Amburadulnya Liverpool dan Kutukan Musim ke-7 Juergen Klopp

Ada kesalahan sistematis di Liverpool

Jakarta, IDN Times - Entah apa yang terjadi pada Liverpool musim ini. Awalnya, banyak yang mengira The Reds hanya telat start. Nyatanya, problem tim yang bermarkas di Anfield ini jauh lebih besar.

Sejauh ini, Liverpool bertengger di posisi delapan klasemen sementara Premier League 2022/23, dengan catatan 16 poin hasil dari empat kali menang, empat kali imbang, dan tiga kali kalah. Catatan yang tentu tidak terlalu memuaskan.

Dalam Liga Champions, Liverpool juga tidak terlalu bagus. Mereka memang sudah menang tiga kali, tetapi pernah kena bantai Napoli. Alhasil, mereka belum bisa dipastikan lolos ke babak 16 besar.

Segala masalah yang menimpa Liverpool ini awalnya disinyalir berasal dari satu atau dua pemain. Namun, nyatanya ada kesalahan sistematis yang terjadi pada Liverpool, yang mengakibatkan buruknya performa tim sejauh ini.

Baca Juga: Ironis, Liverpool Dibekap Eks Pemainnya yang Diasingkan

1. Serangan buntu meski banyak cetak tembakan

Amburadulnya Liverpool dan Kutukan Musim ke-7 Juergen KloppLiverpool (skysports.com)

Liverpool sejatinya masih mempertahankan agresivitas di musim ini. Who Scored mencatat, rataan tembakan mereka mencapai 17,3 kali per laga, tertinggi di antara tim-tim Premier League yang lain.

Namun, ada catatan unik yang menyertai torehan ini. Rataan tembakan tepat sasaran Liverpool jadi yang tertinggi ketiga di Premier League, yakni 5,9 kali. Akan tetapi, jumlah ini tidak sebanding dengan gol yang mereka cetak, yakni 22.

Tampaknya, kendati main agresif, Liverpool buntu. Meski kerap membombardir pertahanan lawan, Liverpool pada akhirnya kesulitan menceploskan bola ke gawang lawan. Ada sistem yang tidak jalan dalam serangan tim.

Kepergian Sadio Mane membuat Liverpool kehilangan sosok pendobrak di lini depan. Awalnya, mereka menumpukan tugas ini pada Darwin Nunez. Namun, bomber Uruguay itu belum memberikan dampaknya ke Liverpool.

Nyatanya, performa buruk lini depan Liverpool ini juga dipengaruhi kreativitas lini tengah yang minim. Jika tak ada Thiago Alcantara, kadang Liverpool kehilangan  distributor bola di area sepertiga akhir.

Tidak cuma itu, kurang menyatunya penampilan Mohamed Salah, Nunez, Roberto Firmino, dan Luis Diaz membuat lini serang Liverpool kehilangan variasi. Hasilnya? Kebuntuan merajalela.

2. Kerap kena hukum lawan

Amburadulnya Liverpool dan Kutukan Musim ke-7 Juergen KloppLiverpool lawan Leeds United. (ANTARA FOTO/Reuters-Peter Powell)

Sejauh ini, Liverpool juga sejatinya jarang menerima tembakan dari lawan. Liverpool hanya kecolongan rataan tembakan 5,9 kali per laga, terendah keempat di Premier League. Namun, mereka sudah kebobolan 13 gol sejauh ini.

Rutinnya Liverpool kebobolan tak lepas dari lini tengah yang keropos, plus pertahanan yang tidak lagi kokoh. Fabinho, yang biasanya bertugas sebagai tukang patroli, acap terlewati oleh lawan di tengah.

Virgil van Dijk juga seolah kehilangan sentuhan laiknya beberapa musim lalu. Tekel dan intersep jadi hal yang jarang terlihat, sehingga Liverpool seolah kehilangan komando di lini pertahanan.

Bukan cuma itu, Van Dijk juga tidak menemukan duet sepadan di lini belakang. Ada Joe Gomez, tetapi rentan cedera. Joel Matip pun tidak bisa berbuat banyak di lini pertahanan.

Alhasil, lini belakang Liverpool mudah dijebol lawan. Apalagi, ketika lawan menerapkan variasi serangan, para pemain belakang Liverpool acap kelimpungan menjaga ruang kosong di lini pertahanan. Kebobolan pun jadi sesuatu yang niscaya.

3. Berakhirnya era Klopp di Liverpool?

Amburadulnya Liverpool dan Kutukan Musim ke-7 Juergen KloppTim Liverpool, (Twitter/LFC)

Selepas tumbang di tangan Nottingham Forest pekan lalu, Juergen Klopp mengaku akan bertanggung jawab terhadap buruknya performa Liverpool. Namun, jangan lupa ada kutukan yang memang acap menderanya.

Ketika menangan Mainz dan Borussia Dortmund, Klopp acap melempem saat masuk musim ketujuh. Disinyalir, para pemain sudah kehabisan stamina dan fisik mereka tak bisa lagi menyesuaikan dengan skema Klopp.

Menilik kutukan ini, sejatinya musim ini adalah era ketika kutukan itu berlaku di Liverpool. Akankah musim ini jadi era terakhir Klopp bersama Liverpool? Atau, mampukah arsitek asal Jerman itu melepas kutukan ini di Anfield?

Baca Juga: Nunez Mulai Rutin Cetak Gol, Klopp Perlahan Tenang

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya