Etos Kerja yang Bawa Jepang Bicara di Piala Dunia 2022

Jepang sukses bungkam dua raksasa

Jakarta, IDN Times - Jepang dikenal sebagai negara dengan etos kerja yang ciamik. Saat sudah bekerja, mereka akan melakukan dan semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Nah, hal itu tampak dalam permainan mereka di Piala Dunia 2022.

Awalnya, Jepang diprediksi akan sulit bersaing di fase grup. Bagaimana tidak, mereka satu tim dengan negara-negara macam Jerman, Spanyol, hingga Kosta Rika. Tim 'Samurai Biru' pun dianggap sebelah mata.

Akan tetapi, Jepang akhirnya membuktikan diri. Mereka menerapkan etos kerja dalam permainan mereka, dan itu sukses membuat para raksasa di fase grup terluka.

Baca Juga: 6 Kontroversial di Piala Dunia, Selain Gol Jepang

1. Jepang benamkan Spanyol dan Jerman

Etos Kerja yang Bawa Jepang Bicara di Piala Dunia 2022Jepang kalahkan Jerman di Piala Dunia 2022. (ANTARA FOTO/REUTERS/Molly Darlington)

Di fase grup, Jepang sukses menorehkan enam poin, hasil dari dua kemenangan dan sekali kalah. Apiknya lagi, dua kemenangan ini mereka dapat dari tim-tim besar di babak grup, yakni Jerman dan Spanyol.

Jerman dan Spanyol sukses mereka tumbangkan dengan skor identik 2-1. Apiknya lagi, mereka meraih kemenangan setelah tertinggal lebih dahulu. Di sini, etos kerja mereka terlihat. Jepang benar-benar bekerja keras.

Baca Juga: [QUIZ] Buktikan Kamu Gak Cuma Suka Argentina karena Messi, Tebak Siapa Legenda Ini!

2. Pressing ketat yang membuat lawan tak nyaman

Etos Kerja yang Bawa Jepang Bicara di Piala Dunia 2022Timnas Jepang di Piala Dunia 2022 (Instagram.com/japanfootballassociation)

Dalam laga lawan Jerman dan Spanyol, Jepang menerapkan sebuah pendekatan yang unik. Mereka menerapkan pressing ketat, terutama ketika para pemain Jerman dan Spanyol masuk ke area permainan mereka.

Melansir data dari FIFA, Jepang menerapkan 487 kali defensive pressing ketika bersua Jerman. Saat bertemu Spanyol, jumlah defensive pressing ini meningkat lagi, yakni sebesar 637 kali. Mereka tidak ragu untuk menekan para pemain lawan.

Hasil dari pressing ketat Jepang ini tampak dari turnover yang terjadi. Di laga lawan Jerman, Jepang mencatatkan 87 turnover secara paksa, sedangkan pada saat lawan Spanyol, mereka menorehkan 85 turnover.

Pendekatan defensive pressing ini tak lepas dari peran Hajime Moriyasu sebagai pelatih. Meski dikritik pasif oleh media-media Jepang, dia memiliki prinsip bahwa yang penting tidak kebobolan dulu, mencetak gol kemudian.

"Prioritas utama kami adalah tidak kebobolan, baru pelan-pelan kami akan coba mencetak gol sebanyak mungkin. Minimal, di babak pertama gawang kita aman. Baru di babak kedua, kami mencari gol," tutur Moriyasu, dilansir ESPN FC.

3. Akankah strategi sama ampuh pada Kroasia?

Etos Kerja yang Bawa Jepang Bicara di Piala Dunia 2022Jepang kalahkan Jerman di Piala Dunia 2022. (ANTARA FOTO/REUTERS/Fabrizio Bensch)

Etos kerja Jepang lewat defensive pressing ini layak diacungi jempol. Berkat pendekatan ini, Jepang lolos dari grup neraka dan sukses memulangkan Jerman dari Piala Dunia 2022. Kini, rintangan berat menanti mereka di fase gugur.

Jepang akan bersua Kroasia di babak 16 besar Piala Dunia 2022. Secara gaya main, Luka Modric dan kolega tak jauh beda dengan Spanyol dan Jerman. Mereka senang mengontrol bola dan hal ini bisa jadi santapan empuk bagi Jepang.

Namun, Jepang harus tetap memiliki banyak rencana dalam saku mereka. jangan sampai, di laga lawan Kroasia nanti, kesialan seperti saat bersua Kosta Rika terjadi lagi. Jika begitu, mereka akan gagal melangkah ke perempat final Piala Dunia 2022.

Baca Juga: Cahaya Asia, Teladan dari Timnas Jepang dan para Suporternya

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya