Masih 30 Tahun, Pelatih Ini Bawa Hoffenheim ke Liga Champions

Usia hanya angka...

Klub Bundesliga, TSG Hoffeinheim, resmi mengakhiri musim 2017/2018 di peringkat ketiga. Artinya, Eugen Polanski dan kawan-kawan akan berlaga di Liga Champions mendatang. Salah satu hal yang menarik dari prestasi Hoffenheim adalah karena pelatihnya, Julian Nagelsmann, baru berusia 30 tahun.

1. Ia ditunjuk sebagai pelatih Hoffenheim pada 2015 saat usianya baru 28 tahun

Masih 30 Tahun, Pelatih Ini Bawa Hoffenheim ke Liga Championstwitter.com/achtzehn99

Karir Nagelsmann sebagai pelatih bisa dibilang cukup melejit. Ditunjuk menukangi Hoffenheim pada Oktober 2015, memulai musim pada Februari 2016, Hoffenheim berada di peringkat 17 sehingga terancam degradasi. Namun, ia langsung mampu membawa klubnya menjauh dan mengamankan tempat di liga top Jerman tersebut.

Padahal, kala itu usianya baru 28 tahun. Ini menjadikannya manajer Bundesliga termuda yang pernah ada. Kerja kerasnya pun membuahkan hasil yang gemilang. Pada akhir musim 2016/2017, kondisi Hoffenheim jauh lebih baik dengan mampu menempati peringkat empat di klasemen Bundesliga.

2. Nagelsmann adalah manajer pertama yang mampu membawa Hoffenheim ke Liga Champions

Masih 30 Tahun, Pelatih Ini Bawa Hoffenheim ke Liga Championsinstagram.com/tsghoffenheim

Pria yang lahir pada 23 Juli 1987 itu juga mencatatkan namanya dalam sejarah klub. Pasalnya, musim 2016/2017 adalah pertama kalinya Hoffenheim sanggup memulai debut di kancah kompetisi Eropa melalui babak play-off. Sayangnya, pada laga pertama mereka harus tumbang dari Liverpool.

Meski begitu, rekam jejaknya yang bagus dengan Hoffenheim membuat manajamen mempercayakan tim utama kepada Nagelsmann hingga 2021 mendatang. Mantan kiper timnas Jerman, Tim Wiese, sempat menjulukinya sebagai "mini-Mourinho".

3. Sebelum melatih, Nagelsmann berambisi menjadi pemain sepak bola profesional

Masih 30 Tahun, Pelatih Ini Bawa Hoffenheim ke Liga Championsinstagram.com/tsghoffenheim

Walau karirnya sebagai pelatih termasuk pesat, tidak demikian dengan cita-citanya ketika masih muda. Dalam wawancara eksklusif dengan Joe.co.uk, Nagelsmann mengaku pernah sangat sakit hati ketika gagal menjadi pemain sepak bola profesional.

Ia sempat bermain untuk akademi 1860 Munich dan Augsburg. Namun, perjalanannya terhenti saat berusia 20 tahun karena ia divonis menderita kerusakan ligamen yang parah. Akhirnya, ia harus gantung sepatu dengan level U19 menjadi pencapaian tertingginya sebagai pemain. Apalagi ia juga mendapatkan musibah lain yaitu kepergian ayahnya.

Beruntungnya, Nagelsmann mampu bangkit dan perlahan-lahan menata kembali hidupnya. Diawali sebagai asisten pelatih, pria yang sempat mengenyam bangku kuliah jurusan Administrasi Bisnis itu direkrut oleh Thomas Tuchel di Augsburg, sebelum akhirnya pindah ke Hoffenheim.

"Aku sangat berhutang kepada klub, dan klub juga berhutang sesuatu kepadaku, jadi aku kira kedua hal itu berhasil. Kami mampu menempatkan Hoffenheim di atas peta di Jerman, tapi juga di Eropa, yang tentu saja adalah sebuah aspek yang bagus," ucapnya.

Rosa Folia Photo Verified Writer Rosa Folia

sudah tahu didi kempot sejak sekolah dasar.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya