Football Institute: Hasil Evaluasi Wasit Harus Dipublikasikan

Jakarta, IDN Times - Founder Football Institute, Budi Setiawan, mengatakan bahwa PSSI harus berani mempublikasikan hasil evaluasi wasit. Hal itu tak lepas dari kerja pengadil lapangan yang beberapa waktu terakhir kembali kacau.
Wasit kembali menjadi sorotan. Tidak cuma di Liga 1, kini kinerja pengadil lapangan di Liga 2 2023/24 juga menghadirkan tanda tanya, terutama dalam laga-laga yang dihelat dalam dua pekan terakhir. Ada dua laga yang menjadi sorotan Budi.
Baca Juga: FIFA Kucurkan Dana Rp85,6 M untuk National Training Center PSSI di IKN
1. Laga PSCS dan Sada Sumut FC jadi sorotan
Budi berkata, ada dua laga yang menjadi sorotannya terhadap kinerja wasit di Liga 2 dalam dua pekan terakhir. Ada beberapa pertandingan yang menunjukkan ketidakprofesionalan wasit dalam memimpin pertandingan.
"Yang pertama ada PSCS Cilacap lawan Persela, di mana PSCS melakukan protes secara resmi kepada PSSI tentang kinerja wasit. Lalu yang kedua ada Sriwijaya FC lawan Sada Sumut FC. Sriwijaya menang 2-0 tapi dalam laga itu ada dua insiden," kata Budi dalam akun Tiktok-nya, @budfootball.
2. PSSI harus segera merespons
Budi pun berkata, PSSI harus segera merespons masalah wasit di Liga 2 ini. Apalagi, tanggung jawab mengenai pembinaan dan juga evaluasi wasit memang ada di ranah federasi, bukan di PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga.
"Saya ingin meminta kepada PSSI untuk merespons hal ini, seperti kita ketahui bahwa wasit ini kan yang punya PSSI, mulai dari pembinaan, penugasan, dan juga evaluasinya. Jadi kita tidak bisa menyalahkan liga mengenai kualitas wasit," ujar Budi.
3. Hasil evaluasi wasit harus dibuka kepada umum
Lebih lanjut, Budi berkata bahwa jika nanti PSSI sudah mengevaluasi wasit, alangkah baiknya hasil evaluasi ini dibuka kepada umum. Pasalnya, selama ini hasil dan proses evaluasi wasit acap dilakukan PSSI secara internal.
"Apakah mungkin ini PSSI bisa merilis hasil evaluasi wasit, biar masyarakat bisa tahu bahwa evaluasi wasitnya memang berjalan. Ada yang dihukum, diberikan pembinaan. Itu akan semakin menimbulkan kepercayaan masyarakat bahwa federasi sekarang memang tokcer," ujar Budi.