Lihat Kemewahan JDT, Kita Akan Tahu Buruknya Kualitas Klub Indonesia

Kayak bumi dan langit 

Nasib klub di Liga Indonesia kian merana. Lantaran tak ada kepastian kapan liga akan bergulir, beberapa pemain mereka memilih hengkang. Bahkan, sebagian klub berencana membubarkan tim.

Kondisi 180 derajat justru dialami oleh beberapa klub di Asia Tenggara. Alih-alih bingung karena pandemik, mereka justru sedang sibuk menata skuad menyambut musim baru. Salah satu klub Asia Tenggara yang paling sibuk adalah jawara Liga Malaysia, Johor Darul Takzim (JDT). Klub milik Putra Mahkota Johor pun ini sedang berburu beberapa pemain mahal. 

Klub ini sendiri dalam 10 terakhir memang dikenal sebagai tim tajir. Beberapa pemain kelas dunia seperti mantan pemain Timnas Argentina, Luciano Figueroa didatangkan. berdasarkan situs statistik bola Transfermarkt, nilai pasar mereka kini sebesar Rp91,83 miliar. Bandingkan dengan Persib misalnya, salah satu klub terkaya di Indonesia itu hanya memiliki nilai skuad sebesar Rp62,02 miliar.  

Lantas bagaimana JDT bisa bertransformasi menjadi raksasa Asia? berikut ulasannya.

1. Klub ini berdiri pada tahun 1972 

Lihat Kemewahan JDT, Kita Akan Tahu Buruknya Kualitas Klub IndonesiaInstagram.com/officialjohor/

Tak seperti klub besar di Indonesia yang berdiri sebelum kemerdekaan, JDT baru didirikan pada tahun 1972 dengan nama PKENJ FC. Mereka barubah nama menjadi Johor FC pada tahun 1996. Perubahan nama ini tak langsung membuahkan hoki. Klub asal Johor Bahru ini justru terdegradasi dan baru kembali ke liga utama 10 tahun kemudian. 

Keajaiban bermula saat klub ini dibeli oleh Putra Mahkota Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim pada tahun 2012. Klub ini pun berubah nama menjadi Johor Darul Takzim. Selain merombak total manajemen, ia juga menyuntikkan dana besar untuk membangun JDT. Kekuatan uang memang tak bisa dibohongi, Dua tahun kemudian mereka mulai membuka keran juara dengan menjadi kampiun Liga Malaysia pada 2014. 

2. JDT tak terbendung, mereka memborong gelar Liga Malaysia selama 7 tahun berturut-turut 

Lihat Kemewahan JDT, Kita Akan Tahu Buruknya Kualitas Klub IndonesiaInstagram.com/officialjohor

Setelah menjadi jawara pada 2014, JDT mulai menggila. Mereka menyikat habis secara beruntun 7 gelar Liga Malaysia hingga musim 2020. Ini belum termasuk dua kali juara Malaysia FA Cup ditambah dua kali Malaysia Cup. Puncaknya tentu saja terjadi pada 2015 saat mereka menjadi juara AFC Cup sekaligus menjadi klub Asia Tenggara pertama yang menjuarai kompetisi tersebut. 

Mereka pun kini menjadi langganan Liga Champions Asia. Sayangnya, pada musim 2020-2021 mereka harus mundur karena tak ada izin bertanding ke luar negeri selama pandemik COVID-19. Indonesia sendiri terakhir kali mengirim wakilnya ke Liga Champions Asia 10 tahun lalu. Kala itu Persipura pun tak bisa lolos dari fase grup.

Baca Juga: Eks Pelatih Malaysia U-19 dan JDT Jadi Juru Taktik Baru PSM Makassar!

3. Kemewahan fasilitas latihan adalah salah satu kunci dari prestasi JDT 

Lihat Kemewahan JDT, Kita Akan Tahu Buruknya Kualitas Klub IndonesiaInstagram.com/officialjohor

Manajemen mumpuni dipadu dengan perencanaan matang adalah komponen sempurna bagi JDT dalam meraih prestasi. Salah satu kunci utama mereka dalam membangun ketangguhan skuad adalah fasilitas latihan. 

JDT memiliki salah satu latihan kelas dunia bernama Dato Suleiman Mohd Noor Indoor Training Centre. Pusat latihan ini dilengkapi lapangan indoor sintetis berukuran 16 x 109,2 meter, peralatan gym, kolam renang, serta kolam es untuk relaksasi.

Mereka juga memiliki JDT Sports City yang terdiri dari fasilitas penunjang seperti hotel, apartemen, dan pusat perbelanjaan. Ini tentu jauh berbeda dengan kebanyakan klub Indonesia yang melakukan latihan dan pertandingan di stadion yang sama.

4. Ditunjang dengan 4 stadion yang mewah untuk berbagai pertandingan 

Lihat Kemewahan JDT, Kita Akan Tahu Buruknya Kualitas Klub IndonesiaInstagram.com/officialjohor

Simpan dulu kekaguman kalian pada JDT sebelum melihat stadion milik mereka. Tak seperti klub Indonesia yang menyewa stadion untuk setiap pertandingan, JDT memiliki 4 stadion sekaligus. Stadion utama yang mereka gunakan adalah Sultan Ibrahim Larkin. Stadion yang diresmikan pada 2018 ini mampu menampung 45.000 penonton. Pembangunan stadion ini pun menghabiskan dana RM200 juta atau Rp695,44 miliar. 

Adapun stadion Haji Hassan Yunos Tan Sri Dato Larkin yang dulunya digunakan JDT sebagai kandang dialihkan menjadi markas tim JDT II yang saat ini berlaga di Liga 2 Malaysia. Sementara JDT III (U-21) dan JDT IV (U-19), akan menggunakan Stadion Pasir Gudang.

Layaknya klub profesional, JDT juga tak melupakan regenerasi. Selain memiliki tim hingga U-19, mereka juga mempunyai akademi yang bekerja sama dengan berbagai klub Eropa. JDT Football Academy bahkan memiliki stadion sendiri bernama Mini Kulai Stadium.

5. JDT menjadi klub pertama di Asia yang memiliki jet pribadi 

Lihat Kemewahan JDT, Kita Akan Tahu Buruknya Kualitas Klub IndonesiaTwitter.com/officialJohor

Tak cuma fasilitas pertandingan dan pemain mahal, kini JDT juga tercatat sebagai klub pertama di Asia yang memiliki Jet Pribadi. Dikutip dari Staits Time, pada tahun 2017 lalu mereka mendapat tambahan fasilitas dari bos berupa pesawat pribadi berjenis Gulfstream 550.

Lagi-lagi, kondisi ini jauh berbanding terbalik dengan klub Indonesia. Beberapa klub memang sudah memiliki bus sendiri. Namun, kebanyakan masih menyewa Bus Pariwisata sebagai alat transportasi saat berlaga. 

Tata kelola yang dilakukan oleh manajemen JDT seharusnya menjadi cerminan bagi klub-klub di Indonesia. Dengan basis pendukung yang lebih besar dari Malaysia, bukan tak mungkin klub-klub Indonesia bisa kembali diperhitungkan di kancah Asia.

Baca Juga: Di Hadapan 1.000 Fans JDT, Jakmania Siapkan Koreografi Gambar Macan

Kuncoro Photo Verified Writer Kuncoro

Penikmat tanggal muda

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya