Tiki-taka, Kehebatan, dan Sejarahnya di Dunia Sepak Bola

Barcelona dikenal sebagai tim sukses dengan tiki-taka

Dalam dunia sepak bola, istilah tiki-taka sering sekali terdengar. Ini adalah istilah untuk sebuah strategi permainan guna memonopoli penguasaan bola dengan umpan pendek nan akurat. Strategi tersebut dinilai andal ketika dimainkan FC Barcelona.

Ketika Barcelona masih diasuh Pep Guardiola, para pengamat menilai bahwa pelatih berkepala plontos itu menyempurnakan strategi tiki-taka. Namun, di sisi lain, Guardiola justru membencinya dan menganggap istilah tiki-taka terlalu sempit untuk menilai permainan timnya.

Sebenarnya apa itu tiki-taka? Sejak kapan strategi itu mulai diterapkan di lapangan sepak bola?

1. Istilah yang dipopulerkan penyiar televisi

Tiki-taka, Kehebatan, dan Sejarahnya di Dunia Sepak Bolailustrasi sepak bola (unsplash.com/Emilio Garcia)

Pada dasarnya, tiki-taka adalah istilah yang biasa digunakan sehari-hari dalam sepak bola Spanyol. Namun, istilah itu mulai terkenal secara luas ketika penyiar Andres Montes dari Spanyol memopulerkan istilah tersebut ketika berkomentar di stasiun televisi La Sexta untuk Piala Dunia 2016.

Saat Spanyol bertanding melawan Tunisia, Montes menggunakan isitilah tiki-taka untuk menggambarkan gaya umpan pendek dan akurat yang dilakukan para pemain Spanyol. "Kita sedang bermain tiki-taka-tiki-taka," katanya.

Sejak itu, istilah tersebut makin santer terdengar dan kerap dikaitkan dengan gaya bermain Barcelona ketika diasuh Pep Guardiola, meski sebenarnya tiki-taka memiliki sejarah panjang sejak 1980-an.

2. Johan Cruyff sang maestro

Tiki-taka, Kehebatan, dan Sejarahnya di Dunia Sepak BolaJohan Cruyff ketika melakukan debut di klub Ajax Amsterdam pada 1964. (instagram.com/johancruyff)

Peletak dasar strategi tiki-taka bermuara kepada Johan Cruyff, seorang pelatih dari Belanda yang menangani Barcelona pada 1988—1996. Cruyff adalah pemain sepak bola yang moncer. Ia bergabung dengan beberapa klub raksasa seperti Ajax dan Barcelona. Ketika bersama klub Catalan tersebut, ia bermain sebanyak 143 kali dan mengoleksi 48 gol.

Setelah pensiun dari bermain sepak bola, ia menjadi pelatih. Hanya tiga tim yang pernah ia latih, yakni Ajax, Barcelona dan Catalunya, kawasan otonomi Spanyol. Saat jadi pelatih, komitmennya yang terkenal adalah bermain menyerang dan atraktif. Strategi umpan pendek dan akuratnya membuat banyak pelatih lain meniru gaya tersebut.

Selama menangani Barcelona, Cruyff membangun klub tersebut sebagai Dream Team. Barcelona memenangi empat gelar liga Spanyol berturut-turut dan memenangi Piala Eropa 1992.

Sebelum melatih Barcelona, Cruyff lebih dahulu melatih Ajax Amsterdam. Ajax sendiri terkenal sebagai tim yang bermain dengan strategi total football. Strategi ini adalah strategi, yang dalam penerapannya, setiap pemain dapat mengambil alih peran pemain lain di lapangan. Dasar filosofi Cruyff sendiri berpijak kepada strategi tersebut, yakni penguasaan bola, mobilitas, bertukar posisi dan penggunaan seluruh lapangan.

Baca Juga: 6 Taktik Sepak Bola Paling Fenomenal, Total Football hingga Tiki Taka

3. Umpan pendek dan segitiga

Tiki-taka, Kehebatan, dan Sejarahnya di Dunia Sepak Bolailustrasi pertandingan (pixabay.com/Pixel-Sepp)

Bagi Cruyff, sepak bola menurutnya terdiri dari dua hal utama. Dilansir The Choaces Voices, ia menjelaskan segalanya.

"Pertama, ketika Anda menguasai bola, Anda harus bisa mengopernya dengan baik. Kedua, saat bola dioper kepada Anda, Anda harus bisa mengontrolnya. Jika Anda tidak mengendalikannya, Anda juga tidak bisa melewatinya," jelas Cruyff.

Berdasar penjelasan itu, dapat dipahami bahwa strategi Cruyff yang kemudian disebut banyak orang sebagai tiki-taka, bertumpu pada umpan pendek akurat antarpemain, sehingga mereka bisa menguasai bola. Namun, umpan pendek itu, harus dibarengi dengan taktik lain, yakni posisi pemain. Untuk melancarkan strategi tersebut, setiap pemain harus memosisikan diri di lapangan dengan model segitiga.

Dengan strategi tersebut, timnya dapat menguasai bola sekaligus memiliki dua pilihan umpan kepada kawannya. Cruyff ingin agar para pemainnya terus menjaga bola dan menggerakkannya menuju gawang lawan. Bola yang harus terus digerakkan membutuhkan sinergi yang kuat di antara para pemain.

Umpan yang akurat antara para pemain dalam posisi segitiga juga dapat memancing lawan membuka pertahanannya saat mencoba merebut bola. Ketika situasi itu terjadi, umpan akurat dikirim kepada pemain lain sehingga dapat menembakkan bola ke gawang lawan untuk menghasilkan gol.

4. Tiki-taka Barcelona

Tiki-taka, Kehebatan, dan Sejarahnya di Dunia Sepak Bolabendera klub FC Barcelona (pixabay.com/Jorono)

Setelah Cruyff, Barcelona diasuh Louis van Gaal dan Frank Rijkaard. Keduanya sama-sama orang Belanda. Pada masa itu, strategi umpan pendek yang cepat dan akurat mulai diajarkan di akademi La Masia milik Barcelona, yang berdampak bagus bagi tim Spanyol pada masa depan.

Usai Rijkaard, Pep Guardiola memegang kendali Barcelona dan membuat tim tersebut berada di puncak kesuksesan. Guardiola, yang dulu adalah pemain belakang Barca ketika diasuh Cruyff, sempat memulai karier dengan kurang bagus. Namun, dengan pelan, strategi yang ia gunakan kemudian menemukan ritmenya dan meraih banyak kesuksesan.

Di bawah asuhan Pep, Barcelona juga disebut bergaya tiki-taka. Umpan pendek yang akurat, penguasaan bola yang begitu memonopoli, hingga menggunakan keunggulan teknis dan kecerdasan setiap pemain untuk menghancurkan pertahanan lawan.

Salah satu kemenangan besar yang diraih Barcelona terjadi ketika berhadapan dengan Real Madrid pada 29 November 2010. Saat itu, Barcelona mengalahkan Madrid dengan skor 5-0.

Oleh Bleacher Report, Barcelona disebut menggunakan seni tiki-taka untuk membungkam Madrid. Data statistik menunjukkan klub Catalan itu menguasai bola sebanyak 67 persen. Umpan-umpan pendek satu sentuhan yang akurat membuat Cristiano Ronaldo, penggawa Madrid, terlihat seperti pemain biasa saja karena jarang mendapatkan bola.

Sementara, tiga pemain Barcelona yang berada di lini tengah, yakni Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Lionel Messi, saling bekerja sama secara sempurna untuk membongkar pertahanan Madrid. Mereka mempermalukan tim tersebut dengan lima gol tanpa balas.

5. Pep Guardiola benci istilah tiki-taka yang disematkan kepada gaya permainannya

Tiki-taka, Kehebatan, dan Sejarahnya di Dunia Sepak BolaPep Guardiola, yang kini melatih Manchester City, memberi arahan kepada pemain ketika bertanding melawan Everton pada 21 November 2021. (instagram.com/pepteam)

Selama 4 tahun di bawah Pep Guardiola (2008—2012), Barcelona meraih banyak prestasi. Beberapa di antaranya adalah 3 piala La Liga dan 2 piala Liga Champions.

Banyak orang mengatai Guardiola sebagai penyempurna tiki-taka. Tim yang berbasis di Camp Nou juga disebut sebagai tim yang paling sukses dengan mengadopsi strategi tiki-taka. Namun, ketika Guardiola melatih Bayern Munchen, ia mengatakan bahwa dirinya membenci tiki-taka.

"Saya benci tiki-taka. Tiki-taka berarti mengoper bola, tanpa keinginan jelas. Itu tidak berguna," katanya seperti dikutip Goal.

Menurutnya, rahasia dalam sepak bola adalah membebani sisi lapangan dengan serangan. Ketika lawan terpancing memfokuskan pertahanan di sisi itu, maka akan ada sisi lain yang terbuka atau yang pertahanannya lemah. Ketika dalam kondisi demikian, umpan harus segera dikirim ke sisi yang pertahanannya lemah guna melancarkan serangan untuk menciptakan gol.

Ada hal penting dari kesuksesan tiki-taka, khususnya saat Pep Guardiola melatih Barca. Hal penting itu adalah adanya Xavi dan Iniesta yang berada di posisi tengah. Mereka dengan cerdas mampu membagi bola dan membangun serangan dengan mengirim bola kepada Messi sebagai eksekutor.

Ketika Barcelona kehilangan dua pemain andal tersebut, strategi tiki-taka tak lagi moncer.  Itulah sekilas strategi tiki-taka dan perkembangannya yang disebut membuat Barcelona meraih banyak kesuksesan. Ada beberapa klub yang mencoba strategi tersebut, tetapi tidak seberhasil pencapaian Barca.

Baca Juga: Mengenal Gaya Bermain dalam Sepak Bola: Catenaccio Hingga Tiki-taka

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya