4 Pesepakbola Jepang dan Korea Selatan yang Bikin Liga di Eropa Makin Semarak

Setelah Park Ji-sung dan Keisuke Honda, Asia masih punya harapan

Dulu kita mengenal Park Ji-sung sebagai salah satu midfielder berbahaya milik Manchester United dan merupakan mantan kapten timnas Korea Selatan. Ada pula Keisuke Honda yang bersinar bersama timnas Jepang pada Piala Dunia 2010 dan 2014, serta CSKA Moscow sebelum hijrah ke AC Milan pada 2013 lalu.

Keduanya bisa dikategorikan sebagai pioneer meroketnya popularitas pemain-pemain sepak bola dari Jepang dan Korea Selatan. Nah, berikut ini adalah 4 pesepak bola asal kedua negara Timur Jauh tersebut yang menyita perhatian sepanjang tahun 2016. Apakah ada salah satunya yang menjadi idolamu?

Yoshinori Muto - FSV Mainz 05

4 Pesepakbola Jepang dan Korea Selatan yang Bikin Liga di Eropa Makin Semarakjapantimes.co.jp

Buat kamu yang tidak mengikuti Bundesliga mungkin masih asing dengan nama satu ini. Pemain berkebangsaan Jepang yang berposisi sebagai striker ini masih berusia 24 tahun. Muto telah mengantongi 19 international caps serta menyarangkan 2 gol untuk negaranya.

Di J-League, Muto dikenal sebagai pemain cerdas dan rendah diri. Debut pertamanya sebagai pemain profesional terjadi kala dia menjadi pemain pinjaman dan masih berstatus mahasiswa di Universitas Keio pada tahun 2013. Setahun kemudian ia resmi dikontrak FC Tokyo. Dia langsung bermain trengginas dan gol pertamanya terjadi 3 bulan setelahnya.

Bleacher Report pernah menyebut Muto sebagai pemain Jepang yang langka sebab saat masih berusia 22 tahun, ketika teman-temannya sudah pindah atau ingin pindah ke Eropa, Muto justru menolak tawaran Chelsea yang kala itu dilatih José Mourinho. ESPN FC mengabarkan Sir Alex Ferguson juga sempat menyarankan Manchester United merekrut Muto pada jendela transfer musim panas kemarin.

Pemain yang lahir di Tokyo itu malah berlabuh ke FSV Mainz 05 pada Juli 2015 dengan nilai transfer sebesar 2,8 juta euro. Di musim 2016/2017 Muto telah menyumbangkan 2 gol dalam 5 pertandingan terakhir Bundesliga. Gol teranyarnya dicetak pada 18 September 2016 saat Mainz menjamu FC Augsburg di Opel Arena. Saat ini Mainz ada menduduki peringkat 8 klasemen sementara Bundesliga.

Shinji Kagawa - Borussia Dortmund

4 Pesepakbola Jepang dan Korea Selatan yang Bikin Liga di Eropa Makin Semarakyoutube.com

Nasibnya di Manchester United bisa dianggap kurang mujur, meski meraih gelar juara Liga Inggris di musim pertama. Di musim keduanya, ia juga belum menunjukkan performa yang memuaskan untuk klub sekelas The Red Devils yang baru ditinggal sang manajer, Sir Alex Ferguson. Dalam 57 penampilannya bersama klub Manchester itu Kagawa hanya mampu mencetak 6 gol. Dia pun akhirnya memilih kembali ke Jerman di tahun 2014.

Sekali lagi berada di bawah asuhan Jürgen Klopp, Kagawa mencoba mengembalikan kemampuan seperti musim 2011 yang membuat Manchester United meliriknya. Kagawa bisa bermain baik dalam pola counter attack dan pergerakan cepat ala Klopp. Begitu Klopp pergi, Tuchel sempat meragukan apakah Kagawa bisa menjadi pilihan tepat untuk starting XI.

Di musim 2016/2017, Kagawa mencetak 2 gol saat melawan Eintracht Trier di ajang DFB Pokal pada Agustus lalu. Dengan Dortmund bercokol di posisi 2, para penggemarnya masih berharap Kagawa akan berbicara banyak di musim ini, terutama dini hari nanti saat melawan Real Madrid di Signal Iduna Park.

Baca Juga: Selain Van Bronckhorst, 11 Pesepakbola Eropa Ini Juga Berdarah Indonesia, Lho!

Son Heung-min - Tottenham Hotspur

4 Pesepakbola Jepang dan Korea Selatan yang Bikin Liga di Eropa Makin Semarakscmp.com

Pemain berusia 25 tahun ini punya peran krusial bagi Tottenham Hotspur. Saat melawan Middlesbrough minggu lalu Son Heung-Min mampu mencetak dua gol kemenangan klub London tersebut. Bahkan para jurnalis sepak bola sepakat bahwa tanpa Son, Tottenham tidak akan mungkin menang lawan The Boro.

Son direkrut oleh Tottenham pada musim panas 2015 dari Bayern Leverkusen senilai 30 juta euro. Di musim pertamanya, Son hanya masuk starting XI sebanyak 13 kali. Bahkan, pemain yang memulai debut Eropanya bersama Hamburg U17 ini sempat dikabarkan akan meninggalkan Tottenham pada musim panas 2016. Namun, Mauricio Pochettino sepertinya mengambil keputusan tepat dengan membiarkannya tinggal. Son membalas kepercayaan sang manajer dengan 2 gol melawan Stoke City awal September lalu.

Jan Vertonghen berkata kepada ESPN FC bahwa ia bersyukur Son tetap berada di Tottenham. Dia pun ingin Son percaya diri menggantikan Harry Kane yang masih cedera. "Musim lalu dia datang dengan membawa begitu banyak beban ekspektasi. Musim ini dia jauh lebih berkembang dan menjadi pemain yang sangat penting untuk kami. Saya senang melihat penampilan terbaiknya lagi", ujarnya kepada ESPN FC.

Shinji Okazaki - Leicester City

4 Pesepakbola Jepang dan Korea Selatan yang Bikin Liga di Eropa Makin Semarakjapantimes.co.jp

Ketika bergabung dengan Leicester City dari FSV Mainz 05, mungkin Okazaki tidak pernah membayangkan akan secepat itu bisa mengangkat trofi Liga Inggris. Okazaki tampil reguler berduet dengan Jamie Vardy yang membuat mereka jadi andalan Ranieri di musim 2015/2016.

Di musim itu juga Okazaki adalah pembelian termahal The Foxes. Saat itu ia hanya dibanderol 10 juta euro dan mungkin menjadikannya penyerang termurah dari sebuah tim juara. Dalam waktu kurang dari satu musim, pemain berusia 29 tahun ini menjadi favorit fans Leicester.

Okazaki pernah dijuluki sebagai Samurai Footballer saat di tahun 2012, kala masih bermain bersama Stuttgart, sebab dia melakukan bicycle kick yang kemudian dianugerahi Goal of the Month. Dia juga melakukan hal yang sama saat Leicester City menang melawan Newcastle pada 14 Maret 2016. Aksi-aksinya di lapangan hijau berkontribusi dalam membuat mimpi Leicester menjuarai Liga Inggris menjadi nyata.

Dilansir dari Leicester Mercury, setelah mandul sebanyak 13 laga dan sempat dicadangkan pelatih Claudio Ranieri saat Leicester berhadapan dengan Club Brugge di Liga Champions, Okazaki berjanji akan berjuang mati-matian untuk mendapatkan kembali tempatnya di skuat utama The Foxes. 

Pertandingan melawan Chelsea di EFL menjadi pembuktian Okazaki masih bisa menjadi pertimbangan untuk memimpin lini depan Leicester. Dia menyarangkan 2 gol ke gawang The Blues meski pada akhirnya mereka harus menyerah 4-2 dan keluar dari kompetisi tersebut. Rekrutan baru Leicester, Islam Slimani, yang bermain baik tentu menjadi pemecut semangat tersendiri bagi Okazaki.

Baca Juga: Saat Kamu Berpikir untuk Menyerah, Ingat 11 Tokoh Anime Pesepakbola Ini

Topik:

Berita Terkini Lainnya