Format Baru Liga 1 2023/24, Antara Cuan dan Kekhawatiran

Liga 1 2023/24 hadirkan format baru

Jakarta, IDN Times - PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggaungkan sebuah terobosan terkait format kompetisi Liga 1 2023/24. Format ini meniru apa yang diterapkan di NBA dan di Indonesia Basketball League (IBL).

Lewat format ini, nantinya Liga 1 2023/24 akan dihelat dalam dua seri. Pertama, ada regular series yang mempertemukan 18 tim dalam format double round robin. Lalu, empat tim teratas akan beradu dalam seri kedua, championship series.

Nah, banyak suara yang hadir seiring kehadiran format baru ini. Sebagian merasa cuan akan datang, tapi tak sedikit juga yang menyambutnya dengan kekhawatiran.

1. Cuan dan juga level kompetisi yang meningkat

Format Baru Liga 1 2023/24, Antara Cuan dan KekhawatiranPersija di Liga 1 2022/23. (ligaindonesiabaru,com)

Deputi CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Teddy Tjahjono, menyatakan kehadiran format championship series tak lepas dari potensi bisnis yang ada. Cuan bisa hadir dari hak siar karena kompetisi akan jadi lebih panjang.

"PT LIB sudah menjelaskan proyeksi ke depan dari format baru ini. Ada konstitusi tetap dari segi rating dan ranking. Dari sisi industri juga, sepak bola jadi memiliki nilai yang lebih tinggi," ujar Teddy di Senayan, Kamis (31/5/2023).

Teddy juga mengungkapkan, format baru Liga 1 2023/24 juga menyajikan level kompetisi tersendiri. Dengan adanya championship series, juara tidak akan diketahui sampai musim selesai, tidak seperti format kompetisi penuh.

"Dengan adanya empat besar, play-off, artinya juara belum akan ketahuan sampai championship series selesai. Tidak seperti musim lalu, di pekan 32 sudah ketahuan juara siapa, secara hiburan sisa laga jadi tak menarik," ujar Teddy.

Baca Juga: Nasib Piala Indonesia Musim Depan Masih Abu-abu

2. Madura United juga tak masalah dengan format baru

Format Baru Liga 1 2023/24, Antara Cuan dan KekhawatiranMadura United di ajang Liga 1 2022/23. (ligaindonesiabaru.com)

Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, juga mengaku tak masalah dengan kehadiran format baru Liga 1 2023/24. Dia berkata, jika nantinya ada nilai komersial lebih yang bisa didapat klub, itu akan jadi keuntungan tersendiri.

"Kalau PSSI mengganti suatu kebijakan sebelum juara bisa diadu lagi di final four, saya tak masalah. Terpenting, dengan adanya itu ada nilai komersial lebih banyak yang diterima klub. Jadi, ini lebih kepada euforia dan bisnisnya akan lebih banyak nanti," ujar Achsanul.

3. Kekhawatiran yang tetap harus diperhatikan

Format Baru Liga 1 2023/24, Antara Cuan dan KekhawatiranPersib bersua PSM Makassar di Stadion Pakansari. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Di tengah segala kemungkinan positif yang ada, Achsanul mengingatkan juga dampak negatif dari format baru Liga 1 2023/24. Jika Teddy menyebut soal level kompetisi, Achsanul justru menyinggung soal kebingungan.

"Championship series ini kan lebih ke gebyar dan soal siaran, kalau begitu pusatkan saja di Jakarta terus bikin juara Championship. Format begini jangan sampai membingungkan karena urutan satu, bisa enggak juara meski menang terus," ujar Achsanul.

Tidak cuma itu, Achsanul juga menyinggung soal potensi cedera pemain. Dengan jumlah laga lebih banyak, potensi cedera pemain kian besar. Alhasil, harus ada kebijakan khusus untuk mengantisipasi hal ini.

"Ada kekhawatiran pemain cedera sebelum championship empat tim itu. Kecuali, kalau tim bebas mengganti pemain di fase championship itu. Tolong dipikirkan lagi," kata Achsanul.

Liga 1 2023/24, menurut rencana, akan digulirkan pada 1 Juli mendatang. Mengusung format baru, kompetisi diharapkan jadi lebih semarak, meski sejatinya format macam ini pernah diterapkan Indonesia, terakhir pada 2014 silam.

Baca Juga: Erick Sebut PSSI Bakal Gelar Turnamen Klub Liga 2 dan Liga 3

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya