Nuansa Liga 1 2021/22 yang Berbeda dan Sepi Suporter

Nuansa meliput Liga 1 2021/22 benar-benar berbeda

Jakarta, IDN Times - Lazimnya, meliput pertandingan Liga 1 kerap menghadirkan kesenangan tersendiri. Bukan cuma bisa menyaksikan laga secara langsung di stadion, ada yang membuat momen liputan Liga 1 selalu menyenangkan.

Suara dukungan suporter, riuh terompet yang ditiup dari tribune, plus melihat langsung kelakuan fans yang kadang-kadang bisa geleng-geleng kepala, adalah kenikmatan yang bisa dirasakan ketika liputan Liga 1.

Tidak cuma itu, liputan Liga 1 juga bisa jadi momen silaturahmi. Ketika seorang wartawan mengenal pemain atau pelatih, momen ini juga dapat menjadi media untuk bertegur sapa dan saling berbagi kabar di area mixed zone.

Namun, pandemik COVID-19 mengubah semua itu. Sekarang, di musim 2021/22, momen liputan Liga 1 memiliki batasan-batasan dan protokol kesehatan yang harus dipatuhi oleh para wartawan yang meliput.

1. PCR dan swab antigen jadi kewajiban

Nuansa Liga 1 2021/22 yang Berbeda dan Sepi SuporterProtokol kesehatan Liga 1 2021/22. (Dok. Sandy Firdaus/IDN Times)

IDN Times berkesempatan untuk melakukan liputan Liga 1 2021/22 pada Sabtu (4/9/2021). Ada dua laga yang akan kami liput, yaitu laga PSIS Semarang lawan Persela Lamongan, serta Borneo FC menghadapi Persebaya Surabaya.

Karena laga pertama, yaitu PSIS lawan Persela, dihelat pada pukul 15.15, kami harus datang dua jam lebih awal. Bukan untuk menghindari kerumunan suporter seperti umumnya, tetapi untuk melalui proses swab antigen.

Ya, setibanya di venue pertandingan, Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, kami langsung melalui proses swab antigen. Hal itu untuk memastikan apakah kami positif atau negatif terpapar COVID-19. Alhamdulillah, kami negatif.

Selepas itu, kami langsung melakukan registrasi untuk mendapatkan ID Card khusus di venue. Khusus untuk fotografer, mereka perlu melampirkan hasil tes PCR negatif, karena mereka bersinggungan langsung dengan area teknis, yakni lapangan.

Swab antigen jelang laga ini memang bukan hal baru. Di Piala Menpora 2021, wartawan yang meliput juga diharuskan untuk melakoni swab antigen. Hasil negatif, baru mereka bisa melakukan peliputan.

Sedangkan untuk hasil tes PCR, itu merupakan kewajiban yang memang ditekankan PT Liga Indonesia Baru (LIB) kepada para panitia penyelenggara laga. Hal ini merupakan syarat yang diberikan Satgas COVID-19, Kemenkes, dan Kemenko Marves.

Baca Juga: Ada Peluang Lokasi Tempur Liga 1 dan Liga 2 Ditambah

2. Aplikasi PeduliLindungi harus ada di gawai

Nuansa Liga 1 2021/22 yang Berbeda dan Sepi SuporterProtokol kesehatan Liga 1 2021/22. (Dok. Sandy Firdaus/IDN Times)

Selain tes PCR dan swab antigen, hal lain yang juga patut disiapkan para wartawan saat menjalani liputan Liga 1 2021/22 di masa pandemik COVID-19 ini adalah aplikasi PeduliLindungi. Selain pemain, pelatih, dan ofisial tim, wartawan juga kudu mengunduh aplikasi ini.

Di dalam aplikasi tersebut, tersimpan data tentang vaksinasi yang sudah dijalani, plus data tes PCR yang sudah diambil. Penggunaan aplikasi ini semata untuk mengecek, apakah wartawan yang bersangkutan sudah melakoni dua kali vaksinasi atau belum.

Makanya, jangan heran jika melihat banyak QR Code bertebaran di stadion. Alat ini yang nantinya akan dipakai untuk memindai data kita yang ada di PeduliLindungi. Tidak cuma itu, QR Code ini juga akan menampilkan jumlah maksimal orang yang boleh ada di stadion.

Sebelum kami bergerak menuju area tribune media, kami sempat mencoba memindai lewat aplikasi ini. Di situ langsung terpampang data vaksinasi dan testing kami, plus jumlah orang yang sudah ada di stadion.

3. Stadion benar-benar sepi!

Nuansa Liga 1 2021/22 yang Berbeda dan Sepi SuporterSuasana stadion Liga 1 2021/22. (Dok. Sandy Firdaus/IDN Times)

Menginjak tribune media, pemandangan berbeda kembali kami rasakan. Suasana stadion yang biasa riuh oleh suporter, sekarang benar-benar sepi. Tabuhan-tabuhan drum dari fans tidak terdengar lagi.

Namun, yang menarik adalah, teriakan-teriakan pemain dan pelatih di lapangan, terdengar hingga ke tribune. Umpatan-umpatan pemain dan pelatih, yang biasanya tertutupi riuh suara suporter, sekarang jelas terdengar.

Keluh kesah pemain terhadap keputusan wasit, kekesalan saat ada rekan yang dilanggar, plus teriakan kebahagiaan kala mencetak gol, jadi pengganti ekspresi dukungan suporter yang tidak diperbolehkan hadir di stadion. Ini jadi keseruan tersendiri.

Dua laga sukses kami liput sampai selesai. Sebuah suasana baru tercipta. Perjalanan melalui protokol kesehatan saat meliput Liga 1, plus atmosfer baru yang kami rasakan di stadion, diakhiri dengan kemenangan Borneo atas Persebaya dengan skor 3-1.

Oh iya, untuk sesi jumpa pers sebelum dan setelah laga pun digelar secara virtual. Alhasil, sudah dipastikan tidak ada tatap muka antara wartawan dan tim sebelum dan setelah laga. Pun dengan wawancara di area mixed zone. Benar-benar nuansa berbeda.

4. LIB memang tegaskan soal protokol kesehatan

Nuansa Liga 1 2021/22 yang Berbeda dan Sepi SuporterDirektur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita (kiri) dan Direktur Operasional LIB, Sujarno (kanan) pastikan klub siap mentas di Liga 1. (IDN Times/Ilyas Mujib).

Dalam beberapa kesempatan, LIB sebagai operator kompetisi menegaskan mereka bakal menerapkan protokol kesehatan yang ketat di liga. Selain karena anjuran dari beberapa pihak, hal itu juga untuk menekan penyebaran COVID-9 di area stadion.

Bahkan, LIB sudah membentuk sebuah pakta integritas bersama klub-klub Liga 1 2021/22. Pakta ini mengatur pelaksanaan prokes di ajang tersebut. Jika ada klub yang melanggar, sanksi berat sudah menanti mereka.

"Bila melanggar, ada sanksinya. Misalkan secara aturan boleh main, tetapi karena melanggar protokol kesehatan, nantinya tidak bisa masuk stadion dan gagal berlaga, karena harus diisolasi dulu," tutur Direktur Utama LIB, Akhmad Hadian Lukita.

5. Wartawan senang dengan protokol ini

Nuansa Liga 1 2021/22 yang Berbeda dan Sepi SuporterProtokol kesehatan Liga 1 2021/22. (Dok. Sandy Firdaus/IDN Times)

Salah satu wartawan yang juga datang meliput ke Wibawa Mukti, Cendra, menyebut penerapan protokol kesehatan yang ketat di Liga 1 adalah hal yang bagus. Menurutnya, itu sudah sesuai dengan standar kesehatan.

"Bagus sih, soalnya sudah sesuai dengan standar kesehatan yang diterapkan. Toh, ini juga untuk menjaga kesehatan dari semua pihak. Jadi, saya baik-baik saja," tutur Cendra.

Cendra juga mengaku, untuk ke depannya, berharap LIB dan panitia pelaksana pertandingan menjaga penerapan protokol kesehatan ini sampai kompetisi tuntas. Konsistensi memang kerap jadi pekerjaan rumah tersendiri.

"Screening sudah bagus. Tinggal nanti konsisten protokol kesehatan ini diterapkan sampai Liga 2021/22 selesai, atau setidaknya sampai pandemik COVID-19 nanti usai," ujar Cendra.

Baca Juga: Momen Persebaya Tunjukkan Kualitas Pemain Lokal di Liga 1  

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya