Hak Siar Jadi Landasan Permintaan Arema Ditolak Operator Liga 1

Jam malam Liga 1 kembali jadi bahasan yang panas

Jakarta, IDN Times - Hak siar terbukti menjadi alasan operator Liga 1, PT Liga Indonesia Baru, menolak permintaan Arema FC untuk memajukan jadwal kick-off duel Persebaya Surabaya. Lewat surat yang dikirimkan LIB kepada Arema, menurut Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Wahyu Rudanto, menjadi bukti kalau memang ada indikasi kuat kontrak hak siar menjadi penyebab utama laga digelar malam hari.

Sejak awal, panitia pelaksana Arema memang ingin mengikuti arahan dari Polres Malang yang meminta laga dimajukan. Panpel pun berkirim surat kepada manajemen LIB. Sayangnya, permintaan itu tak dikabulkan.

"Pengajuan perubahan jadwal itu ditolak oleh operator kompetisi dengan alasan karena sudah ada kontrak siaran. Ada suratnya," kata Wahyu, Selasa (4/10/2022).

1. Jam malam memang bikin ruwet

Hak Siar Jadi Landasan Permintaan Arema Ditolak Operator Liga 1Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Jam malam memang menjadi bahasan yang klasik sepanjang Liga 1 musim ini. Sejak awal, banyak yang mengeluhkan kompetisi digelar terlalu larut.

Terlebih, buat laga bertensi tinggi macam Arema versus Persebaya. Laga tersebut, dianggap sebagai yang berisiko tinggi.

Suara fans terkait penolakan jam malam sudah begitu kencang terdengar. Jakmania, kelompok fans Persija, dengan tegas menolak laga digelar malam hari dan menuntut otoritas sepak bola Indonesia bisa menggesernya lebih awal.

Baca Juga: Menarik Benang Merah Tragedi Kanjuruhan Lewat Fakta di Lapangan

2. Waktunya pikirkan fans

Hak Siar Jadi Landasan Permintaan Arema Ditolak Operator Liga 1Suasana doa bersama dan tabur bunga untuk korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan bersama pemain dan warga pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Pelatih Dewa United, Nilmaizar, juga meminta kepada seluruh elemen sepak bola yang berwenang untuk bisa bijak dalam mengakomodir keinginan fans. Sebab, menurut Nil, fans sudah melakukan banyak pengorbanan demi bisa menyaksikan tim kesayangannya berlaga.

"Selama ini penonton mengorbankan diri untuk menonton pertandingan selama 2x45 menit. Mereka ada yang rela menginap, keluar uang bensin sendiri, dan lainnya. Saya rasa, memang sudah seharusnya dipikirkan tentang kemudahan penonton untuk menyaksikan pertandingan," ujar Nil kepada IDN Times.

3. Harus ada SOP yang seragam

Hak Siar Jadi Landasan Permintaan Arema Ditolak Operator Liga 1Suasana Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Mantan COO PT LIB, Tigorshalom Boboy, meminta kepada otoritas terkait untuk bisa melakukan evaluasi dan menyamakan prosedur standar operasional (SOP) pengamanan dalam stadion. Sebab, SOP yang dimiliki polisi serta FIFA begitu berbeda. Jurang pemisah ini yang harus dibenahi, agar penonton bisa menonton langsung di stadion dengan aman dan nyaman.

"Regulasi punya PSSI itu harus jadi dasar, acuan terlebih dulu. Dalam setiap pertandingan, itu ada runutan pertandingan, termasuk juga milik security officer. Di situ juga harus dijelaskan kapan pintu harus dibuka, penonton boleh masuk, dan tim datang, sampai ujungnya pertandingan selesai. Pertandingan tidak hanya selesai dalam 2x45 menit, tapi sampai memastikan semua penonton pulang dalam keadaan selamat," kata Tigor.

Baca Juga: Liga 1 Ditunda Lebih Lama Imbas Tragedi Kanjuruhan

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya