Hakan Sukur, Pahlawan Turki yang Jadi Musuh Politik Presiden

Mantan kapten timnas Turki itu hidup di pengasingan dan terancam hukuman penjara.

Istanbul, IDN Times - Nama Hakan Sukur sudah pasti tidak asing lagi bagi para pecinta sepak bola. Mantan pemain yang dijuluki sebagai Bull of the Bosphorus (Banteng Bosphorus) tersebut merupakan salah satu pahlawan sekaligus legenda sepak bola Turki. Namun, kini ia justru jadi musuh negara.

1. Sukur sempat bergelut di dunia politik

Hakan Sukur, Pahlawan Turki yang Jadi Musuh Politik PresidenAFP/Mustafa Ozer

Setelah gantung sepatu pada 2008, laki-laki berusia 46 tahun tersebut memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Ia terpilih sebagai anggota parlemen dari partai yang sama dengan Recep Tayyep Erdogan yaitu Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).

Sukur yang pernah menerima gelar top scorer sebanyak tiga kali di Liga Turki (Süper Lig) ketika bermain sebagai penyerang Galatasaray itu kemudian dikenal dengan komentar-komentar politiknya. Dikutip dari The Guardian, pencetak gol tercepat di Piala Dunia 2002 itu disukai oleh publik Turki.

Ia sempat dekat dengan orang penting seperti Erdogan dan ulama terkenal bernama Fethullah Gulen. Keduanya pun hadir saat Sukur melangsungkan pernikahan. Kala itu, Erdogan masih menjadi Wali Kota Istanbul dan berhubungan baik dengan Gulen.

Baca juga: Pasca 'Kudeta', Turki Tutup 130 Media yang Dianggap Pembangkang

2. Sukur dituding menghina pemimpin negara dan bekerja sama dengan Gulen

Hakan Sukur, Pahlawan Turki yang Jadi Musuh Politik PresidenAFP/Jimin Lai

Semuanya seperti berjalan baik bagi Sukur hingga satu per satu hal indah itu terenggut darinya. Pertama, ia bercerai dari istrinya hanya empat bulan setelah menikah. Pada 1999, mantan istrinya meninggal dalam bencana gempa bumi dahsyat di Turki.

Kedua, kedekatannya dengan Gulen dinilai tak wajar oleh Erdogan yang kemudian menjadi presiden Turki sekaligus musuh ulama itu. Pada 2013, saat pemerintah menutup institusi pendidikan milik Gulen—kini ia mengasingkan diri di Amerika Serikat— Sukur mengundurkan diri dari AKP dan menjadi politisi independen.

Ketiga, mantan pemain yang membela Turki sebanyak 112 kali itu memberikan pernyataan kontroversial. Ia berkata,"Aku orang Albania, sehingga aku bukan orang Turki." Di sana, pernyataan tersebut dianggap berbahaya.

Hakan Sukur, Pahlawan Turki yang Jadi Musuh Politik PresidenAFP/Jimin Lai

Keempat, Sukur dituding menghina Erdogan melalui media sosial. Pada 2016, pengadilan pertama untuk kasus itu digelar tanpa kehadirannya. Ia menegaskan tak pernah menghina Erdoga, tapi pengadilan tidak mempercayainya.

Kelima, ayah Sukur ditangkap saat berada di sebuah masjid atas tuduhan bekerja sama dengan Gulen untuk menggulingkan pemerintah pada 2016. Sukur sendiri kini diyakini mengasingkan diri di Amerika Serikat.

3. Jika kembali ke negaranya, Sukur dipastikan akan mendekam di penjara

Hakan Sukur, Pahlawan Turki yang Jadi Musuh Politik PresidenAFP/Mustafa Ozer

Pada 2016, beberapa kelompok dituduh berusaha melakukan kudeta terhadap Erdogan. Setelahnya, ia benar-benar tiada ampun. Orang-orang yang dicurigainya terlibat dalam upaya itu ditangkap dan dijebloskan ke penjara.

Pengadilan pun memerintahkan penangkapan Sukur. Ia diyakini menjadi anggota organisasi yang dikepalai Gulen, menebar teror, serta ingin mengganti pemerintah. Kantor berita Anadolu menyebut Interpol sudah menerbitkan red notice untuk Sukur dan pemerintah mengusahakan ekstradisinya.

Hakan Sukur, Pahlawan Turki yang Jadi Musuh Politik PresidenAFP/Emmanuel Dunand

Salah satu surat penangkapan Sukur berisi keterangan bahwa ia menolak datang ke pengadilan untuk mengikuti proses hukum serta alamatnya di Amerika Serikat tidak bisa ditemukan oleh pihak berwajib. Bila pulang, ia sudah pasti akan dipenjara.

Dari pengasingan Sukur kemudian mendengar kabar buruk: sang ayah yang dipenjara dilaporkan meninggal karena kanker pada Juni 2017 lalu. Sekarang semua puja-puji yang pernah diberikan kepadanya tinggal menjadi kenangan.

Baca juga: Menangi Referendum, Erdogan Dinilai Akan Menjadi Diktator Baru di Turki

Topik:

Berita Terkini Lainnya