Kroasia Pecat Asisten Pelatih Gara-gara Video Bermuatan Politik

#WorldCup2018 Video itu turut mengundang reaksi FIFA.

Federasi sepak bola Kroasia secara resmi memecat Ognjen Vukojevic yang sebelumnya berstatus sebagai asisten pelatih timnas. Keputusan itu diambil pada Selasa (10/7) menyusul beredarnya video yang dianggap bermuatan politik dengan menyinggung konflik Rusia dan Ukraina.

1. Federasi sepak bola Kroasia meminta maaf kepada publik Rusia

Kroasia Pecat Asisten Pelatih Gara-gara Video Bermuatan PolitikCroatia Week

Vukojevic merupakan mantan pemain belakang timnas Kroasia dan pernah merumput di klub Ukraina, Dynamo Kiev. Ia kemudian bergabung dengan staf kepelatihan timnas Kroasia di Piala Dunia 2018. Federasi sepak bola Kroasia, HNS, pun merilis pernyataan terkait pemecatan Vukojevic tersebut.

Dikutip dari The Independent, organisasi itu menegaskan bahwa pemecatan Vukojevic adalah "keputusan manajamen" yang sudah "mencabut akreditasi Vukojevic di Piala Dunia". Mereka juga tak lupa menyampaikan pesan khusus kepada Rusia.

"Dengan ini HNS meminta maaf kepada publik Rusia atas sikap dari seorang anggota delegasi Kroasia," tulis mereka. Menurut HNS, Vukojevic juga mengaku menyesal atas komentarnya dalam video yang "tak ditujukan untuk memiliki konotasi politik, tapi sayangnya menyisakan ruang untuk interpretasi seperti itu".

2. Selain Vukojevic,Domagoj Vida juga terlibat dalam video tersebut

Kroasia Pecat Asisten Pelatih Gara-gara Video Bermuatan PolitikFIFA

Video yang dipersoalkan oleh federasi sepak bola Kroasia itu diunggah oleh orang tak dikenal di sebuah akun YouTube usai Luka Modric dan kawan-kawab mengalahkan tim tuan rumah. Dalam video itu, Vukojevic tampil bersama pemain timnas Kroasia, Domagoj Vida.

Vida yang mencetak satu gol kala berhadapan dengan Rusia meneriakkan "kemenangan untuk Ukraina" yang mengindikasikan referensi terhadap hubungan politik kedua negara. Ini diperkuat dengan fakta bahwa "kemenangan untuk Ukraina" sangat populer digunakan selama revolusi di negara tersebut yang berhasil menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych.

Vukojevic sendiri menambahkan dalam video itu bahwa "kemenangan itu adalah untuk Dynamo Kiev dan Ukraina". Beberapa kalangan di Rusia pun memprotes pernyataan Vida dan Vukojevic. Bahkan, FIFA sampai memberikan peringatan tertulis kepada Vida karena ulahnya itu. Pemain belakang Dynamo Kiev itu sendiri tampaknya lolos dari sanksi oleh federasinya sendiri.

3. Hubungan Rusia dan Ukraina memanas, terutama setelah Putin memerintahkan aneksasi Crimea

Kroasia Pecat Asisten Pelatih Gara-gara Video Bermuatan PolitikANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS

Ukraina mengalami turbulensi politik yang mencapai puncaknya pada 2014. Dalam sebuah revolusi, masyarakat Ukraina menjatuhkan Yanukovych dari kursi kepresidenan. Ini karena politisi 68 tahun itu pro kepada Moscow dan memutuskan menunda penandatanganan kesepakatan yang akan membawa Ukraina lebih dekat dengan Uni Eropa.

Kelompok ultra nasionalis melihat ini sebagai ancaman terhadap kedaulatan Ukraina. Mereka turun ke jalan-jalan untuk melakukan protes, termasuk salah satunya dengan meneriakkan yel-yel "kemenangan untuk Ukraina" serta "kematian untuk para musuh".

Setelah Yanukovych tak lagi memimpin Ukraina, kondisi politik domestik memang tidak stabil. Ini menjadi motif pembenaran bagi Putin untuk memerintahkan aneksasi Crimea pada awal 2014. Menurut narasi Putin, mayoritas penduduk Crimea adalah keturunan Rusia yang ingin berpisah dari Ukraina. Sejak saat itu, Crimea menjadi salah satu bagian dari Federasi Rusia.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya