre Yedlin, Bryan Reynolds, Ricardo Pepi, Brenden Aaronson, hingga Alphonso Davies yang berasal dari kompetisi Amerika Serikat menjadi beberapa pemain muda yang merasakan keberhasilan sistem MLS.

5. Pelengkap yang menjelma sebagai kuda hitam

Saat Amerika Serikat Bangkitkan Gairah Sepak Bola Lewat Piala DuniaAmerika Serikat dengan pemain muda (twitter.com/USMNT)

Perkembangan liga yang cukup baik membuat kualitas pemain Amerika Serikat juga meningkat. Amerika Serikat bahkan selalu lolos ke Piala Dunia pada 1990—2014.

Saat MLS masih berada pada masa awal, kualitas Amerika Serikat sebatas tim pelengkap kompetisi. Sedangkan, saat ini, Amerika Serikat telah menjelma sebagai tim kuda hitam. Mereka bukan unggulan, tetapi berpotensi mengusik para unggulan.

Timnas Amerika Serikat juga akan ikut serta pada Piala Dunia 2022. Pemain muda yang digadang-gadang menjadi salah satu generasi emas Negeri Paman Sam siap bertempur di Qatar.

Baca Juga: 5 Alumnus Piala Dunia 2006 yang Tampil di Piala Dunia 2022 Qatar

Mufqi Fajrurrahman Photo Verified Writer Mufqi Fajrurrahman

Lagi seneng tidur

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya