Dijuluki 'Beckham dari Asia', Begini Kehidupan Hidetoshi Nakata

#WorldCup2018 Ia pensiun saat masih berusia 29 tahun.

Tak banyak pemain yang memutuskan pensiun di usia produktif. Barangkali Hidetoshi Nakata adalah satu-satunya pemain yang masuk kategori ini.

Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu gantung sepatu ketika berusia 29 tahun dan telah bermain di tiga Piala Dunia. Usai pensiun, pemain yang dijuluki 'David Beckham dari Asia' itu menjalani bisnis sake, minuman khas Jepang.

1. Nakata mengaku berhenti karena tak lagi menikmati sepak bola

Dijuluki 'Beckham dari Asia', Begini Kehidupan Hidetoshi NakataFIFA

Nama Nakata kerap diasosiasikan dengan manga populer Jepang, Captain Tsubasa. Ini karena ia mengaku berkat manga karya Yoichi Takahashi itu pekerjaan sebagai pemain sepak bola menjadi pilihannya setelah dewasa.

Bahkan, setelah berkarier di Eropa, ia juga dikenal sebagai Captain Tsubasa versi hidup. Pada Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat, pria yang dipanggil Hide itu membawa manga Captain Tsubasa ke mana saja. Ia begitu mendalami karakter tersebut.

Barangkali karena dipengaruhi ini juga ia memutuskan untuk pensiun. "Aku bermain karena aku mencintainya, tapi aku kehilangan sedikit semangat untuk sepak bola. Orang-orang terdekatku datang untuk menghentikanku, tapi aku berkata: 'Tolong putuskan kontrakku. Aku tak butuh uang lebih banyak lagi, biarkan aku pergi'," ujarnya, seperti dilansir dari CNN.

2. Selama satu dekade Nakata adalah pemain terbaik Jepang

Dijuluki 'Beckham dari Asia', Begini Kehidupan Hidetoshi NakataAS Roma

Perhatian internasional terhadap Nakata dimulai ketika kejuaraan U-16 yang diselenggarakan oleh FIFA pada 1993. Saat itu usianya baru 16 tahun. Penampilannya memukau hingga ia dipanggil kembali untuk membela Jepang pada kejuaran U-20 FIFA dua tahun kemudian.

Juventus pun memberi kesempatan untuk trial. Meski tak berjalan baik, ia tampil mengesankan lagi saat Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat, ketika Jepang mengandaskan mimpi Brasil yang skuatnya terdiri dari Roberto Carlos dan Ronaldo.

Usai mengikuti Piala Dunia pertama kali pada 1998, karir Nakata kian menjanjikan. Klub Serie A, Perugia, menginginkan jasanya. Lalu, dimulailah petualangan Nakata di benua biru. Ia pindah ke AS Roma pada 2000 dan memenangkan Scudetto.

Setahun kemudian, Nakata hijrah ke Parma. Salah satu momen krusialnya di Parma adalah ketika ia mencetak satu gol yang membuat timnya mengalahkan Juventus dan memenangkan Coppa Italia pada 2002.

Seperti sebelumnya, Nakata tak bisa bertahan lama di sebuah klub. Dalam kurun waktu satu tahun ia bermain untuk dua klub berbeda: Bologna dan Fiorentina. Kemudian, pada 2005, ia menyudahi petualangan di Italia untuk pindah ke Bolton Wanderers di Inggris.

Selama berada di Italia dan Inggris, Nakata mencetak 32 gol dalam 262 penampilan di semua kompetisi. Ia turut membela Jepang di Piala Dunia 2002 dan 2006. Di timnas, Nakata tampil sebanyak 77 kali dan mengantongi 11 gol. Usai Piala Dunia di tanah sendiri, ia resmi mengakhiri karirnya sebagai pesepak bola profesional.

3. Ia bepergian ke seluruh Jepang dan menemukan kecintaan terhadap sake

Dijuluki 'Beckham dari Asia', Begini Kehidupan Hidetoshi NakataJapan Today

Nakata mengakui bahwa keputusannya untuk pensiun dini tidak mudah, tapi ia tak menyesalinya. "Aku harus menghormati perasaanku sendiri. Keputusanku itu sudah di masa lalu," ucapnya. Usai tak lagi merumput di lapangan hijau, Nakata mencoba mencari hal lain yang dicintainya.

Salah satu cara yang ia tempuh adalah mengelilingi Jepang dengan mobil. Ia ingin mengenal negaranya yang ditinggalkan sejak muda karena berkarir di luar negeri. Dari perjalanan pribadi yang memakan waktu tujuh tahun itu Nakata menemukan cintanya yang lain.

Mimpinya kini tak berhubungan sama sekali dengan pekerjaan yang membuat namanya melejit. Nakata jatuh cinta pada minuman khas Jepang yaitu sake. "Begitu aku mulai memahami budaya di balik sake dan industrinya, aku mengerti kualitas sake dan orang-orang di belakangnya. Sejarah di baliknya," kata Nakata kepada CNBC.

4. Kini ia fokus membangun bisnis sake premium

Dijuluki 'Beckham dari Asia', Begini Kehidupan Hidetoshi NakataSouth China Morning Post

Setelah tamat mempelajari tentang sake di berbagai wilayah di Jepang, Nakata berkomitmen membangun bisnisnya sendiri. Pada 2013, ia meluncurkan merek sake premium "N" yang dijual seharga kurang lebih Rp 13 juta per botol.

Kemudian, ia juga turut membuat kulkas khusus sake agar penikmatnya bisa merasakan minuman tersebut dengan lebih puas. "Banyak orang mengira [sake] sama dengan anggur, atau bahwa temperatur ruangan cocok saja. Tapi sebenarnya kamu harus menyimpan sake di suhu minus lima derajat. Karena tak ada yang memberitahumu informasi seperti ini, makanya tak ada produk seperti gudang anggur," tegasnya.

Namanya yang sudah terkenal turut mendongkrak popularitas sake dan Jepang. Ia berbicara kepada media tentang bisnis barunya. Ia juga diundang menjadi pembicara di berbagai kesempatan. "Aku hanya melakukan hal-hal yang aku gemari. Sepak bola, seni, budaya. Aku tak melakukannya untuk uang atau popularitas. Itu kenapa bagiku tak ada kesuksesan atau kegagalan."

Baca Juga: Seorang Psikolog Jadi Senjata Ampuh Swedia Buat Melawan Swiss

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya