Kaya Raya, Mengintip Cara Klub Eropa Mengumpulkan Pundi-pundi Mereka

Sepak bola sudah dianggap industri, tak sekadar hiburan

Tak hanya soal kompetisi, klub-klub di eropa adalah teladan bagaimana seharusnya sepak bola menjadi industri yang menguntungkan. Tata kelola keuangan yang baik sudah terbukti mampu menghasilkan klub yang baik pula.

Lantas, bagaimana sebenarnya klub-klub di eropa mengelola keuangan mereka? Berikut ulasannya. 

1. Klub-klub di Eropa mengandalkan tiga sumber pendapatan utama

Kaya Raya, Mengintip Cara Klub Eropa Mengumpulkan Pundi-pundi Merekadeloitte.com

Tak seperti klub di Indonesia yang menutup rapat laporan keuangan mereka, klub di eropa layaknya sebuah perusahaan terbuka. Setiap rupiah yang mereka dapatkan atau keluarkan akan dipublikasi. Nah, untuk pemasukan, mereka mengandalkan tiga sumber utama, yaitu hak siar, iklan, dan tiket penonton. 

Pemeringkat klub berdasarkan keuangan Deloitte menyebut kebanyakan klub di eropa mengandalkan hak siar sebagai pendapatan utama. Dalam laporan terbaru Deloitte Money League, mereka menyebut hak siar menjadi sumber pendapatan utama klub-klub besar eropa. Besarannya adalah 44 persen dari keseluruhan pemasukan. Sementara sisanya adalah pendapatan iklan 40 persen, dan tiket 16 persen. 

2. Bagaimana hak siar bisa menghidupi sebuah klub di eropa?

Kaya Raya, Mengintip Cara Klub Eropa Mengumpulkan Pundi-pundi MerekaInstagram.com/fcbarcelona

Jangan bayangkan liga Inggris bisa ditonton di rumah dengan gratis. Untuk menonton 380 pertandingan dalam setahun, warga Inggris harus merogoh uang untuk berlangganan sebesar Rp17 juta setahun. Uang itu dibayarkan kepada stasiun TV yang menyiarkan pertandingan. Dari uang itulah para stasiun TV kemudian membeli hak siar kepada klub.

Sebagai gambaran, nilai hak siar Liga Inggris untuk musim 2019 adalah 12 miliar poundsterling atau sekitar Rp170,28 triliun. Sementara Liga Spanyol dibanderol 1,14 miliar Euro atau setara dengan Rp19,75 triliun. 

3. Meski Deloitte Money League menyebut hak siar sebagai sumber pemasukan utama banyak klub di eropa, Barcelona justru mengandalkan iklan

Kaya Raya, Mengintip Cara Klub Eropa Mengumpulkan Pundi-pundi MerekaInstagram.com/fcbarcelona

Sumber pemasukan selain hak siar adalah pendapatan iklan. Salah satu klub yang mengandalkan iklan sebagai pemasukan utama adalah Barcelona. Tingginya setoran iklan pun membuat Barca menjadi klub dengan pendapatan tertinggi versi Deloitte Money League. Mereka tercatat mengantongi revenue 840,8 juta Euro atau 14,55 triliun. Dari jumlah itu, sektor iklan menyumbang sebesar 384 juta Euro atau Rp6,65 triliun.

Peningkatan pendapatan iklan itu tak lepas dari beroperasinya Barça Licensing & Merchandising (BLM). BLM, seperti yang ditulis Forbes, memungkinkan manajemen memegang kendali penuh atas lisensi perdagangan yang sebelumnya melalui pihak ketiga.

Baca Juga: 5 Klub Terkaya di Liga Inggris Saat Ini, Duo Manchester Teratas!

4. Nama klub yang sudah mendunia menjadi kunci utama

Kaya Raya, Mengintip Cara Klub Eropa Mengumpulkan Pundi-pundi MerekaInstagram.com/manchesterunited

Soal iklan, Manchester United juga tak kalah kreatif. Dalam situs resmi mereka, MU menyebut ada beberapa sumber pendapatan dari iklan seperti sponsorhip, lisensi ritel, dan merchandising. Untuk sponsorship, MU memonetisasi merek mereka yang memang sudah mengglobal.

Sementara untuk ritel dan produk, tim bisnis Setan Merah menjual beberapa item seperti pakaian olahraga, mug kopi hingga bed spreads yang menampilkan merek dagang Manchester United.

Produk ini didistribusikan melalui pusat ritel bermerek Manchester United, platform online, serta grosir mitra. Total pendapatan produk mereka per 30 Juni 2019 adalah  102,1 juta poundsterling, atau sekitar Rp1,94 trilun. Tentu nominal ini di luar pendapatan dari sponsorship.

5. Tingginya minat penonton juga berpengaruh besar pada keuangan klub

Kaya Raya, Mengintip Cara Klub Eropa Mengumpulkan Pundi-pundi MerekaInstagram.com/manchesterunited

Pundi-pundi uang klub dunia juga tergantung dari fanatisme pendukung mereka. Meski tak sebanyak iklan atau hak siar, penjualan tiket pertandingan juga sangat menyokong keuangan klub. MU misalnya, dengan jumlah tempat duduk sebanyak 74,140, mereka bisa mengantongi 110 juta poundsterling atau setara Rp2,10 trilun dalam semusim berdasarkan laporan per 30 Juni 2019 lalu. Maklum, rata-rata tingkat keterisian penonton di Old Trafford adalah 99 persen. 

Klub-klub di Indonesia rasanya wajib meniru bagaimana tim-tim besar eropa ini mengelola keuangannya. Dengan begitu, tak akan ada lagi istilah telat gaji bagi para pemain. Jika kondisi sudah ideal seperti ini, maka kualitas klub juga akan membaik.

Baca Juga: 10 Pemain Sepak Bola Terkaya Dunia, Ada Jagoanmu Gak?

Kuncoro Photo Verified Writer Kuncoro

Penikmat tanggal muda

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya