Geliat Southampton dalam Kerasnya Persaingan di Liga Inggris 

Southampton begitu menghibur

Jakarta, IDN Times - Pernah ada masa ketika Southampton tampil begitu menghibur. Sepak bola indah yang mereka mainkan jadi kebanggaan para fansnya yang selalu memadati St. Mary Stadium. Kini sepak bola indah itu hadir kembali, tetapi penuh dengan energi.

Pada musim 2018/19, Ralph Hasenhuettl memutuskan untuk menerima pinangan Southampton menjadi manajer. Kedatangan Hasenhuettl ini sempat diragukan, apalagi sepak terjangnya bersama RB Leipzig di Jerman terbilang inkonsisten.

Namun, pelatih asal Austria itu menjawab tantangan tersebut. Hanya dalam tempo waktu tiga musim, perlahan Hasenhuettl bisa menyulap Southampton menjadi tim yang penuh dengan energi dan mampu bermain dengan indah, mirip ketika Southampton diasuh oleh Mauricio Pochettino.

1. Formasi 4-2-2-2 yang bikin Southampton bisa main cepat

Geliat Southampton dalam Kerasnya Persaingan di Liga Inggris Southampton. (Twitter.com/SouthamptonFC)

Hasenhuettl membawa skema favoritnya ketika menangani Leipzig ke Southampton, yaitu formasi dasar 4-2-2-2. Berkat skema ini, Southampton mampu bermain rapat, pergerakan pemain, aliran bola yang cepat, serta tekanan yang tinggi.

Walau dalam bertahan para pemain Southampton akan menerapkan high-pressing, namun pressing yang mereka terapkan sifatnya tidaklah agresif. Misal, dua pemain depan Southampton, Che Adams dan Danny Ings, mereka tak menekan bek lawan dengan membabi buta di tiga perempat lapangan.

Adams dan Ings hanya ditugaskan menutup jalur umpan ke tengah. Sedangkan para gelandang sayap, akan diam di area half space, jaga-jaga jika nantinya lawan akan bermain melebar ke sayap. Intinya, sebisa mungkin lawan sudah dibuat tak nyaman saat menguasai bola di daerah sendiri.

Jikapun nantinya bola ke sayap, maka gelandang sayap, bersama dengan pemain-pemain terdekat, akan langsung menekan lawan yang sedang membawa bola di situ. Alhasil, bola kerap terebut dan Southampton langsung masuk fase transisi.

Setelah transisi, Southampton akan menyerang dengan cepat dan vertikal. Para pemain yang tadinya berada dalam posisi menekan, mulai beralih mencari posisi sebagai opsi umpan bagi para pemain yang membawa bola. Bola lalu dialirkan dari kaki ke kaki, menerobos pertahanan lawan.

Sekilas, apa yang diterapkan Hasenhuettl ini mirip dengan apa yang diterapkan Jurgen Klopp di Liverpool. Ya, kenyataannya memang seperti itu. Apalagi, Southampton dipenuhi pemain pekerja keras, tetapi juga mampu mengalirkan bola dengan baik. Perpaduan itulah yang bikin Southampton menakutkan.  

Baca Juga: Southampton Vs Arsenal Tanpa Pemenang

2. Ward-Prowse, si jago sepakan bebas

Satu opsi lain yang membuat Southampton jadi tim kuat musim ini adalah keberadaan pemain yang lihai dalam set-piece. Ia adalah James Ward-Prowse.

Total, sejak memulai debut di Premier League pada 2012/13, Ward-Prowse sudah mencetak sembilan gol lewat tendangan bebas. Khusus di musim 2020/21 ini, ia sudah menorehkan empat gol dan tiga assist dari 13 laga yang sudah dijalani di Premier League bersama Southampton.

Sekadar informasi, saat Southampton tumbang dari Manchester United, Ward-Prowse menyumbangkan sebiji gol dan satu assist. Kelihaiannya dalam mengeksekusi tendangan bebas ini jadi senjata tersendiri bagi Southampton, terutama ketika serangan-serangan open play mengalami kebuntuan.

3. Masih lemah terhadap serangan balik

Geliat Southampton dalam Kerasnya Persaingan di Liga Inggris Southampton. (Twitter.com/SouthamptonFC)

Terlepas dari segala kekuatan yang dimiliki, Southampton nyatanya masih punya titik lemah. Hal itu terungkap tatkala mereka menghadapi United. Mereka lemah terhadap serangan balik cepat, sama seperti Leipzig asuhan Hasenhuettl.

Kuncinya ada pada terbiasanya lawan akan tekanan para pemain Southampton. Saat lawan tetap mampu mengalirkan bola walau sudah ditekan, di situlah Southampton akan kerepotan. Pun ketika lawan memilih untuk bertahan dan tidak mengambil inisiatif permainan, di situ juga Southampton kerepotan.

United mampu melakukan itu. Setelah tertinggal dua gol, mereka melakukan penyesuaian sehingga Southampton kesulitan dan akhirnya berbalik kalah. Jadi, memang benar Southampton sekarang adalah unit di mana banyak pemain pekerja keras saling menopang dalam permainan yang penuh energi.

Namun, tidak bisa dimungkiri, masih banyak yang perlu dibenahi dari Southampton, terutama dalam hal fleksibilitas taktik. Jika mereka mampu melakukannya, bisa saja di akhir musim nanti, Southampton akan finis di papan atas Premier League.  

Baca Juga: 7 Pemain dengan Harga Termahal yang Pernah Dijual oleh Southampton 

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya