5 Alasan Mengapa Bundesliga Tidak Begitu Kompetitif

Liga utama Jerman ini bagaikan pacuan kuda dengan satu kontestan

MATCHDAY pamungkas ke-26 Bundesliga Jerman pada hari Jumat (9/3/2018) pekan lalu, menunjukkan superioritas Schalke atas tuan rumah Mainz. Tim besutan pelatih blasteran Jerman - Italia Domenico Tedesco itu mampu mencuri satu gol atas tim Sandro Schwarz.

Meski begitu, kemenangan tersebut tak mampu mendongkrak posisi Schalke dari peringkat dua klasemen sementara.

Dengan selisih 20 poin dari pemuncak klasemen sementara, Bayern Munchen, tampaknya mustahil bagi The Royal Blues (Schalke) mengkudeta The Bavarian (Munchen). Pasalnya, Bayern Munchen hanya membutuhkan tiga kemenangan dari sembilan pertandingan tersisa untuk mengunci gelar juara Bundesliga ke-6 kalinya secara berturut-turut.

Namun, skenario seperti itu merupakan hal yang lumrah terjadi di liga utama Jerman. Berikut lima alasan mengapa Bundesliga bagaikan pacuan kuda dengan satu kontestan.

1. Dominasi Bayern Munchen

5 Alasan Mengapa Bundesliga Tidak Begitu Kompetitiffcbayern.com

Jika ada pihak yang bertanggungjawab atas supremasi Bayern Munchen di Bundesliga Jerman, maka hanya Bayern Munchen itu sendiri yang mampu menjawabnya. Pasalnya, dilansir dari Fcbayern.com, mereka memiliki kualitas pemain, kedalaman skuat, manajer top hingga suporter die hard. The Bavarian memiliki semuanya.

Dengan penampilan yang konsisten di Bundesliga selama beberapa tahun terakhir, Bayern memiliki banyak kesempatan untuk terus merebut gelar juara. Hal tersebut membuat banyak talenta apik dari luar Allianz Arena berminat untuk bergabung dengan klub yang berdiri pada 27 February 1900 itu.

Meski begitu, Bayern tetap melakukan upaya pembinaan yang baik kepada talenta lokal. Baru-baru ini, mereka menginvestasikan EUR 70 juta atau senilai Rp1,1 triliun untuk pengembangan akademi. Joshua Kimmich dan Marco Freidl adalah contoh terbaiknya.

2. Terlalu banyak pemain muda

5 Alasan Mengapa Bundesliga Tidak Begitu Kompetitifbundesliga.com

Jika kamu melihat skuat Bayern, maka kamu akan menemukan kombinasi yang tepat antara pemain berpengalaman dengan pemain muda. Sementara di pihak lain, banyak klub menengah ke atas justru menggantungkan nasib mereka pada pesepak bola belia.

Coba tengok Borussia Dortmund. Gelandang Christian Pulisic pindah ke The Borussian saat usianya masih 19 tahun. Nasib serupa juga dialami rekan-rekannya seperti Maximilian Philipp dan Michy Batshuayi. Semua pemain ini, betapapun berbakatnya, masih dalam tahap belajar mereka.

Di tempat lain. Leon Goretzka berada hadir di lini tengah Schalke. Julian Brandt dan Leon Bailey adalah pemain Leverkusen yang paling penting. Sebastien Haller adalah jimat Frankfurt, sedangkan Timo Werner adalah pemain utama Leipzig. Usia semua pemain tersebut berada di awal 20 tahunan. 

Baru-baru ini, tiga pesepak bola muda Inggris, Jadon Sancho, Ademola Lookman dan Reece Oxford, lebih memilih bermain di Bundesliga daripada bersaing di Liga Premier. Tak hanya mereka. Pemain muda belia lainnya yakni Nick Taitague, Brady Scott dan Isaiah Young dari Amerika Serikat juga bergabung ke Bundesliga.

3. Penampilan yang tidak konsisten

5 Alasan Mengapa Bundesliga Tidak Begitu Kompetitifbundesliga.com

Selain memiliki kualitas sebagai juara, dominasi Bayern Munchen juga banyak dibantu oleh penampilan yang tidak konsisten oleh para pesaingnya.

Pada musim ini contohnya. Borussia Dortmund sempat memimpin 5 poin atas Munchen. Kemudian, dilansir dari Espn.co.uk, mereka hanya berhasil mengumpulkan 3 poin dari 8 pertandingan mereka. Pelatih Peter Bosz pun dipecat. Saat ini mereka di peringkat ketiga di bawah Schalke.

Hoffenheim sempat tampil apik pada awal musim 2017/2018 ini. Die Kraichgauer berhasil menaklukkan Bayern Munchen, RB Leipzig dan Schalke. Sekarang mereka di posisi ke-7. Hal yang sama berlaku untuk RB Leipzig yang saat ini bercokol di urutan ke-6.

Begitulah keadaan klub Bundesliga dalam empat musim terakhir ini.

4. Menjual pemain-pemain penting

5 Alasan Mengapa Bundesliga Tidak Begitu Kompetitifarsenal.com

Klub-klub Bundesliga memang terkenal menjadi pemasok pemain muda hebat mereka ke penjuru liga Eropa. Seperti yang telah disebutkan di poin nomor 3 tentang ketergantungan kepada pemain muda, klub-klub Bundesliga justru menjual pemain mereka ketika sudah matang. Mari kita lihat.

Pertama ada Borussia Dortmund yang jadi contoh. Mereka telah menjual Ousmane Dembele dan Pierre-Emerick Aubameyang ke Barcelona dan Arsenal musim ini.

Selanjutnya, dilansir dari BBC.com, mereka juga telah menjual Ilkay Gundogan ke Manchester City dan Mats Hummels ke saingan berat mereka, Bayern Munich. Klub lain macam Schalke, menjual Leroy Sane ke Manchester City. 

Menjual pemain top dinilai dapat mengganggu keseimbangan tim. Alih-alih mengembangkan taktik dengan pemain yang sangat penting bagi tim itu. Mereka lantas menjualnya namun tak mampu mencari pengganti yang bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan. 

Jika kamu membandingkan strategi ini dengan Bayern, kamu akan mendapati bahwa juara bertahan itu masih dibangun dengan pemain inti yang sama saat mereka mengangkat treble di tahun 2013.

5. Aturan 50+1

5 Alasan Mengapa Bundesliga Tidak Begitu Kompetitifbundesliga.com

The 50+1 Rule adalah aturan yang mewajibkan 51% saham kepemilikan dimiliki oleh anggota klub. Sementara 49% sisa saham lainnya adalah batas maksimal investor dari kalangan eksternal.

The 50+1 Rule ini sejatinya sudah diterapkan sejak tahun 1998 dan telah banyak membantu klub-klub untuk tetap sehat secara finansial.

Kekurangannya adalah, arus modal masuk dari investor eksternal menjadi minim. Oleh karena itu, tim-tim di Bundesliga selalu kekurangan uang ketika masuk ke bursa transfer pemain. Akibatnya, mereka gagal menawar dan mengamankan target potensial dari segala penjuru benua biru Eropa.

Tim-tim Bundesliga pun lebih memilih untuk membina pemain dan menjualnya saat sudah matang dengan tujuan menambah kas klub. Hal itu dinilai lebih murah dan menguntungkan daripada bersaing di bursa transfer.

Bisa dilihat, tidak banyak pemain bintang yang merumput di Bundesliga. Akibatnya, wibawa Liga Utama Jerman pun turun.

Meski memiliki klub-klub dengan model pembinaan pemain muda dan pengelolaan keuangan yang baik, hal tersebut justru menjadi bumerang bagi Bundesliga.

Itulah lima alasan mengapa Bundesliga tak kunjung menjadi liga yang lebih kompetitif.

Rangga Putra Photo Verified Writer Rangga Putra

Lahir di Kota Pahlawan Surabaya dan besar di Kota Santri Gresik. Suka Bismillah dan Alhamdulillah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya