Piala Dunia, Euforia dan Pelecehan Seksual Jurnalis Perempuan

#WorldCup2018 Ada yang dicium dan diraba saat bertugas.

Semakin banyak media yang mengirimkan jurnalis perempuan mereka ke Rusia untuk meliput Piala Dunia. Di satu sisi, ini menandakan bahwa perempuan kian mendapatkan tempat di bidang yang selama ini didominasi laki-laki— dan sebenarnya masih. Namun, di sisi lain, banyak fans sepak bola yang justru mengancam keamanan mereka ketika bertugas.

1. Para jurnalis perempuan menjadi korban pelecehan seksual

Salah satu insiden pelecehan seksual yang viral ketika Piala Dunia baru berjalan beberapa hari dialami oleh reporter Deutsche Welle Sports Spanyol, Julieth Gonzalez Theran. Saat ia tengah melaporkan kondisi di zona fans di Moscow, seorang pria meraba payudaranya dan memaksa mencium pipinya.

"Jangan pernah melakukan itu lagi kepada perempuan!" tegasnya kepada laki-laki tersebut. Namun, tentu saja tak ada konsekuensi apapun bagi pelaku. Selain Theran, jurnalis Brasil, Julia Guimaraes, juga mendapatkan perlakuan buruk yang serupa.

Lagi-lagi pelakunya adalah seorang laki-laki yang berada di sekitar lokasi liputan. Ia mencium Guimaraes dengan paksa dan aksinya pun terekam kamera. Guimaraes pun memperingatkan pelakunya. "Jangan lakukan itu! Aku tak mengizinkanmu melakukannya! Tak pernah! OK?" ucapnya.

2. Tak sedikit warganet yang justru membela pelaku

Piala Dunia, Euforia dan Pelecehan Seksual Jurnalis Perempuan twitter.com/dw_sports

Setelah insiden-insiden itu viral, tak sedikit warganet membanjiri media sosial dengan pembelaan terhadap para pelaku. "Ini bukan pelecehan seksual. Ini adalah bentuk luapan kegembiraan seorang penggemar," tulis salah satu warganet yang turut membanjiri akun Twitter Deutsche Welle Sports.

"Ini konyol! Apa dia terluka? Apa dia ketakutan? Apa dia terancam? Apa si laki-laki melukainya? Jawaban untuk semua pertanyaan ini adalah TIDAK! Orang-orang semakin konyol menanggapi masalah ini," tulis warganet lainnya.

3. Jurnalis perempuan minta untuk dihormati, tak terkecuali ketika melaksanakan tugas di lapangan

Piala Dunia, Euforia dan Pelecehan Seksual Jurnalis Perempuan instagram.com/maria.gomezg

Martha Kelner, jurnalis olahraga dari The Guardian, mengaku diikuti oleh seorang laki-laki usai liputan. Laki-laki itu, kata Kelner, berulang kali mencoba meraba-rabanya saat bertugas. "Itu membuatku sangat marah. Kadang kamu membiarkan hal-hal tertentu sebab tak mau menegaskan perbedaan. Tapi sebenarnya ini tak adil. Kamu harus bisa bekerja dan tak dilecehkan," ucapnya.

Hal yang sama diutarakan oleh reporter Spanyol, Maria Gomez. Ia secara khusus membicarakan topik ini dalam sebuah wawancara. "Awalnya kami siaran dari jalanan. Tapi kami tak melakukannya lagi dan pindah ke sini [dalam studio] sebab beberapa fans laki-laki mencoba mencium kami, ini juga terjadi kepada repoter dari Kolombia, Jerman dan Brasil."

Ia melanjutkan,"Tak bisa dipercaya bahwa kami sampai harus memohon. Aku tak tahu apakah ini perlu diperjelas, tapi cukup dengan perilaku seperti ini, cukup dengan laki-laki seperti ini. Kami bekerja, kami bukan hiasan dinding, kami tak meminta ciuman. Kami bukan boneka kecil di jalan. Kami profesional dan hanya meminta rasa hormat. Kami paham euforia, kegembiraan. Tapi, tolong akhiri situasi demikian [yang membawa kita] mundur ke belakang."

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya