Liga 1 Wanita yang Mati Suri Harus Digulirkan Lagi

Liga 1 Putri 2019 sempat menjawab harapan

Jakarta, IDN Times - Indonesia pernah menaruh perhatian yang besar pada sepak bola wanita. Terbentuknya Galanita (Liga Sepak Bola Wanita) pada 1970-an, membuat sepak bola wanita menggeliat. Geliat itu sempat hadir lagi dalam wujud Liga 1 Putri 2019.

Berkat perhatian itu, pada era 1970-an akhir hingga pertengahan 80-an, sepak bola wanita Indonesia mampu unjuk gigi di ajang internasional. Di ajang Piala Asia Wanita, Indonesia dua kali menduduki peringkat keempat, yakni pada 1977 dan 1986.

Bahkan, potret sepak bola wanita Indonesia yang terbilang begitu harum namanya, sempat dituangkan dalam film Warkop DKI berjudul, "Maju Kena Mundur Kena".

Dalam satu scene terlihat ada tim sepak bola Buana Putri, yang merupakan raksasa di Galanita. Jelas sekali, bagaimana gegap gempita sepak bola wanita kala itu.

Namun, setelahnya sepak bola wanita mati suri. Minimnya partisipasi dan ruang bagi wanita di sepak bola Indonesia, plus tidak adanya kompetisi, membuat sepak bola wanita tidak terdengar lagi gaungnya. Namun, semua itu berubah pada 2019.

Pada tanggal 5 Oktober 2019, Liga 1 Putri sempat dihelat di Indonesia. Ketika itu, talenta-talenta sepak bola wanita sempat bermunculan ke permukaan.

1. Munculnya talenta-talenta sepak bola wanita

Liga 1 Wanita yang Mati Suri Harus Digulirkan LagiGelandang Timnas Wanita Indonesia, Reva Octaviani (instagram.com/revaoctaviani08)

Liga 1 Putri 2019 cukup semarak kala itu. Selain nama-nama macam Zahra Muzdalifah maupun Safira Ika Putri yang memang sudah rutin membela Timnas Wanita Indonesia, ada juga nama-nama lain yang pada akhirnya mencuat ke permukaan.

Naomi Nielsen, Basia Putri, Insafadya Salsabilla, Reva Octaviani, Norffince Boma, Siti Latipah Nurul Inayah, serta Helsya Maeisyarih mulai muncul dan dikenal publik. Mereka seolah jadi cerminan sepak bola wanita Indonesia tidak kehilangan talenta.

Baca Juga: Timnas Wanita Kena Bantai Lagi saat Lawan Thailand

2. Sempat menjawab harapan para pesepak bola wanita

Liga 1 Wanita yang Mati Suri Harus Digulirkan LagiPersib Bandung, Juara Liga 1 Putri 2019. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Boma, yang tampil di Liga 1 Putri 2019 bersama Galanita Persipura, menyebut gelaran Liga 1 Putri 2019 ini menjawab harapan para pesepak bola wanita. Menurutnya, kehadiran kompetisi macam ini juga akan menjadi momen munculnya bakat-bakat baru.

"Ya, (Liga 1 Putri ini) sangat menjawab sekali (harapan dari pesepak bola perempuan Indonesia). Kalau ada Liga 1 pasti pemain-pemain hebat yang tersembunyi akan muncul,” ujar Boma saat ditemui di Sawangan, September 2019 lalu.

Kendati berlangsung dalam waktu sebentar nan padat, Liga 1 Putri 2019 ini berjalan cukup ketat. Persib Putri sukses menjadi juara di ajang ini, usai menundukkan Tira-Persikabo Kartini di babak final. Beberapa petinggi PSSI kala itu pun menyambut baik terselenggaranya Liga 1 Putri ini.

"Saya berharap kompetisi ini terus berjalan," ujar Papat Yunisal, salah satu mantan anggota Komite Eksekutif PSSI.

"Keikutsertaan klub akan sangat membantu PSSI dalam pengembangan dan pembinaan sepak bola wanita di Indonesia," ujar mantan Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha.

Sayang, selepas semarak ini, Liga 1 Putri hilang lagi gaungnya. Pesepak bola wanita Indonesia pun terombang-ambing lagi.

3. Liga 1 Putri yang memang harus dibangkitkan lagi

Liga 1 Wanita yang Mati Suri Harus Digulirkan LagiPersib Bandung, Juara Liga 1 Putri 2019. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Berselang tiga tahun kemudian, Timnas Wanita Indonesia mendapatkan kesempatan tampil di Piala Asia 2022. Momen ini pun jadi bukti, betapa pentingnya partisipasi serta ruang bagi sepak bola wanita di Indonesia. Garuda Pertiwi jadi bulan-bulanan lawan.

Tercatat, Timnas Wanita Indonesia tumbang dari Australia dengan skor 0-18, serta kalah dari Thailand dengan skor 0-4. Garuda Pertiwi gagal mencetak gol, tetapi kebobolan 22 gol. Hasil-hasil ini mencerminkan pentingnya keberadaan kompetisi sepak bola wanita di Indonesia.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya Liga 1 Putri dibangkitkan lagi. Dengan adanya kompetisi, maka talenta sepak bola wanita akan terasah. Mereka juga akan terbiasa dengan laga-laga level tinggi, sehingga tidak akan canggung bersua pesepak bola wanita dari negara lain.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya