Boxing Day: Hadiah bagi Fans, Nestapa bagi Klub 

Ada dua sisi Boxing Day di dunia sepak bola

Jakarta, IDN Times - Boxing Day sejatinya merupakan sebuah tradisi yang bisa dibilang suci. Mengapa demikian? Karena, di hari tersebut, para pelayan atau pekerja akan mendapatkan hadiah dari majikannya.

Tradisi yang diperkirakan sudah berlangsung sejak abad pertengahan di Eropa ini menyebut, bahwa sehari setelah Natal, para pelayan dan pekerja kasar diizinkan oleh majikannya untuk pulang ke kampung halaman. Izin diberikan sebab selama Natal, mereka melayani sang majikan.

Selain itu, saat pulang ke kampung halaman, mereka juga dibekali oleh kotak yang berisi hadiah dari sang majikan. Dari sinilah, istilah Boxing Day itu bermula. Jadi, Boxing Day itu bukan hari saling tinju, melainkan hari saat kotak-kotak berisikan hadiah diterima oleh mereka yang kurang mampu.

Beranjak ke sepak bola Inggris, tradisi Boxing Day ini menjelma jadi sesuatu yang lain lagi. Di hari inilah, tepat sehari setelah Natal, fans diberikan hadiah oleh operator liga, berupa laga-laga yang menghibur dan terkadang menegangkan.

1. Tradisi Boxing Day di sepak bola Inggris sudah berlangsung sejak lama

Boxing Day: Hadiah bagi Fans, Nestapa bagi Klub Twitter.com/LFC

Menilik kalender kompetisi sepak bola Inggris, Boxing Day masuk ke dalam Festive Season. Jadi, laga Boxing Day ini berdekatan juga dengan laga-laga yang dihelat pada Tahun Baru.

Sejarah Boxing Day sendiri terbilang panjang di sepak bola Inggris. Dilansir Forbes, sejak 1888 silam, laga Boxing Day sudah dihelat, mempertemukan Derby County dan Bolton Wanderers, serta West Brom dan Preston North End. Total, hingga sekarang, sudah ada 3.720 laga Boxing Day yang terselenggara di sepak bola Inggris.

Manchester United jadi tim yang memiliki catatan paling apik di Boxing Day, terutama ketika Football League bertransformasi menjadi Premier League pada 1992. Total, United sudah menorehkan 51 kemenangan dari 95 laga Boxing Day yang mereka jalani.

Di bawah United, ada Liverpool yang membukukan 43 kemenangan dari 90 laga Boxing Day. Melalui data itu, terlihat bahwa tim-tim besar masih menunjukkan kuasa mereka di Boxing Day.

Baca Juga: Festive Season Premier League: Siksaan dan Rintangan buat Klub

2. Hiburan bagi fans, nestapa bagi klub

Boxing Day: Hadiah bagi Fans, Nestapa bagi Klub manutd.com

Keberadaan Boxing Day sejatinya menjadi hiburan tersendiri bagi para fans di Inggris. Suguhan pertandingan sepak bola sehari hari setelah Natal tentu jadi sesuatu yang tak boleh dilewatkan. Ini jadi cara tersendiri bagi orang-orang Inggris dalam melewati liburan Natal.

Namun, bagi mereka yang menjalani Boxing Day sebagai pelaku, periode ini terasa begitu menyiksa. Selain harus main tiga kali dalam rentang waktu seminggu, para pemain dan pelatih juga seolah tidak dimanusiakan. Mengapa begitu?

Saat orang-orang berkumpul bersama keluarga, merayakan momen Natal, mereka yang berjibaku di sepak bola Inggris sebagai pelatih dan pemain malah harus mempersiapkan taktik yang akan digunakan dalam pertandingan. Hal ini sempat mengundang protes dari sosok-sosok macam Juergen Klopp maupun Pep Guardiola.

Jangan lupakan juga, legenda Timnas Prancis, Michel Platini, sempat menolak untuk main di Inggris. Alasannya, karena ada Boxing Day. Menurutnya, lebih baik berkumpul dengan keluarga di hari Natal daripada berpeluh keringat di atas lapangan.

3. Bagaimana Boxing Day di 2020?

Boxing Day: Hadiah bagi Fans, Nestapa bagi Klub Premierleague.com

Kondisi Boxing Day 2020 sedikit berbeda dengan tahun sebelum-sebelumnya. Pandemik COVID-19 membuat jadwal di musim 2020/21 benar-benar menjadi padat, buah dari penundaan yang terjadi di ujung musim 2019/20.

Sebelum Boxing Day, tim-tim sudah terbiasa bermain tiga kali dalam rentang waktu seminggu, terutama tim-tim yang mentas di Liga Champions dan Liga Europa. Fase grup dua kompetisi sepak bola antar klub Eropa itu bahkan usai tepat beberapa minggu sebelum Boxing Day.

Keadaan yang lebih melelahkan pun dialami oleh klub. Banyak pemain bertumbangan karena cedera. Uniknya, rata-rata cedera yang dialami pemain berkaitan dengan otot, menandakan adanya kelelahan yang dialami oleh otot para pemain.

Klopp, Guardiola, dan beberapa pelatih lain macam Mikel Arteta serta Jose Mourinho sudah menyuarakan pentingnya masa istirahat bagi pemain kepada para pemangku kebijakan sepak bola. Namun, nyatanya, jadwal tetap berjalan dengan padat.

Agaknya, tim yang mampu melakukan rotasi serta memiliki kedalaman skuat yang baik, adalah tim yang bakal melalui Boxing Day ini dengan mulus. Bagi mereka yang tidak mampu melakukan hal tersebut, periode ini akan jadi masa yang begitu menyiksa.

Baca Juga: Geliat Southampton dalam Kerasnya Persaingan di Liga Inggris 

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya